Gaya Hidup

Mengenal Brianna dan Bottomwise, Novel Paling Sulit yang Ditulis Andrea Hirata

Senin, 15 Agustus 2022 - 08:16 | 251.38k
Holila memperlihatkan novel Brianna dan Bottomwise, karya Andrea Hirata. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)
Holila memperlihatkan novel Brianna dan Bottomwise, karya Andrea Hirata. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTAAndrea Hirata kembali merilis novel terbarunya. Judulnya adalah Brianna dan Bottomwise. Ini adalah novel ke-14 dari pria asal Belitung tersebut.

Mengutip dari prakata dari novel Brianna dan Bottomwise, novel ini pertama ditulis Andrea Hirata dalam bahasa Inggris dan akan diterbitkan di luar Indonesia dengan judul yang sama. Ini juga novel pertama dwilogi Brianna dan Bottomwise.

"Kisah dalam novel ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi Hirata sendiri selaku penghobi bunyi-bunyian dan musisi yang disebutnya dengan istilahnya sendiri: pra amatir," demikian dikutip TIMES Indonesia, Senin (15/8/2022).

Novel ini juga berdasarkan book tour untuk novel pertamanya The Rainbow Troops saat menjadi pengarang di IWP, University of Iowa. Book tour itu membawanya berkelana dari kota ke kota di Amerika mulai dari ujung pantai barat hingga ke ujung pantai timur, Kanada, dan Meksiko.

Novel-Brianna-dan-Bottomwise-2.jpgNovel Brianna dan Bottomwise, karya Andrea Hirata. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)

Termasuk ke Mark Twain Museum, Hannibal, Missouri, yang kemudian menginspirasinya untuk mendorong minat baca di Tanah Air dengan mendirikan Museum Kata Andrea Hirata, since 2009, di kampungnya di Pulau Belitong, Indonesia's First and Only Literary Museum.

Apa pun yang dialami Sadman a.k.a Orkes Man, karakter mencolok dalam novel ini, pernah dialami Hirata sendiri dan grup musiknya, termasuk dilempari penonton dengan sandal cunghai.

"Hirata merasa tertantang untuk menggarap tema yang menurutnya paling sulit dalam menulis fiksi, yakni musik. Apakah dia berhasil, atau akan menjadi bagian dari kegagalan novel, cerita pendek, film, drama yang mengangkat tema musik? Seluruh kajian dan pendapat diserahkan ke tangan pembaca," jelasnya.

Namun paling tidak, beragam musik dibunyikan dalam novel ini mulai dari irama Melayu Semenanjung, rebana, hadrah, qasidah, hingga hentakan-hentakan staccato funk rock ala Frusciante.

Andrea-Hirata-2.jpgNovelis Andrea Hirata. (FOTO: dok Mizan)

"Kita pun akan membaca satu hal yang langka ada di dalam buku, yakni bentuk bermusik yang dulu sangat ramai sebagai identitas banyak grup di blantika musik Indonesi OM (Orkes Melayu)," ujarnya.

Sekilas Andrea Hirata

Andrea Hirata telah meraih berbagai penghargaan sastra internasional. Dia pemenang pertama New York Book Festival 2013 untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika, Penerbit Farrar, Straus & Giroux, New York, Kategori General Fiction.

Pemenang pertama Buchawards 2013, Germany untuk Die Regenbogen Truppe, Laskar Pelangi edisi Jerman, Penerbit Hanser-Berlin. Pemenang seleksi short story majalah sastra terkemuka Amerika, Washington Square Review, New York University, Winter/Spring 2011 untuk short story pertamanya Dry Season. Short story keduanya We Don't Like Space terpilih untuk majalah sastra 91" Meridian, University of lowa.

Novel pertama Hirata, Laskar Pelangi (The Rainbow Troops), terus-menerus mengalami cetak ulang baik di Indonesia maupun di luar negeri. Hingga saat ini, Novel itu telah dicetak ulang sebanyak 55 kali dalam waktu 15 tahun sejak penerbitannya sehingga berpotensi kuat untuk menjadi Buku Indonesia Sepanjang Masa.

Laskar Pelangi telah diterbitkan ke dalam 30 bahasa, diedarkan di lebih dari 140 negara, terjual lebih dari 7 juta copy di berbagai belahan dunia. Novel itu menjadi referensi untuk studi tentang pendidikan, sastra, dan budaya Indonesia, masuk kategori Vintage Penerbit Random House, terpilih oleh sastrawan Timur Tengah sebagai novel terfavorit 2014, diadaptasi di dalam dan luar negeri ke bentuk film, musikal, serial TV, audio book, dan koreografi oleh Washington CityDance Company, USA. Laskar Pelangi adalah buku pertama Indonesia dengan status international bestseller.

Bersama novelis sastra Orhan Pamuk dan Nadine Gordimer, esai karya Hirata berjudul View from My Window terpilih untuk buku Windows on the World. 50 Writers 50 Views, Matteo Pericoli, Penguin, New York.

Tahun 2010, Andrea Hirata mendapat beasiswa pendidikan sastra di IWP (International Writing Program), University of lowa, USA. Tahun 2015, dia mendapat gelar Doctor Honoris Causa di bidang sastra dari University of Warwick, United Kingdom. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES