Politik

Pileg 2024, Budayawan Majalengka Ingatkan Soal Mental Bagi-bagi Uang

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 17:17 | 37.59k
Budayawan Majalengka, Oom Somara de Uci. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)
Budayawan Majalengka, Oom Somara de Uci. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MAJALENGKAPemilu 2024 mendatang, diprediksi memunculkan lebih banyak calon legislatif (caleg) dari kalangan milenial yang masih muda-muda.

Mayoritas partai politik yang ada di Kabupaten Majalengka, menargetkan dan menyasar para milenial untuk direkrut menjadi caleg. ‎Persoalan muncul ketika, mental bagi-bagi uang untuk meraih suara terbanyak masih melekat di kalangan masyarakat maupun caleg itu sendiri. 

Menanggapi hal itu, Budayawan Majalengka, Oom Somara de Uci mengatakan pihaknya menunggu gerakan para kaum milenial, yang akan ikut kontestasi pada Pileg 2024 mendatang. 

"Para caleg yang akan datang, harusnya bisa bergerak tanpa mental bagi-bagi uang. Bisa tidak? Soalnya mental menerima uang dari kalangan masyarakat, ataupun mental caleg yang membagi-bagikan uang untuk masyarakat, itu sama-sama masih melekat kuat," ungkapnya, Sabtu, (13/8/2022).

Oom menjelaskan, mengingat kebanyakan yang jadi pemenang dalam kontestasi Pileg yang sudah-sudah itu, mayoritas masih dimenangkan oleh mereka para caleg yang punya uang banyak. 

"Selama ini, yang punya uang itu lah yang menang di setiap dapil, sehingga dia lolos menjadi pemenang.  Padahal, milenial yang nyaleg harus mengedepankan soal integritas, keilmuan, kita menunggu kaum milenial yang nyaleg ini seperti apa? Dalam kancah percalegan di Indonesia secara umum, atau tingkat lokal Majalengka secara khusus," ucapnya. 

Oom menambahkan, milenial yang nyaleg harusnya bisa menggunakan konsep tatap muka dengan virtual meting, seperti telah dilakukan semasa pandemi Covid-19.

"Kaum milenial itu kan identik dengan kaum rebahan. Nah, bisa tuh diterapkan dan bisa di setting sambil lenyeh-lenyeh untuk meraih masa dan suara terbanyak. ‎Sewaktu pandemi kita sudah terbiasa diam di rumah, bisa gak diterapkan sewaktu nanti kampanye dan sosialisasi. Harusnya bisa, karena pandemi telah mengajarkan dengan diam di rumah. Lalu kita mengenal zoom meting, itu bisa dilakukan saat kampanye nanti," tuturnya.

Oom mencontohkan, konsep milenial bisa diambil dari sosok Kuwu Kawunghilir, yang meminjamkan uangnya kepada masyarakat tanpa bunga. 

"Untuk mencegah bagi-bagi uang kepada masyarakat, ada baiknya menengok seorang kepala desa Kawunghilir, meminjamkan uang kepada masyarakatnya tanpa bunga, itu bisa mencegah mental bagi-bagi uang kepada masyarakat ketika kampanye," ungkap Budayawan Majalengka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES