Ekonomi

Alami Penyesuaian Harga BBM, Tarif Bus Lorena Naik Rp40.000

Selasa, 06 September 2022 - 14:44 | 29.87k
Managing Director Eka Sari Lorena Transport Dwi Ryanta Soerbakti melakukan pemaparan terhadap penyesuaian harga BBN. (Foto: Dok. LRNA)
Managing Director Eka Sari Lorena Transport Dwi Ryanta Soerbakti melakukan pemaparan terhadap penyesuaian harga BBN. (Foto: Dok. LRNA)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat sejumlah pihak angkutan antarprovinsi (AKAP) langsung menaikkan tarif. Hal ini juga dilakukan  PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) sebagai bentuk penyesuaian harga, karena adanya kenaikan BBM Subsidi dan Non-Subsidi, Sabtu (3/9/2022).

Managing Director Eka Sari Lorena Transport Dwi Ryanta Soerbakti mengatakan, per tanggal 4 September 2022 lalu, pihaknya sudah memberlakukan kenaikan tarif untuk divisi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) untuk seluruh rute perjalanan. Kenaikan ini tidak terlalu tinggi yakni Rp40.000.

"Kenaikan tarif bus Lorena untuk sementara tidak terlalu tinggi, yakni di kisaran Rp30.000 sampai Rp40.000. “Ini mengingat daya beli masyarakat yang belum pulih 100 persen,” kata Ryanta, dalam keterangan pers.

LRNA juga melakukan penyesuaian tarif untuk divisi bus angkutan bandara atau Jabodetabek Airport Connexion (JAC) dan divisi commuter lines atau Jabodetabek Residencial Connexion (JRC) dan Trans Jabodetabek Reguler mulai 5 September atau hari ini. Kenaikan tarif bus untuk divisi tersebut ditetapkan sekitar Rp3.000 sampai Rp10.000.

Pihak Lorena belum bisa memperkirakan secara pasti dampak kenaikan harga tiket bus terhadap permintaan penumpang kendaraan tersebut. “Kami masih harus melihatnya dalam satu bulan ke depan,” tukas dia.

Ryanta menambahkan, biaya BBM berkontribusi sekitar 35%-40% dari total biaya operasional bus Lorena, sehingga adanya kenaikan harga BBM tentu bisa berdampak pada kelangsungan usaha perusahaan tersebut.

Tak hanya itu, kenaikan harga BBM juga dikhawatirkan akan menimbulkan efek domino berupa kenaikan harga suku cadang dan komponen lainnya. Manajemen Lorena pun terus-menerus melakukan evaluasi guna mengatasi dampak dari tantangan tersebut.

"Hal tersebut yang harus kami waspadai dan evaluasi terus menerus. Untuk permintaan pelanggan, kami masih harus melihat 1 bulan ke depan. Namun karena kami tahu daya beli masyarakat masih belum pulih, kami hanya melakukan kenaikan yang tidak terlalu besar," tambahnya.

Tahun lalu, pendapatan usaha LRNA mencapai Rp70,20 miliar, naik 7,92 persen dari tahun sebelumnya Rp65,046 miliar. Kenaikan 20 persen, artinya target pendapatan tahun ini sebesar Rp84,24 miliar. Perseroan yang didirikan dengan nama awal CV Lorena tahun 1970 ini mampu menekan rugi bersih sebesar 38 persen menjadi Rp26,47 miliar pada 2021, dari rugi bersih 2020 senilai Rp43,03 miliar per 2020. Adanya knaikan pendapatan hingga Rp14 miliar, LRNA optimistis dapat berbalik laba bersih pada tahun ini.

Data LRNA, saat ini tren penumpang juga mengalami kenaikan. Ryanta menyebut utilisasi bus sepanjang kuartal I/2022 mencapai 50 persen, sedangkan pada kuartal II/2022 mencapai 80 persen armada. Dengan demikian sepanjang Semester I/2022 total armada beroperasi antara 60--65 persen. Eka Sari Lorena optimistis utilisasi bus hingga akhir tahun dapat mencapai 90 persen.

Seperti yang diketahui, harga BBM Solar mengalami kenaikan dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sedangkan, harga Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter serta harga Pertamax naik dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES