Pendidikan

Tokoh Kopi Dunia Manuel Diaz Kagumi Kopi Robusta Dampit

Kamis, 01 September 2022 - 07:26 | 114.63k
Peneliti kopi dunia Manuel Diaz (baju warna biru) memberikan edukasi pada petani Kopi Robusta Dampit. (Foto: Imadudin Muhammad/TIMES Indonesia)
Peneliti kopi dunia Manuel Diaz (baju warna biru) memberikan edukasi pada petani Kopi Robusta Dampit. (Foto: Imadudin Muhammad/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Peneliti kopi dunia Manuel Diaz, disambut hangat oleh para petani Kopi Robusta Dampit, saat mengunjungi perkebunan kopi di Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (31/8/2022).

Kehadiran Manuel Diaz, instruktur Coffee Quality Institute (CQI), turut meramaikan diskusi Akartana bersama petani. Kegiatan ini juga memberikan edukasi budidaya kopi pada petani kopi di Dampit, sebuah daerah yang terkenal dengan produksi kopi robusta-nya sejak 1922.

"Kopi robusta bukan kopi kelas dua, bedanya dengan Arabika itu soal varietas, jadi seharusnya petani dalam membudidaya kopi robusta tidak perlu minder, dan perlakuannya seharusnya sama dalam hal perawatan, panen, hingga pasca panen" kata Manuel Diaz.

Pemilik lembaga ONA Consulting di Meksiko ini, telah pelatihan kopi sejak 1988, terutama cupping dan roasting di berbagai negara di dunia, seperti USA, Guatemala, Italia, Uganda, Korea Selatan hingga Indonesia.

Manuel Diaz mengajak para petani kopi Robusta Dampit untuk terus menjaga upaya terbaik dari proses penanaman, perawatan hingga pasca panen, maka pasti juga hasilnya atau harga bisa baik

"Dampit ini punya sejarah yang kuat, usia perkebunannya sudah 100 tahun, itu menjadi nilai lebih," kata Diaz

Sementara itu, CEO Akartana, Rizal Kertosastro, menjelaskan sejarah tentang perkebunan kopi Robusta Dampit. Ia menyatakan pada era perkebunan Margosuko masih beroperasi di Dampit memiliki Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur soal petik merah. Peraturan ini sangat unik, karena secara tidak langsung mengajak petani menjaga kualitasnya.

Rizal-Kertosastro.jpgCEO Akartana, Rizal Kertosastro. (Foto: Imadudin Muhammad/TIMES Indonesia)

"Jadi kalau misalkan pekan ini petani memanen sebatang pohon pada hari Senin, maka harus dikasih jeda satu pekan lagi untuk panen selanjutnya atau Senin depannya, kalau tidak petani bisa kena sanksi," jelas Rizal.

Saat ini, petani kopi Robusta Dampit sedang banyak menghadapi tantangan. Pada kesempatan ini, ia lebih banyak mendengar keluhan petani.

"Ikhtiar saya mendirikan Akartana ini karena ingin meneruskan apa yang telah dilakukan eyang dan bapak saya di Margosuko," tambah Rizal.

Lebih lanjut,Haryono, seorang petani di Dampit mengamini soal Perdes tersebut. Dulu mereka mau mengikuti Perdes karena mendapatkan harga yang layak dari Margosuko pada era tersebut.

"Mungkin kelihatannya ribet, tapi ya nggak apa-apa, karena jerih payah petani mendapatkan harga yang layak", ungkap Haryono.

Akartana sendiri sudah memiliki rencana yang matang untuk kembali menghidupkan perkebunan Margosuko di Dampit yang memang telah berdiri sebelum era Kemerdekaan RI. Tahap awal, pada akhir tahun Akartana akan menanam kembali 9 hektar kopi Robusta dan akan terus melakukan perluasan di kawasan perkebunan, yang sekarang beralih fungsi menjadi kebun tebu.

Kondisi pabrik pengolahan yang sudah menua juga akan mulai diremajakan. Sejumlah langkah awal perkakas kantor sudah mulai disiapkan untuk administrasi dan pengaktifan perkebunan. Kembalinya pabrik pengolahan biji kopi Margosuko diharapkan dapat membantu petani meningkatkan kualitas biji Kopi Robusta Dampit maupun pemasaran biji kopi tersebut.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES