Ekonomi

Deflasi Agustus 2022 Terdalam sejak September 2019, Ini Penyebabnya

Kamis, 01 September 2022 - 13:03 | 21.05k
Harga komponen pangan bergejolak (volatile food) mengalami penurunan mendorong terjadinya deflasi bulan Agustus 2022. (Foto: Dok TIMES Indonesia)
Harga komponen pangan bergejolak (volatile food) mengalami penurunan mendorong terjadinya deflasi bulan Agustus 2022. (Foto: Dok TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami penurunan harga (deflasi) 0,21 % pada bulan Agustus 2022 (month to month/mtm) dan menjadi deflasi terdalam sejak September 2019 sebesar 0,27%.

“Deflasi pada bulan laporan (Agustus 2022) didorong oleh penurunan harga komponen pangan bergejolak (volatile food) sebesar 2,90% dibanding bulan sebelumnya dan memberi andil pada deflasi sebesar 0,51%,” papar Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis, Kamis (1/9/2022).

Margo menyebutkan, komoditas penyumpang deflasi Agustus 2022 berasal dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan daging ayam ras.

Memang, sebagian besar disumbang oleh produk hortikultura. Mengingat di bulan Agustus 2022 terjadi panen di beberapa sentra produksi.

“Penurunan harga pangan bergejolak ini tak lepas dari musim panen yang sudah mulai terjadi di beberapa sentra produksi. Setelah, pada bulan sebelumnya masih terdapat keterbatasan pasokan karena gagal panen akibat cuaca,” ungkapnya.

Beberapa sentra produksi tersebut, lanjut Margo, adalah daerah Nganjuk, Probolinggo, dan Demak yang merupakan sentra produksi bawang merah. Kemudian ada Kediri dan Blitar yang merupakan daerah penghasil cabai.

Menurut Margo, komoditas-komoditas tersebut dulunya terganggu produksinya, tetapi sekarang sudah mulai panen dan akhirnya memberikan sumbangan deflasi dalam negeri pada Agustus 2022.

Namun demikian, masih ada komoditas pangan yang mencatat peningkatan harga (inflasi), yaitu beras dan telur ayam ras. Margo tetap meminta masyarakat waspada akan peningkatan harga komoditas ini. Apalagi, beras merupakan makanan pokok.

Margo mengatakan, inflasi tahun kalender mencapai 3,63%, sedangkan inflasi tahunan (year on year/yoy) sebesar 4,69%.

Dengan perkembangan tersebut, Margo mengatakan, harga pangan bergejolak masih mencatat inflasi bila melihat kurun waktu Januari 2022 hingga Agustus 2022, yaitu sebesar 6,08% dibanding akhir tahun 2021. Sedangkan bila dibandingkan tahun lalu, kelompok ini masih mencatat inflasi 8,03% secara tahunan.

Bahkan, inflasi tahunan harga pangan bergejolak ini memberikan andil sebesar 1,48% terhadap inflasi umum secara tahunan yang tercatat 4,69%.

Sebelumnya, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan IHK pada Agustus 2022 akan mencatatkan deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan.

"Indeks Harga Konsumen diperkirakan turun sebesar -0,12 persen pada Agustus 2022, dari 0,64 persen secara bulanan pada Juli 2022,” kata Faisal.

Secara tahunan, tingkat inflasi pada Agustus 2022 diperkirakan mencapai 4,79 persen (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 4,94 persen yoy.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES