Peristiwa Nasional

Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia Turun Drastis dari Tahun-Tahun Sebelumnya

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 22:52 | 105.24k
Kapuskes Haji Budi Sylvana. (FOTO: dok. Puskes Haji)
Kapuskes Haji Budi Sylvana. (FOTO: dok. Puskes Haji)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sampai akhir operasional penyelenggaraan ibadah haji 1443H/2022M, tercatat sebanyak 89 Jemaah haji Indonesia meninggal dunia. Kasus jemaah meninggal dunia didominasi oleh penyakit Jantung dan penyakit pernafasan.

Jika dibandingkan dengan penyelenggaraan ibadah haji beberapa tahun terakhir pada periode yang sama, terjadi penurunan angka kematian yang cukup signifikan di tahun 2022 ini.

Pada periode yang sama di tahun 2019 sebanyak 447 dari 212.730 jemaah haji meninggal dunia (1.94 permil), sementara pada tahun 2018 sebanyak 350 dari 203.350 jemaah haji meninggal dunia (1.70 permil).

Pada tahun 2017 sebanyak 645 dari 221.000 jemaah haji meninggal dunia (2.94 permil), dan pada tahun 2016 sebanyak 342 dari 168.800 jemaah haji meninggal dunia (2.06 permil).

“Untuk tahun ini secara umum angka jamaah yang sakit maupun yang meninggal memang cukup signifikan penurunannya,“ ucap Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana dikutip dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/8/2022).

infografis-data-jemaah-haji-Indonesia.jpg

Infografis data jemaah haji Indonesia yang ditangani PPIH bidang kesehatan. (FOTO: dok. Kemenkes) 

Budi mengatakan, pihaknya menyatakan melakukan berbagai langkah untuk menurunkan angka jamaah yang sakit maupun meninggal di masa operasional haji tahun ini. Salah satunya melalui penguatan digitalisasi pelayanan melalui TeleJemaah dan TelePetugas.

“TeleJemaah mempermudah petugas kesehatan dalam memantau kondisi kesehatan jemaah haji berisiko tinggi (risti),” kata Budi.

Budi menjelaskan, aplikasi TeleJemaah terhubung dengan wristband yang dipakai di pergelangan tangan jemaah. Setidaknya sebanyak 3.000 wristband dibagikan kepada jemaah haji paling risti di masa operasional haji tahun ini.

“Melalui aplikasi ini, vital sign dari jemaah risti dapat terpantau oleh petugas kesehatan, mulai dari detak jantung, tekanan darah, saturasi oksigen, dan lainnya,“ jelasnya.

Sedangkan TelePetugas, lanjut Budi, berfokus sebagai kontrol kesehatan jemaah dari semua aspek. Aspek dimaksud meliputi rawat jalan, rujukan, karantina, pengawasan makanan, hingga informasi mengenai promosi kesehatan.

“TelePetugas juga menjalankan fungsi monitoring vital sign jemaah yang didapat dari aplikasi tele jemaah melalui mekanisme pelaporan smart watch atau wristband. Selain itu juga bisa digunakan untuk memonitor tombol bantuan jemaah,“ tuturnya.

Budi menerangkan, langkah selanjutnya adalah dengan pengetatan pemantauan terhadap jemaah haji risti melalui screening kesehatan atau Medical Check Up (MCU), yang dilaksanakan baik di KKHI Makkah maupun di KKHI Madinah.

“Setidaknya setiap harinya sekitar 50 jemaah haji Indonesia yang dilakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter spesialis di KKHI,“ tandas Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES