Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Humanis dan Humoris Para Kyai Pesantren

Jumat, 12 Agustus 2022 - 11:54 | 54.62k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Berdasar KBBI humanisme merupakan orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas perikemanusiaan. Humor merupakan sesuatu kegiatan yang menimbulkan tawa pada seseorang. Humanis dan Humoris adalah suatu kegiatan atau perilaku yang tempatnya pada diri manusia dan setiap manusia memiliki tingkat yang berbeda.

Yang pertama akan dibahas mengenai humanis, mengapa pada Kyai pesantren humanisme menjadi salah satu ciri yang ada pada dirinya? Jadi humanis itu merupakan suatu hal yang dipahami oleh seseorang dan diterapkan pada dirinya untuk mewujudkan kehidupan manusia yang lebih baik. Kyai pesantren menanamkan sikap humanis pada diri beliau adalah salah satu cara yang dilakukan untuk menciptakan kehidupan pesantren yang nyaman bagi penghuninya (bagi murid-muridnya, bagi pengurus-pengurusnya, dan bagi masyarakat sekitarnya). Mengapa beliau menerapkan hal semacam itu? Pada dasarnya sikap manusia kepada manusia lain itu merupakan nilai dasar dan para kyai ini paham bagaimana cara memanusiakan manusia sehingga menjadi alasan ciri dari Kyai pesantrin adalah orang yang humanis.

INFORMASI SEPUTAR PENDAFTARAN UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI pmb.unisma.ac.id

Bagaimana sih humanisme dari para Kyai itu? Kyia menjalani hidup dengan penuh rasa kemanusiaan, beliau yang akan senantiasa menghargai orang lain baik dari suku, negara, budaya, atau agama apapun, tidak menjatuhkan untuk meninggi, memiliki kepribadian yang care, mau untuk sharing hal apapun dan mampu meninjau dari berbagai sudut.  Seorang Kyia pesantren yang humanis mampu mengayomi dan memberi rasa nyaman warganya. Dengan seperti itu pula adalah suatu contoh yang diberikan oleh seorang guru kepada muridnya berkaitan bagaimana bersikap dan menjalani hidup sebagai manusia yang termasuk makhluk sosial, tidak lepas dari manusia lain.

Yang kedua, bagaimana dengan humoris, mengapa seorang Kyai pesantren pun juga memiliki selera humor atau orang yang humoris? Jadi humoris adalah suatu cara berperilaku atau berbicara seseorang yang akan menimbulkan tawa bagi lawan bicaranya atau pendengarnya dan tingkat humor setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang memeiliki humor tinggi sehingga sedikit saja obrolan yang mengandung lelucon orang tersebut akan mudah tertawa da nada pula orang yang memiliki selera humor rendah sehingga orang tersebut sulit untuk tertawa  atau kurang tertarik dengan obrolan yang hanya sedikit mengandung lelucon.

INFORMASI SEPUTAR PENDAFTARAN UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI pmb.unisma.ac.id

Nah, tidak jarang kita temui kyai yang memiliki selera humor. Misalnya dalam sebuah ceramah di tengah-tengah bicaranya diselipkan kata-kata yang lucu sehingga membuat pendengarnya tertawa, begitupun di pesantren para kyai juga menunjukkan sisi humornya kepada murid-muridnya. Pada dasarnya Kyai juga manusia yang bisa tertawa dengan adanya suatu hal yang lucu, begitutpun beliau juga seseorang yang bisa mengubah keadaan mejadi lelucon dan diiringi tawa, namun apabila diamati humoris yang dimiliki para kyai ini tidak hanya sekadarnya, melainkan menjadi sebuah metode bagaimana suatu dakwah atau penjelasan yang disampaiakan bisa diterima oleh pendengarnya dengan mudah. Dengan situasi yang santai dan suatu perkara yang biasanya dijelaskan melalui perumpamaan yang mengandung lelucon itu akan mudah diingat dan diterima oleh diri seorang pendengar, terlebih bagi para murid dalam pesantren yang dominan adalah anak-anak muda. Ituah yang dilakukan para kyai dipesantren, bisa menselaraskan dengan pikiran anak muda.

Bagaiaman dengan adanya humanis dan humoris yang dimiliki para Kyai? Sikap humanis dan selera humor yang dimiliki Kyai tidak menjadi masalah bagi beliau-beliau yang memiliki title sebagai Kyai, yang terpenting dalam kehidupan yang humanis ini tetap dalam lingkup ajaran agama islam dan tidak bertentangan, misalnya berlandas pada kata toleransi dan menghargai, menjadi alasan memperbolehkan suatu ajaran yang tidak ada pada hukum islam. Dan berkaitan dengan humoris, yang terpenting adalah menyampaikan suatu lelucon yang dapat diterima oleh pendengar dan tidak mengandung pencemaran nama baik maupun hal-hal yang negatif. Dan kedua hal ini dimiliki para Kyai pesantren untuk dijadikan salah satu cara agar dapat berbaur dengan warganya atau murid-muridnya dengan cara yang lebih santai tetapi tetap dalam attitude yang semestinya. ***

INFORMASI SEPUTAR PENDAFTARAN UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI pmb.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES