Kesehatan

Jumlah Balita Gizi Buruk di Babahrot Tertinggi Se-Kabupaten Abdya Aceh

Kamis, 11 Agustus 2022 - 20:34 | 62.56k
Ilustrasi stunting (FOTO: Desain T. Khairul Rahmat Hidayat/TIMES Indonesia)
Ilustrasi stunting (FOTO: Desain T. Khairul Rahmat Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, ACEH – Ratusan balita di Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh, terdata sebagai penderita gizi buruk kronis atau stunting. Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi dalam kabupaten berjuluk 'bumoe breuh sigupai'.

Hal tersebut disampaikan Satuan Tugas (Satgas) Stunting Aceh Wilayah Abdya dan Aceh Selatan, Ashari S.Sos pada kegiatan penyuluhan KB kesehatan dan stunting dalam program TNI Mangunggal Membangun Desa (TMMD) ke 114 di Kecamatan Lembah Sabil, Abdya, Kamis (11/8/2022).

Dia menyampaikan analisis dan gambaran secara umum data stunting di Kabupaten Abdya. Secara keseluruhan, stunting di kabupaten bertuan tanah Teungku Peukan itu mencapai 33,2 persen, yang terbagi di tiap-tiap Kecamatan dengan jumlah balita.

"Di Kecamatan Babahrot 284 balita, Jeumpa  220 Balita, Setia 64 balita, Kuala Batee 204 balita, Susoh 150 balita, Blangpidie 66 balita, Tangan-Tangan 132, Lembah Sabil 42 balita, sedangkan Kecamatan Manggeng sebanyak 161 balita," urai Ashari.

Dari data yang dipaparkan Satgas Stunting Aceh dalam kegiatan tersebut, menunjukkan bahwa Kecamatan Babahrot merupakan kecamatan stunting tertinggi di Kabupaten Abdya dengan jumlah 284. Sementara, Kecamatan Lembah Sabil terendah balita penderita stunting berjumlah 42 balita. Sementara, jumlah keseluruhan balita terdampak stunting di kabupaten itu sebanyak 1.323 balita.

Sementara itu, masih dalam kegiatan penyuluhan program TMMD, Ketua Persit KCK Cabang XXXII Kodim 0110/Abdya, Indria Astuti, SST., M.Keb mengatakan, stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

"Seorang anak dianggap mengalami stunting jika tinggi badan mereka lebih pendek dari standar usianya. Kekurangan gizi kronis pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama, menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak," tutur Ny. Roqich Hariadi.

Dalam paparannya pada kegiatan itu, istri dari Dandim 0110/Abdya itu menuturkan bahwa angka stunding di Indonesia mencapai persentase 27,67 persen. Maka untuk menurunkan jumlah tersebut, dibutuhkan adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama masyarakat 

"Untuk menurunkan angka atau meminimalisir hingga 20 persen dan maksimal sampai 0 persen, maka perlu adanya kesadaran dari masing-masing warga. Ayo sama-sama mencegah stunting," papar Ketua Persit KCK Cabang XXXII Kodim 0110/Abdya, Indria Astuti, SST., M.Keb.

Seperti yang diketahui, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah. Tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia. 

Sebagai solusinya, berikut adalah program yang diperoleh TIMES Indonesia terkait pencegahan stunting dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang bisa dilakukan:

1. Pemeriksaan kehamilan rutin.
2. Memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil.
3. Pemberian ASI eksklusif.
4. Menciptakan lingkungan yang bersih.
5. Pemberian MPASI yang sehat.
6. Konsisten memantau tumbuh kembang anak.
7. Pemberian imunisasi lengkap. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES