Peristiwa Daerah

IPG Kabupaten Probolinggo Masih Rendah, Butuh Peran Aktif Perempuan

Senin, 15 Agustus 2022 - 16:49 | 46.46k
Staf Khusus Kemendes PDTT saat memberikan sambutan dalam rapat koordinasi di Utama Raya. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Staf Khusus Kemendes PDTT saat memberikan sambutan dalam rapat koordinasi di Utama Raya. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Indeks Pembangunan Gender atau IPG Kabupaten Probolinggo, Jatim, masuk urutan nomor 4 dari bawah. Hal itu disebabkan dari minimnya partisipsi atau keterlibatan perempuan dalam pembangunan daerah.

Peringkat tersebut dipaparkan dalam data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Jawa Timur. Pada tahun 2021, Kabupaten Probolinggo berada di urutan nomor 4 dengan cakupan 85.39 persen. Sementara posisi di bawahnya ada Kabupaten Pacitan dengan persentase 85.09, Kabupaten Jember dengan nilai 84.82, dan Kabupaten Sumenep dengan nilai 81.18.

"Iya, IPG kita saat ini berkisar di angka 85.39 persen. Angka idealnya, 100 persen. Barulah memenuhi kesetaraan gender itu," ujar Asisten Pemerintahan Pemkab Probolinggo, Heri Sulistyanto, usai Rapat Koordinasi Penguatan Pendampingan Masyarakat dan Desa Berbasis Perspektif Gender di Hotel Utama Raya Kabupaten Situbondo, Senin (15/8/2022).

Heri tak mengelak jika partisipasi perempuan di Kabupaten Probolinggo hingga saat ini masih terbilang minim. Akan tetapi ada beberapa desa yang telah melibatkan kalangan perempuan dalam perencanaan, pembangunan dan program-program desa lainnya. Biasanya itu berada di desa yang dipimpin oleh kades perempuan.

"Kalau kepala desanya perempuan, banyak yang sudah melibatkan kaum perempuan. Namun, untuk desa lainnya masih sangat minim," katanya.

Hal ini, lanjut dia, menjadi tuntutan pemerintah untuk mendukung dan mendorong keterlibatan wanita dalam pembangunan. Agar nantinya ikut terlibat dalam proses perencanaan dan pembangunan desa maupun daerah. Sehingga terwujud pembangunan daerah yang ramah gender.

"Makanya kami dorong agar masyarakat perempuan semakin berperan aktif dan kesadaran pemerintah desa dan daerah semakin terbuka. Sehingga tercipta kesetaraan gender dalam pembangunan daerah ini ke depan," terang Heri.

Staf-Khusus-Kemendes-2.jpgFoto bersama Staf Khusus Kemendes PDTT dengan ratusan peserta rapat koordinasi. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

Sementara itu, Staf Khusus Kementerian Desa PDTT RI, H. Abdul Malik Haramain menyampaikan, partisipasi ini nantinya terbentuk perencanaan dan pembangunan daerah yang ramah gender.

"Intinya kami ingin mengajak ibu-ibu untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa. Mereka mau untuk diajak rembuk dalam program-program pembangunan desa," kata pria yang akrab disapa Mas Malik ini.

Terlepas dari persentase rendahnya kesetaraan gender di Kabupaten Probolinggo, Mas Malik menyebut keterlibatan kaum hawa dalam perencanaan dan pembangunan sangat penting.Ia mengibaratkan pada problem stunting, dan gizi buruk yang masih tinggi.

Artinya, kata dia, perhatian kesehatan pada perempuan dan anak harus lebih besar. Agar problem tersebut dapat terpecahkan. Terlebih lagi, kasus kesehatan ini butuh keterlibatan ibu-ibu dalam proses perencanaannya.

"Kami dari Kemendes yang diminta memfasilitasi pengelolaan DD itu, meminta pada pemerintah desa untuk memperhatikan aspek partisipasi perempuan dan perencanaan dan pembangunan. Agar persoalan perempuan juga diurus, kesehatan anak juga menjadi concern pemerintah daerah Kabupaten Probolinggo," paparnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES