Adv

Pupuk Kaltim Olah 35 Ribu Ton Limbah Abu Batu Bara Jadi Material Bahan Bangunan

Senin, 15 Agustus 2022 - 19:58 | 60.78k
Aktifitas Karyawan Di Lokasi Penumpukan Limbah Batu bara Pupuk Kaltim (Foto: Komkor PKT for TIMES Indonesia)
Aktifitas Karyawan Di Lokasi Penumpukan Limbah Batu bara Pupuk Kaltim (Foto: Komkor PKT for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONTANG – Pengelolaan limbah abu batu bara berupa Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) saat ini menjadi tantangan baru bagi industri yang menggunakan sumber energi tersebut dalam kegiatan bisnisnya. Sebagai produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara, Pupuk Kaltim turut menaruh perhatian pada pengelolaan limbah tersebut.

Hal itu dilakukan sebagai bagian dari rangkaian komitmen perusahaan di bidang Environmental, Social, dan Governance (ESG). Saat ini, Pupuk Kaltim mencanangkan inovasi dalam pemanfaatan limbah Fly Ash & Bottom Ash (FABA) yang dapat digunakan sebagai material substitusi seperti batako, paving blok, stabilisasi tanah serta pemanfaatan lainnya.

Fly ash merupakan abu hasil pembakaran batu bara yang melayang ke atas, sementara bottom ash adalah abu hasil pembakaran yang jatuh ke bawah. Di dalamnya, terdapat beberapa kandungan FABA seperti karbon, nitrogen, dan silica.

Sejak tahun 2021 Pemerintah Republik Indonesia juga telah menetapkan pengelolaan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), sebagai limbah non B3 terdaftar yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 dan PermenLHK No 19 Tahun 2021. 

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi mengungkapkan, sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk menerapkan ESG dalam kegiatan bisnis, Pupuk Kaltim senantiasa berinovasi untuk mencari cara-cara baru dalam mengolah ekses hasil kegiatan produksi pabrik menjadi sesuatu yang bernilai tambah bagi lingkungan.

"Setelah sebelumnya menjalankan inovasi kami dalam pengolahan limbah plastik menjadi green asphalt, sejak 2021 PKT juga telah mendapatkan izin untuk mengelola limbah FABA sebagai material substitusi bahan bangunan dan stabilisasi tanah. Inovasi ini dihadirkan untuk meningkatkan peran perusahaan dalam sustainable development, dimana hasil pengolahan FABA tersebut dapat dimanfaatkan dan memberikan nilai tambah ekonomi untuk kegiatan infrastruktur , selain untuk menekan penumpukan limbah di TPS dalam skala yang lebih besar,” tambah Rahmad.

Pupuk Kaltim saat ini memiliki unit boiler batu bara dengan kapasitas 2 x 220 metrik ton/jam (daya listrik 96,6 MW) yang berfungsi sebagai pemasok steam untuk mendukung proses produksi pabrik amonia - urea milik perusahaan terbesar di Asia Tenggara itu.

Unit boiler batu bara tersebut menghasilkan FABA dalam jumlah sekitar 35.000 ton/tahun yang seluruhnya berpotensi untuk diolah menjadi material substitusi bahan bangunan atau untuk stabilisasi tanah. Hingga saat ini, sebesar 34.000 limbah FABA telah berhasil diolah perusahaan jadi material alternatif bahan bangunan dan stabilisasi tanah.

Pupuk-Kaltim-2.jpg

Aktifitas Pabrik Boiler Batu bara Pupuk Kaltim, tampak dari laut (Foto: Komkor PKT for TIMES Indonesia)

Dalam prosesnya lanjut Rahmad, pemanfaatan limbah FABA yang dilakukan Pupuk Kaltim meliputi proses pengolahan bahan limbah menjadi material seperti batako dan paving blok yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan maupun stabilisasi tanah. Pengelolaan ini ditujukan agar dapat memperbaiki daya dukung tanah yang lebih kokoh, terutama pada tanah lunak yang cenderung memiliki daya dukung tanah yang rendah. 

Stabilisasi tanah dengan FABA - semen mampu meningkatkan nilai daya dukung tanah pada pemeraman 3 hari secara signifikan. Dimana reaksi sementasi yang terjadi pada campuran tanah semen membentuk butiran baru yang lebih keras sehingga lebih kuat menahan beban yang diberikan. Hal ini tentu menambah nilai guna dari limbah FABA batubara dan mampu memberikan manfaat terutama dalam pembangunan infrastruktur.

“Inovasi pengolahan limbah FABA ini merupakan salah satu upaya Pupuk Kaltim terkait pengelolaan limbah non B3 yang terdaftar dan ketaatan perusahaan terhadap keberlanjutan. Kami berharap seiring dengan semakin matangnya teknologi pengolahan FABA ini, praktik serupa dapat diterapkan secara massal di berbagai industri sebagai alternatif metode stabilisasi tanah atau pengembangan ke arah alternatif bahan bangunan atau infrastruktur," ungkapnya.

Pria murah senyum itu optimis jika inovasi ini akan menjadi pelopor dalam pengolahan limbah batu bara sebagai komoditas yang memiliki daya guna tambahan dalam prinsip ekonomi sirkular.

"Kami optimis dan berharap bahwa dengan inovasi ini nantinya akan mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik bagi perusahaan dan masyarakat secara luas,” tutup Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi. (d)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES