Kesehatan

Waspada Cacar Monyet, Dinkes Banyuwangi Imbau Pelaku Wisata

Senin, 29 Agustus 2022 - 20:53 | 47.86k
Amir Hidayat, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi. (FOTO: Imam Hamdani/TIMES Indonesia)
Amir Hidayat, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi. (FOTO: Imam Hamdani/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Tingginya mobilitas wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Indonesia membuat masyarakat harus lebih waspada terhadap penyebaran virus cacar monyet atau mongkeypox. Banyuwangi yang merupakan salah satu destinasi wisata favorit, tentu harus mulai mengencangkan sabuk pengaman guna upaya preventif.

Meski sejauh ini penyakit cacar monyet belum di temukan di daerah ujung timur Pulau Jawa, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat memberikan imbauan  bagi para pelaku wisata untuk tetap waspada dan tetap tertib menjalankan protokol kesehatan.

"Jika merujuk dalam rilis Kementrian, Virus monkeypox ini, sudah masuk ke Indonesia, dan ada satu orang yang positif dengan riwayat perjalanan dari luar negeri. Makanya perlu kita imbau untuk tetap waspada," katanya, Senin (29/8/2022).

Diketahui, trend penyakit cacar monyet pertama kali ditemukan penularannya berasal dari luar negeri. Sehingga industri pariwisata daerah  rentan dengan penyebaran penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan ini.

"Kita tidak tahu wisatawan yang masuk potensi membawa virus atau tidak. Namun hal itu, harus tetap kita waspadai tentunya," ujarnya.

Kewaspadaan terhadap virus bahaya cacar monyet, tidak hanya kepada pelaku wisata saja. Bahkan pihaknya mengebut sosialisasi pencegahan dan penanganannya kepada masyarakat dan beberapa komunitas di Banyuwangi.

"Ini merupakan kasus baru. Maka kami minta jajaran rumah sakit sampai puskesmas, untuk memberi pemahaman kepada masyarakat dalam pencegahan dan penanganan virus cacar monyet ini," terangnya.

Gejala penyakit cacar Monyet, lanjut Amir, secara umum ditandai dengan adanya demam, panas yang tinggi dan sakit kepala.

"Biasanya, jika virus ini sudah tumbuh bintik-bintik yang berisi air. Pasti gatal dan panasnya luar biasa," urainya.

Kepada TIMES Indonesia, Amir menyebut pada kronologi di luar negeri seperti Eropa dan Afrika, sosialisasi menyasar pada beberapa kelompok komunitas untuk langkah antisipasi penularan yakni dengan kontak langsung kulit ke kulit.

"Kita sampaikan juga pada pendamping komunitas LGBT dan pendamping HIV Aids untuk terus mengampanyekan kewaspadaan adanya monkeypox ini," ungkapnya.

Selain itu, masyarakat harus membersihkan area benda atau permukaan yang sering disentuh dengan potensi tersebarnya virus di tempat umum, serta selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Jika terdapat masyarakat yang mengalami gejala-gejala cacar monyet tersebut tidak perlu panik. Segeralah lapor pada fasilitas kesehatan terdekat," tutup Amir Hidayat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES