Pendidikan UIN Malang

Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang Bedah Buku Guru Para Ulama Syaikhona Kholil Bangkalan

Kamis, 01 September 2022 - 12:00 | 37.10k
Seminar bedah buku nasional 'Guru Para Ulama dan Pahlawan Nasional' di auditorium Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang. (foto: Hafiidh Anggar Wisasono/TIMES Indonesia)
Seminar bedah buku nasional 'Guru Para Ulama dan Pahlawan Nasional' di auditorium Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang. (foto: Hafiidh Anggar Wisasono/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – KH. Muhammad Kholil atau yang masyhur dengan nama Syikhona Kholil al-Bantani atau Syaikhona Kholil Bangkalan adalah sosok ulama besar dan kharismatik di Indonesia.

Perannya dalam penyebaran agama Islam di Indonesia cukup besar. Tak hanya itu, Ulama kelahiran tahun 1820 di Bangkalan ini dinilai sebagai tokoh luar biasa dan berjasa bagi bangsa karena menjadi guru dari para pahlawan nasional. Karena itu, banyak pihak mengusulkan Syaikhona Kholil Bangkalan sebagai pahlawan nasional.

Terkait hal ini, Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang menggelar acara bedah buku yang membahas sosok Syaikhona Kholil Bangkalan, Rabu (31/8/2022). Buku ini berjudul ‘Guru Para Ulama dan Pahlawan Nasional’ yang berisi tentang biografi serta sepak terjang Syaikhona Kholil Bangkalan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Buku ini disusun oleh Tim Kajian Akademik dan Biografi (Dr. Muhaimin, Dkk).

Narasumber yang hadir dalam acara ini ada 4 orang yakni, Fathul H. Panatapraja ketua LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) Kota Malang, Dr. Muhaimin, M.Pd ketua TP2GD (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah)., Lora Ismail Kholilie penulis ‘Catatan dari Tarim’, dan Lora Yahya Al-Ghazali ulama’ Madura. Dua narasumber terakhir merupakan anak turun Syaikhona Kholil.

Terbitnya buku ini selain untuk memberikan pengetahuan sejarah yang belum terungkap juga menjadi bukti administratif yang didukung juga dengan manuskrip-manuskrip tentang Sayikhona Kholil dalam proses pengukuhan gelar ‘Pahlawan Nasional’.

“Rekam jejak perjuangan dan kontribusi besar oleh Syaikhona Kholil baru bisa dijadikan buku oleh tim TP2GD setelah bekerja sama dengan Lajnah Turrots Syaikhona Kholil menggunakan 5 manuskrip tentang beliau,” ujarnya Dr. Muhaimin.

Dr. Muhaimin menambahkan, masih ada 21 manuskrip lainnya yang telah dikumpulkan dan juga manuskrip-manuskrip lain yang sedang dikaji.

Lora Ismail mengatakan bahwa manuskrip yang terkumpul saat ini sejumlah 26 buah dan yang sudah disebarluaskan baru 5, yang mana menjadi referensi dalam penulisan buku ini (Guru Para Ulama dan Pahlawan Nasional).

Banyak hasil tulisan atau karangan kitab yang lahir dari tangan Syaikhona Kholil, namun yang sangat disayangkan baru 2 karangannya yang bisa dinikmati oleh masyarakat.

Berangkat dari sini kemudian para generasi muda keturunan Syaikhona Kholil Bangkalan (Bani Kholil) membentuk Tim Turrots Syaikhona Kholil guna mencari karya-karya peninggalan Syaikhona Kholil Bangkalan untuk kemudian ditulis ulang dan disebarluaskan.

“Kita harus melihat dan mengenal Syaikhona Kholil bukan hanya dari sisi karomahnya, namun juga dari sisi kealiman dan sejarah beliau dari nol hingga bisa mendapat karomah yang begitu luar biasa,” jelasnya.

Lora Yahya menceritakan bahwa Syaikhona Kholil itu sosok yang Alim Alamah (benar-benar alim pada spesialisasi keilmuannya) dengan proses panjang menimba ilmu. Syaikhona Kholil menguasai dengan sempurna keilmuan kitab Alfiyyah, bahkan menghadapi berbagai persoalan masyarakat merujuk ke kitab Alfiyyah.

Dalam paparannya, Lola mengatakan, Syaikhona Kholil Bangkalan menimba ilmu di Kota Makkah selama 30 tahun, itu saja baru di Makkah, belum lagi di daerah-daerah lainnya. Syaikhona Kholil juga pernah berguru kepada Syaikh Nawawi al-Bantani.

Syaikhona Kholil lahir pada 9 Safar 1252 Hijriyah dari rahim Nyai Siti Khodijah. Beliau wafat di usia 90 tahun pada 1925.

Aksara Pegon atau Jawa Pegon yang dipakai oleh para santri saat mengaji di pesantren hingga saat ini tak lepas dari pengaruh Syaikhona Kholil Bangkalan.

“Syaikhona Kholil itu memiliki pengaruh luar biasa besar dalam penyebarluasan aksara Jawa Pegon sehingga bisa tetap dilestarikan hingga saat ini,” ujar Fathul

Sebagai informasi, pengajuan gelar ‘Pahlawan Nasional” ini sudah dimulai sejak tahun 2021, hanya tinggal menunggu keputusan presiden. Diantara manuskrip-manuskrip yang ada, manuskrip yang bercerita tentang biografi Syaikhona Kholil Bangkalan yang ditulis oleh Syaikh Yasin Isa Al-Fadani bisa menjadi bukti kuat dalam proses pengajuan gelar ‘Pahlawan Nasional’.

Dengan terbitnya buku ini diharapkan masyarakat lebih mengenal Syaikhona Kholil Bangkalan bukan hanya dari kekaromahannya, namun juga dari keilmiahannya sebagai seorang yang alim. Dan juga bisa segera dianugerahi gelar ‘Pahlawan Nasional’.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES