Politik

Gus Hans Berharap Risma Bisa Running di Pilgub Jatim 2024, SSC Prediksi Bakal Melesat

Rabu, 07 September 2022 - 14:59 | 49.06k
Gus Hans. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Gus Hans. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Elektabilitas Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa masih berada di angka 30 persen menurut hasil survei Surabaya Survey Center (SSC). Direktur SSC, Mochtar W Otomo, angka tersebut belum aman untuk running di Pilgub Jatim 2024.

Pandangan serupa dilontarkan Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans. Jubir Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2018 itu bahkan menyebut sangat mengkhawatirkan. 

“Saya kira untuk incumbent 30 persen itu sangat mengkhawatirkan ya, apalagi di bawahnya langsung itu kan Bu Risma (Tri Rismaharini/12,8 persen). Di last minute, saya kira bisa jadi ancaman,” katanya di Surabaya, Rabu (7/9/2022).

Mengapa Risma menjadi ancaman? Menurut Gus Hans, karena dua perempuan tersebut memiliki karakter berbeda dalam mendongkrak elektabilitas. 

Khofifah dinilainya lebih mengandalkan jalur nepotisme jamaah lembaga yang dipimpinnya, sedangkan Risma menggunakan jalur meritokratisme.

“Khofifah itu lebih mengandalkan kedekatan emosional para jamaah Muslimat NU sehingga tidak perlu kinerja. Jadi kedekatan-kedekatan nerpotismenya yang diandalkan, tapi apa ya Muslimat NU selamanya? Sementara Risma tidak memiliki kekuatan nepotisme sekuat Khofifah karena tidak memiliki Muslimat NU, tapi kinerjanya bisa kita lihat,” nilainya.

Ya, Khofifah memang cukup mengakar di Muslimat NU, mengingat sudah 22 tahun menjadi ketua umum sejak menggantikan Aisyah Hamid Baidlawi pada 2000.

“Nah sekarang tinggal masyarakat Jatim sudah secerdas apa? Mau melihat kinerja atau kedekatan-kedekatan emosional untuk membangun Jatim ke depan,” tandas Gus Hans yang juga Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang.

Gus Hans juga melihat Pilgub Jatim 2024 akan berlangsung seru jika Risma memutuskan running. Apalagi kalau melihat track record dengan value yang ada di lapangan.

Risma disebut bisa cepat mengejar ketinggalan elektabilitas dari Khofifah kalau melihat kerja-kerjanya selama ini. Hal itu juga sudah ditunjukkannya saat memimpin Surabaya dan direkam pusat sehingga ditarik Presiden RI Jokowi menjadi Menteri Sosial.

“Jadi memang ya orang melihat bukan karena faktor kedekatan emosional, tapi karena memang dia bekerja,” tuntas Gus Hans.

Demikian pula dengan Mochtar. Ia menilai Risma memilki kans besar melanjutkan langkah politik di Pilgub Jatim. Popularitas mantan Wali Kota Surabaya ini masih cukup tinggi. 

"Tentu saja (Risma, red) juga memiliki kans karena popularitasnya sebagai mantan Wali Kota Surabaya dan sebagai Mensos hingga saat ini cukup tinggi," kata Mochtar.

Bahkan, lanjutnya, hasil survei SSC Agustus kemarin menunjukkan elektabilitas Risma sebagai Cagub berada di urutan kedua setelah Khofifah atau berada di angka 12,8 persen. 

"Sebagai salah satu aset dan sekaligus pengurus DPP PDIP, Risma tentu harus diperhitungkan sebagai salah satu kandidat Cagub Jatim 2024," tandasnya.

Lantas, apakah Risma mampu melawan kekuatan Muslimat NU di Jatim? 

"Nyatanya Pak Dhe Karwo dua kali bisa mengalahkan," tukasnya seraya tersenyum tipis. 

Mochtar yakin jika Risma adalah kompetitor setanding dan sebanding bagi Khofifah. Keberhasilan Risma memimpin Surabaya selama 10 tahun dengan begitu banyak legacy menjadi bukti nyata ingatan masyarakat terhadap sosok sederhana tersebut. 

"Keberhasilan selama 10 tahun memimpin Surabaya dengan begitu banyak legacy saya rasa masih tersimpan di benak masyarakat, tinggal menggugahnya kembali di momen yang tepat," ungkapnya. 

"Maka bukan hal yang muskil popularitas dan elektabilitasnya akan kembali meroket untuk mengejar eleklabilitas Khofifah," tambah Mochtar. 

Namun, lanjutnya, sekali lagi itu sangat bergantung bagaimana Risma mampu membangun momentum kembali dan mampu mendapatkan dukungan partai dengan segenap militansi jaringannya. 

Bagaimanapun juga, PDIP tidak kekurangan stok kandidat cagub di Pilgub Jatim 2024. Ada Kusnadi, Budi Kanang Sulitiyono, Hanindhito Pramono, Eri Cahyadi, M Nur Arifin, Ony Anwar Harsono, Sugiri Sancoko dan banyak lagi kader potensial PDIP di Jatim. "Risma bukan hanya harus mampu meyakinkan DPP. Lebih dari itu adalah mampu merangkul semua kandidat potensial itu, karena semua memiliki akar," tutur Gus Hans(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES