Peristiwa Daerah

Simpan Jejak Sejarah, Ada Batu Megalitikum di Gunung Haur Majalengka

Kamis, 11 Agustus 2022 - 12:36 | 126.61k
Gunung Haur Majalengka menyimpan batu megalitikum dan makam raja / Kuwu Sindangkasih abad ke-16. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)
Gunung Haur Majalengka menyimpan batu megalitikum dan makam raja / Kuwu Sindangkasih abad ke-16. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MAJALENGKAGunung Haur yang terlihat di jalur menuju Pancurendang tepatnya di perbatasan Babakan Jawa dan Cicurug Kecamatan/Kabupaten Majalengka Jawa Barat, menyimpan jejak sejarah batu megalitikum

Di puncak Gunung Haur yang puncaknya lancip seperti segitiga piramida itu‎, terdapat susunan batu-batu dan meja tempat pertemuan rapat.  Susunan batu yang diduga kuat merupakan sisa peradaban Megalitikum dan ada makam Raja / Kuwu Sindangkasih abad ke-16 an ini menarik untuk dijadikan penelitian. 

Ketua Group Madjalengka Baheula (Grumala) Nana Rohmana mengatakan, berdasarkan penelusurannya untuk mendokumentasikan jejek-jeka sejarah yang ada di Kabupaten Majalengka Jawa Barat, pihaknya menemukan ada jejak megalitikum di Gunung Haur Majalengka ini.

"Aya batu seperti Meja dan susunan lantaina, terus aya batu satangtung atau batu nu ditangtungkeun. Ini jelas kuat dugaaan tempat berkumpulnya orang zaman dulu," ungkapnya, Kamis, (11/8/2022). 

Pria yang akrab disapa Mang Naro menambahkan, di puncak Gunung Haur Majalengka ini terdapat Makam kuno. Ada yang menyebut yakni makam Mbah Kalang Bentang. "Ada yang menyebut  itu makam Kuwu atau Raja Sindangkasih Majalengka. Kami jalan kaki kira-kira setengah jam dari bawah di blok Dukuh Hurip," ucapnya.

Batu-Megalitikum-2.jpg

Menurut Naro, Mbah Kalang bentang itu merupakan penyebutan satu tempat bahwa di situ tempat untuk menentukan musim tanam padi huma. Ditentukan dengan cara melihat posisi bintang timur bergesernya ke arah titik mana.

"Nah, di puncak Gunung Haur Majalengka ini, terlihat jelas. Mekanisme untuk menentukan musim tanam ini disebut dengan sistem penanggalan Sunda zaman dahulu atau disebut dengan istilah ilmu Palintangan . Zaman dulu mah tidak ada kalender jadi menentukan saatnya bercocok tanam dengan cara melihat bintang saat tengah malam," ujarnya. 

Naro menjelaskan, berada di Puncak Gunung Haur Majalengka bisa melihat Kota Majalengka dari berbagai sudut. Adanya makam kuno yang di sana ada keterangan makam Ki Yudakerti merupakan Kuwu Sindangkasih tahun 1590-1600an.

"‎Zaman dulu  kuwu sama dengan Raja. Tandanya, orang tersebut dimakamkan di atas gunung. Konsep dikubur di atas puncak gunung, karena zaman dulu, orang terhormat harus dikubur di atas Gunung supaya dekat dengan sang pencipta. Serta untuk menunjukkan bahwa orang itu terhormat semasa hidupnya, " ungkapnya terkait situs sejarah di Gunung Haur, Majalengka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES