Hukum dan Kriminal

Polres Jombang Komitmen Tuntaskan Kasus Intimidasi Jurnalis

Kamis, 08 September 2022 - 15:52 | 22.17k
Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Giadi Nugroho. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Giadi Nugroho. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANGPolres Jombang berkomitmen akan menuntaskan kasus intimidasi yang menimpa jurnalis TVOne saat liputan kericuhan turnamen voli antar pelajar SLTA di GOR Merdeka Jombang, Rabu (31/8/2022).

Komitmen tersebut disampaikan Kapolres Jombang AKBP Moh. Nurhidayat melalui Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Giadi Nugroh. "Masih dalam tahap penyelidikan, terkait identitas terduga pelaku akan disampaikan ketika penyelidikan telah dirasa cukup," ungkapnya saat dikonfirmasi TIMES Indonesia, Kamis (8/9/2022).

Sebelumnya, karena dinilai terlalu lama dalam proses penanganan kasus intimidasi terhadap jurnalis ini, kuasa hukum korban desak Polres Jombang segera memanggil dan memeriksa terduga pelaku.

intimidasi-jurnalis.jpgMuhammad Fajar El Jundy saat menunjukan surat laporan ke Polres Jombang terkait intimidasi yang menimpanya. (FOTO: PWI Jombang)

"Kami mendesak agar kepolisian segera memanggil dan memeriksa terduga pelaku sebagaimana yang dimaksud dalam laporan klien kami," kata Beny Hendro Yulianto usai menemui kliennya Muhammad Fajar El Jundy di Kantor PWI Jombang, Kamis (8/9/2022).

Menurutnya, dalam kasus ini Polres Jombang dinilai lamban. Padahal, kasus ini sudah menjadi sorotan publik hingga seluruh media nasional.

"Dalam kasus ini, kepolisian terlihat santai padahal laporan sudah masuk sejak tanggal 31 Agustus 2022 lalu. Kami juga mengapresiasi kepada PWI, IJTI, AJI dan organisasi lainnya yang telah memberikan dukungan terhadap klien kami," ungkap Beny.

Selain itu, pihaknya menyambut positif kedatangan pihak sekolah yang telah mengakui kesalahan oknum guru dan meminta maaf kepada kliennya.

"Dalam obrolan kemarin pihak mereka mengaku telah melakukan intimidasi kepada klien kami dan juga minta maaf," jelasnya.

Terkait itikad baik dari pihak sekolah yang meminta maaf dan mengajak berdamai sudah disampaikan ke kliennya. "Sudah saya sampaikan. Klien kami menerima permohonan maaf tersebut, namun proses hukum harus tetap dilanjutkan," tegasnya.

Terakhir pihaknya dengan tegas mendesak agar kasus ini segera ditangani dan terduga pelaku segera dipanggil untuk menjalani pemeriksaan. "Agar status hukum semakin jelas," pungkasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sutono Abdillah Ketua PWI Jombang bahwa permintaan maaf dari pihak sekolah diterima dengan baik, namun proses hukum akan tetap dilanjutkan. "Dimaafkan, tapi proses hukum akan tetap dilanjutkan," ungkapnya singkat.

Kronologi Intimidasi Jurnalis Jombang

Seperti yang diketahui, kamera dirusak hingga mendapatkan intimidasi harus dialami oleh Muhammad Fajar El Jundy, seorang jurnalis TV saat melakukan tugas peliputan pada turnamen Voli di GOR Jombang, Rabu (31/8/2022).

Perlakuan kurang terpuji itu diduga dilakukan oleh oknum Guru SMK Dwija Bhakti Jombang kepada Fajar saat hendak mengambil gambar terjadinya kericuhan pada laga semi final pertandingan voli antar pelajar se-Jombang Bupati Cup 2022.

Puluhan pelajar terpancing emosi setelah tim dari SMK Dwija Bhakti Jombang yang bertanding melawan SMK Negeri 3 Jombang kalah dengan skor 2:3.

Saat itulah puluhan pelajar diduga merupakan suporter SMK Dwija Bhakti merangsek dan meluapkan amarahnya. Selain merusak pagar, mereka juga menjebol matras.

Fajar yang sehari-hari merupakan stringer atau juru kamera TVOne mengatakan, kejadian bermula saat dirinya mulai merekam detik-detik kericuhan.

Tiba-tiba saja, ada salah satu oknum guru yang mendekati. Sambil berharap kejadian itu tidak direkam, Fajar juga mendapatkan perlakuan kasar. Bahkan kamera yang dia bawa juga dirampas serta dirusak.

"Waktu di depan gerbang saya sudah ambil gambar dapat 3 kat, mau masuk gak boleh saya mundur lalu kamera saya dirampas, saya sudah coba memintanya tapi tidak diberikan, padahal saya bilang saya dari media," kata Fajar.

Fajar juga mengaku digiring ke dalam GOR sambil diapit oleh oknum guru. Alasanya, dia diajak bertemu dengan kepala sekolah SMK Dwija Bhakti.

Oknum guru itu lantas memberikan kamera milik jurnalis TVOne itu kepada Kepala Sekolah. Mereka lantas memaksanya menghapus hasil rekaman tersebut. "Jadi saya dipiting ke dalam, diajak ketemu kepala sekolahnya, kamera saya langsung diberikan kepada kepala sekolah lalu dipegang erat di tempat duduknya, mereka meminta saya memastikan rekaman itu sudah saya hapus," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES