Peristiwa Daerah

Tunggu Lampu Hijau Pondok Lirboyo, PWNU Jatim Siap Polisikan Eko Kuntadhi 

Rabu, 14 September 2022 - 12:16 | 37.01k
Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur dalam video tafsir Surat Ali Imran ayat 14. (FOTO: Dok.NU Online)
Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur dalam video tafsir Surat Ali Imran ayat 14. (FOTO: Dok.NU Online)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ketua Media Center Nahdlatul Ulama (NU) Jatim Syukron Dosi memastikan jika Pengurus Wilayah NU Jatim (PWNU Jatim) siap membawa pegiat media sosial Eko Kuntadhi ke ranah hukum. 

Eko Kuntadhi dinilai telah menghina Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Namun hingga saat ini belum terlontar permintaan maaf.

Semua bermula dari cuitan Eko di twitter yang mengunggah potongan video Ning Imaz. 

Di dalam video yang diproduksi oleh NU Online itu, Ning Imaz sedang menjelaskan tentang tafsir Surat Ali Imran ayat 14. Video ini juga diunggah di TikTok NU Online dengan judul thumbnail Lelaki di Surga Dapat Bidadari, Wanita Dapat Apa?

Potongan video ini kemudian diunggah Eko Kuntadhi. Dalam potongan tersebut, ada keterangan atau caption berupa ungkapan yang bernada kasar.

"Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan,” demikian tulisan atau caption yang ada dalam video unggahan Eko Kuntadhi itu. 

Sejurus kemudian, unggahan Eko Kuntadhi dengan bubuhan kata-kata kasar di dalam video Ning Imaz tersebut dikomentari oleh Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia-New Zealand Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir. 

Gus Nadir mengatakan, Eko Kuntadhi boleh saja tidak sepakat dengan pendapat Ning Imaz, tetapi tidak perlu melabeli kata tolol. Gus Nadir juga menjelaskan kepada Eko Kuntadhi bahwa Ning Imaz merupakan putri kiai dari Pesantren Lirboyo. Eko Kuntadhi lantas diminta untuk belajar menjadi santun dalam menerima perbedaan.  

"Yang anda posting itu video Ning Imaz dari Ponpes Lirboyo, istri dari Gus Rifqil Moeslim. Beda pendapat hal biasa. Tapi gak usah melabeli dengan kata tolol. Posting saja video aslinya. Bukan yang sudah ditambahi kata-kata tolol. Belajarlah untuk santun dalam perbedaan,” ungkap Gus Nadir dalam Twitter. 

Setelah mendapat komentar dari Gus Nadir, cuitan unggahan video Ning Imaz yang sudah ditambahi kata kasar itu langsung dihapus oleh Eko Kuntadhi. Namun respons netizen pun berdatangan, tak terkecuali dari Gus Rifqil Moeslim, suami dari Ning Imaz. 

Gus Rifqil tak segan untuk mengajak Eko Kuntadhi bertemu untuk menyelesaikan persoalan ini. Namun, hingga kini, belum ada respons lagi dari Eko Kuntadhi. Bahkan, setelah menghapus postingan itu, belum ada permintaan maaf yang diungkapkan Eko Kuntadhi. 

"Mas Eko Kuntadhi, apakah sudah lihat penjelasan istri saya secara lengkap di NU Online? Atau kalau ada waktu, kapan kita kopdar untuk bahas surat Ali Imran ayat 14 Tafsir Ibnu Katsir,” kata Gus Rifqil Moeslim. 

Syukron menjelaskan, PWNU Jatim terus melakukan komunikasi dengan pihak Ponpes hingga saat ini. Terutama dengan Gus Rifqil. 

"Kami sejak kemarin komunikasi dengan Gus Rifqil suami Ning Imaz. Rencananya besok si Eko Kuntadhi akan sowan ke Gus Rifqil dan istri untuk meminta maaf," terang Syukron, Rabu (14/9/2022). 

Jika Eko Kuntadhi tak memenuhi janjinya datang, maka PWNU Jatim siap membawa masalah ini ke tingkat kepolisian. 

"Langkah hukum juga sedang disiapkan NU Jatim, sambil menunggu lampu hijau dari Pengasuh Ponpes Lirboyo dan tentunya dari Gus Rifqil dan Istri. Dengan catatan silaturrahim besok tidak dilakukan oleh si Eko," tegasnya. 

Diketahui, dalam video yang diproduksi oleh NU Online itu, Ning Imaz sedang menjelaskan tentang tafsir Surat Ali Imran ayat 14. Video ini juga diunggah di TikTok NU Online dengan judul thumbnail Lelaki di Surga Dapat Bidadari, Wanita Dapat Apa?

Berikut transkrip penjelasan Ning Imaz terhadap Surat Ali Imran ayat 14 di dalam video yang diunggah Eko Kuntadhi di twitter: 

Jadi sebetulnya orientasi kenikmatan tertinggi bagi laki-laki adalah perempuan. Makanya hadiahnya di surga nanti adalah bidadari. Tapi kalau perempuan tidak. Perempuan di surga nanti, kenikmatan tertingginya bukan laki-laki. Makanya tidak ada bidadara, tidak ada. Perhiasan, perempuan itu menyukai perhiasan. Hal-hal yang indah, karena dia sendiri perhiasan dan dia juga menyukai perhiasan. 

Di surga nanti, perempuan diiming-imingi diberikan perhiasan yang luar biasa dan tidak bisa di-tashawur-kan keindahannya di dunia ini. Hanya bisa diketahui nanti di surga. Karena hal tersebut memang sudah ciptaannya demikian. Laki-laki orientasi tertinggi adalah perempuan. Hanya karena perempuan, laki-laki bisa menghalalkan cara. Betul atau tidak? Di sini laki-laki semua (jawab: betul. Semua tergantung imanmu). 

Nah ini menunjukkan memang, bahkan nash Al-Qur’an juga begitu. Hubbusy-syahawati minannisa, perempuan dulu ini, wal banin, baru anak-anak. Baru harta dan tahta. Itu memang sudah nash-nya. Itu sebabnya mengapa di surga nanti adanya untuk laki-laki, bidadari, sedangkan untuk perempuan diberikannya perhiasan dan keindahan-keindahan yang lain.

Karena orientasi tertinggi bagi perempuan, itu bukan laki-laki. Tapi justru dunia ini. Makanya orientasi tertinggi bagi laki-laki, itu adalah perempuan. Karena dari perempuan, laki-laki bisa menghalalkan segala cara.

Keterangan Ning Imaz soal bidadari tersebut merupakan jawaban atas sejumlah pertanyaan warganet (netizen) yang masuk ke redaksi NU Online. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES