Wisata

Wisata Lungun Indah Bunder Banyuwangi Makin Menyenangkan

Minggu, 14 Agustus 2022 - 23:22 | 103.02k
Dosen Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Poliwangi, juga menyerahkan buku panduan CHSE kepada Kepala Desa (Kades) Bunder, Kecamatan Kabat, Samiren. (FOTO: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Dosen Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Poliwangi, juga menyerahkan buku panduan CHSE kepada Kepala Desa (Kades) Bunder, Kecamatan Kabat, Samiren. (FOTO: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Berkunjung ke destinasi Wisata Lungun Indah, Desa Bunder, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, dijamin kini makin menyenangkan.

Karena Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), selaku pengelola beserta anggota PKK setempat telah dibekali wawasan CHSE atau Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan).

Pembekalan dilakukan oleh sejumlah dosen Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi). Mereka adalah Kanom, S Pd, M Par, Randhi Nanang Darmawan, M Si dan Nurhalimah, S Pd, M Pd.

Pokdarwis-dan-anggota-PKK-Desa-Bunder.jpgDosen Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Poliwangi, memberikan pendampingan CHSE kepada Pokdarwis dan anggota PKK Desa Bunder, Kecamatan Kabat, di destinasi Wisata Lungun Indah. (FOTO: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Kegiatan yang bertempat di destinasi Wisata Lungun Indah tersebut bertajuk program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pendampingan Pengembangan Pariwisata Berbasis CHSE Pada Daya Tarik Wisata Lungun Indah Desa Bunder Banyuwangi’. Peserta bukan hanya anggota Pokdarwis dan anggota PKK Desa Bunder. Tapi juga kalangan mahasiswa Poliwangi dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

Dalam paparan, Kanom, S Pd, M Par membeberkan bahwa CHSE bertujuan untuk membangun kembali kepercayaan serta rasa aman dan nyaman wisatawan untuk berwisata di era pandemi dan pasca pandemi. Namun, guna menunjang percepatan tumbuh kembang diperlukan kesiapan serta kemampuan pengelola. Tujuannya guna membuat pengunjung betah berlama-lama.

“Maka perlu dilakukan inventarisasi daya tarik wisata,” katanya, Minggu (14/8/2022).

Selain itu, lanjutnya, pengelola atau Pokdarwis harus menguasai Story Telling dari setiap tempat yang ada diarea destinasi. Misal, terdapat situs sejarah, maka kisahnya disampaikan kepada pengunjung. Dengan begitu, wisatawan akan lebih senang dan terhibur.

Anggota-PKK-Desa-Bunder.jpgAnggota PKK Desa Bunder, Kecamatan Kabat, sedang mengikuti pelatihan Fruit Carving dari Dosen Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Poliwangi. (FOTO: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Produk wisata juga tak boleh dilupakan. Khusus untuk Wisata Lungun Indah, disini sudah memiliki produk unggulan yakni Cimplung. Sebuah kuliner lokal khas Desa Bunder, yang merupakan warisan leluhur masyarakat setempat.

“Termasuk branding dan aktivitas pengunjung. Target wisatawan pun perlu dirumuskan. Contohnya, jika target pengunjung kalangan keluarga, Wisata Lungun Indah ini pun harus benar-benar ramah anak,” beber Kanom.

Dalam kegiatan yang dikemas santai ini, Pokdarwis beserta anggota PKK Desa Bunder, diajak untuk mengupas tuntas tentang apa itu CHSE. Tak ketinggalan terkait penguatan kelembagaan hingga penyiapan sarana dan prasarana penunjang yang memadai.

Materi kedua giliran Nurhalimah, S Pd, M Pd. Dosen perempuan ini menyuguhkan materi Publik Speaking. Yakni tentang bagaimana menyambut serta berkomunikasi yang baik dengan wisatawan.

“Harus mampu memberi informasi, mengendalikan situasi, mempengaruhi audiens dan menghibur,” Katanya.

Disini peserta juga diberi wawasan pentingnya berpenampilan menarik. Yang bukan hanya untuk menjaja penampilan. Namun juga untuk membuat nyaman lawan bicara. Serta mampu meningkatkan kepercayaan diri.

“Kita pun harus selalu positif thinking. Berbicara santun dan dengan nada bersahabat,” cetus Nurhalimah.

Suasana semakin hidup ketika peserta diminta maju kedepan untuk memperagakan. Maklum, namanya juga latihan. Kata-kata yang terucap pun kadang keseleo. Tak pelak, tanpa dikomando, seluruh audiens langsung terpingkal dibuatnya. Keseruan demi keseruan ditutup, dengan dimulainya kegiatan lanjutan. Yaitu pelatihan Fruit Carving atau mengukir buah.

Yudi, Ketua Pokdarwis Wisata Lungun Indah Desa Bunder, mengaku sangat antusias dengan pendampingan serta pelatihan yang diberikan para dosen Poliwangi. Dia optimis dengan bekal wawasan dan ketrampilan yang didapat, dia bersama anggota PKK dan masyarakat bisa mengembangkan serta memajukan destinasi Wisata Lungun Indah.

“Kami semakin bersemangat. Semoga upaya ini mampu membawa kesejahteraan kepada masyarakat Desa Bunder,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, dosen Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Poliwangi, juga menyerahkan buku panduan CHSE kepada Kepala Desa (Kades) Bunder, Kecamatan Kabat, Samiren. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES