Pendidikan

Implementasi Kurikulum Merdeka, Sebagian Besar Guru SD-SMP Kota Kediri Sudah Manfaatkan PMM 

Senin, 05 September 2022 - 20:12 | 52.93k
Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri. (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)
Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri. (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Hampir semua guru SD dan SMP di Kota Kediri sudah memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM), dalam rangka implementasi Kurikulum Merdeka. PMM sendiri merupakan penunjang bagi guru untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep dan substansi, serta materi ajar Kurikulum Merdeka. Tidak hanya itu, PMM juga memiliki ruang virtual pelatihan mandiri. 

Menurut data Dinas Pendidikan Kota Kediri, ada 264 guru yang telah mengakses PMM, dengan 179 guru sudah lulus posttest, dan 70 guru telah melakukan submit aksi nyata.

"Untuk guru SMP, dari total 33 SMP yang ada di kota Kediri ada 58 guru. Jadi setiap SMP rata-rata ada 2 guru yang mengaskes. Untuk SMP sudah 100 persen guru mengakses. Sementara itu untuk SD ada 118 guru yang sudah mengakses, rata-rata 1 sekolah 1 guru. Sekitar 82 persen untuk SD," tutur Kasi Kurikulum dan Peserta Didik Dinas Pendidikan Kota Kediri, Afando Okta Bahar, Senin (5/9/2022). 

Sementara itu, menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri, Marsudi Nugroho, penerapan Kurikulum Merdeka menjadi salah satu langkah yang diambil untuk pemulihan pembelajaran pasca pandemi Covid-19.

Kurikulum Merdeka sendiri merupakan penyempurnaan kurikulum tiga belas, dimana jam belajar tetap dengan bahan ajar yang disederhanakan serta tambahan praktek. Di Kota Kediri, Kurikulum Merdeka sejak tahun lalu dikenalkan melalui sekolah-sekolah prototipe Kurikulum Merdeka atau yang disebut sekolah penggerak.

"Sudah dimulai dengan prototipe kurikulum merdeka yang dilaksanakan setahun yang lalu yakni pada tahun ajaran 2021/2022. Di Kota Kediri khususnya yang ada di bawah naungan Dinas Pendidikan ada 2 TK, 8 SD, 3 SMP, dan 4 SMA. Untuk tahun ini Dinas Pendidikan Kota Kediri mengharapkan semua sekolah itu melaksanakan Kurikulum Merdeka ini," tutur Marsudi Nugroho beberapa waktu lalu. 

Praktek dalam Kurikulum Merdeka, ditambahkan Marsudi bisa diterapkan secara bebas mulai dari setiap pekan, pertengahan semester hingga akhir semester.

Dalam penerapannya, sendiri sekolah memiliki tiga pilihan jalur penerapan yakni Mandiri Belajar - yang merupakan Kurikulum 2013 dengan unsur profil pelajar Pancasila, lalu Mandiri Berubah yang merupakan Kurikulum 13 yang disederhanakan serta terakhir ada Mandiri Berbagi. Pilihan ketiga adalah yang dilaksanakan oleh sekolah penggerak. 

"Dia melaksanakan kurikulum merdeka, ada juga project profil pelajar Pancasila-nya, kemudian dokumen dokumennya ini dibagi, diberikan kepada sekolah yang membutuhkan untuk melaksanakan kurikulum merdeka. Jadi intinya sebenarnya kurikulum merdeka ini bahan awalnya, dasarnya tetap Kurikulum 13. Tetapi dengan kata-kata merdeka maka sekolah maupun guru, kepala sekolah merdeka di dalam merencanakan sekolah nanti akan dibawa ke mana. Terutama memberi bekal keterampilan, bekal project kepada peserta didik," ujar Marsudi lagi.

Kebanyakan sekolah di kota Kediri sendiri, menurut Marsudi memilih pilihan kedua yakni Mandiri Berubah, dimana jalur atau opsi ini juga merupakan Kurikulum 13 yang disederhanakan, dengan tambahan project profil pelajar Pancasila serta semua dokumen ajar sudah disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Hampir semuanya memilih yang kedua. Dan memang kita harapkan semuanya milih yang kedua. Tujuannya apa? Jadi jika pelatihan bisa dilaksanan bersama," pungkas Marsudi terkait implementasi Kurikulum Merdeka. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES