Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Indonesia yang Lebih Cerah

Selasa, 06 September 2022 - 10:29 | 23.67k
Muhammad Yunus, Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA).
Muhammad Yunus, Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Berita menggembirakan disampaikan oleh kompas.com edisi Senin, 5 September 2022 bahwa santri di salah satu pesantren di Jawa Barat lolos 100% yang mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SMPTN). Berita itu saya anggap menggembirakan karena akan ada sumber daya manusia yang sanagt diharapkan dengan kapabilitas keseimbangan spiritualitas dan intelektualitas.

Santri merupakan terma yang diberikan kepada masyarakat yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Seperti kita ketahui pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam dengan sistem boarding yang memiliki pengasuh (Kyai/ Bu Nyai) yang membina santrinya selama 24 jam dengan topangan pendidikan islam yang baik, tidak sekedar pengetahuan tetapi juga praktik, sehingga menghasilkan seorang dengan akhlak yang baik. Maka seorang santri telah diberikan modal yang cukup dari sisi pengetahuan keagamaan sekaligus praktik keagamaanya. Inilah modal spiritualitas yang cukup. Dengan demikian, seorang santri yang lolos masuk PT baik negeri maupun swasta sesungguhnya memiliki kesempatannya untuk mengasah intelektualitasnya, soft skill dan hard skill, sehingga seorang santri sekaligus sarjana sangat diharapkan mengisi kemerdekaan RI dimasa-masa yang akan datang.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Santri sejati dengan binaan pendidikan pesantren mampu menjadi seorang yang bisa menjaga etika dan perilakukanya dari akhlak yang tercela. Pendidikan karakter yang selama ini menjadi PR besar bagi dunia pendidikan umum sudah selayaknya mengucapkan terima kasih kepada pondok pesantren. Kurikulum pesantren yang tidak sekedar transfer of knowledge tetapi juga internalisasi nilai, adalah cerminan pendidikan karakter yang selama ini menjadi PR bangsa ini. Maka tidak heran jika pemerintah melalui Kemendikbudristek, Baznas, dan Kemenag banyak memberikan beasiswa kepada santri untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

Memang jika kita telisik, manusia itu sejatinya terdiri dari unsur rohani dan jasmani, hati dan akal. Unrut rohani dan hati akan lari melalui pendekatan spiritualitas. Harus ada giat-giat khusus untuk mengasah spiritualitas ini. Ini wilayah rasa, wilayah abstract yang harus dilatih dan dilakoni. Tidak cukup hanya dengan pengetahuan tapi lakon nyata sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT. Melakui lakon inilah akan terbentuk akhlakul karimah.

Sementara jasmani dan akal harus diasah dengan pendekatan intelektualitas. Intelektualitas memberikan ruang untuk pengembangan daya nalar, bakat minat, dan juga kepemimpinan, disamping disiplin keilmuan. Inilah keseimbangan hardskill dan softskill itu. Terbentuk melalui proses pendidikan formal dan aktifitas membaca. Perguruan tinggi mengantarkan kearah itu.

Singkat kata, pemberian beasiswa dan berita lolosnya 100% dari santri salah satu pondok pesantren yang mengikuti seleksi masuk PTN adalah berita yang sangat menggemberikan. Karena 4 tahun lagi akan ada sarjana yang imbang dari sisi intelektualitas dengan topangan spiritualitas yang baik. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Muhammad Yunus, Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES