Indonesia Positif

HUT ke-59 Departemen Perikanan UGM Kembangkan Inovasi Polikultur Cacing Sutera-Lele

Jumat, 05 Agustus 2022 - 23:48 | 55.84k
Suasana kegiatan pengembangan inovasi polikultur cacing sutera lele oleh Departemen Perikanan UGM. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Suasana kegiatan pengembangan inovasi polikultur cacing sutera lele oleh Departemen Perikanan UGM. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, yang diketuai oleh Dr. Ir Ign Hardaningsih M.Si bersama para pembenih lele di padukuhan Salam, Kalurahan Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo mulai tahun 2020 melakukan inovasi budidaya cacing sutra di lahan sawah.

Menurut Hardaningsih atau yang biasa disapa dengan nama Gandung, budidaya cacing sutra lahan persawahan saat ini kini berkembang pesat dan meluas di padukuhan lain di Kalurahan Banjarharjo, yaitu Padukuhan Salak Malang dan Duwet dengan total luas lahan saat ini sebanyak 3.470 m2.

Pembudidaya cacing sutra memperoleh pendapatan rutin setiap hari dengan jumlah tergantung dari luas lahannya.

UGM-b.jpg

Pendapatan tersebut diperoleh setelah budidaya cacing sutra berjalan selama dua bulan dan selanjutnya bisa dilakukan panen rutin setiap hari.

Produksi cacing sutra di Padukuhan Salam sebanyak 50 L/hari, Salak Malang 50 L/hari, dan Duwet 10 L/hari, total produksi 110 L/hari.

Ia sebutkan pada tahun 2019 mulai ada pembudidaya cacing sutera di Kelurahan Banjarharjo.

Saat itu baru ada 10 an orang pembudidaya cacing sutera. Setelah PKM Departemen Perikanan-Fakultas Pertanian UGM masuk kemudian berkembang menjadi 19 orang yang didominasi anak-anak muda.

Cacing sutra merupakan salah satu jenis pakan alami yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembenihan lele.

Kadar protein cacing sutra yang tinggi berkisar 40-50% dan ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut benih menjadikan cacing sutra sebagai pakan alami andalan para pembenih untuk memproduksi benih lele unggul.

"Beberapa inovasi budidaya cacing sutra saat ini dikembangkan untuk memastikan ketersediaan cacing sutra secara berkelanjutan dan tidak tergantung tangkapan alam yang sangat dipengaruhi oleh musim. Inovasi tersebut antara lain budidaya cacing sutra dengan sistem apartemen, di lahan sawah, kolam tanah, kolam terpal, dan bak beton," terangnya.

Semula di Banjarharjo banyak pembudidaya ikan lele. Melihat hasil dari inovasi budidaya cacing sutra di lahan sawah menjadikan pembudidaya ikan lele beralih menjadi pembudidaya cacing sutera.

Untuk mempertahankan kelestarian usaha budidaya ikan lele di tempat tersebut Gandung bersama Tim PKM Departemen Perikanan-Fakultas Pertanian UGM kemudian melakukan sejumlah langkah.

Dimana arah pengembangan kegiatan budidaya cacing sutra di lahan sawah di kalurahan Banjarharjo selanjutnya dengan inovasi polikultur budidaya cacing sutra dengan budidaya lele.

UGM-c.jpg

Dengan memanfaatkan kontur lahan di Kalurahan Banjarharjo Kulonprogo yang memiliki ketinggian berbeda, polikultur cacing sutra dan lele di daerah tersebut dilakukan secara terintegrasi.

"Air limbah budidaya lele yang banyak mengandung bahan organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan cacing sutra dialirkan masuk ke tempat budidaya cacing sutra. Selanjutnya, air yang berasal dari buangan budidaya cacing sutra yang tentunya juga membawa sebagian cacing sutra yang terbawa aliran air, sebelum dibuang dimasukkan ke kolam penampungan lele untuk dimanfaatkan sebagai pakan lele," jelasnya.

Menurut Gandung kunci keberhasilan budidaya cacing sutera adalah air yang mengalir. Biaya produksinya rendah sedangkan hasil usahanya sangat menjanjikan.

Ia ungkapkan cacing sutra paling murah saat ini dihargai Rp 30 ribu rupiah per liter (L).

Sebagai gambaran setiap 200 m² dengan siklus masa tunggu (pemeliharaan) dua sampai tiga bulan dapat menghasilkan antara 5 - 6 liter cacing sutera setiap harinya secara berkelanjutan.

Peluang pasar cacing sutera masih terbuka lebar. Selain para pembenih ikan lele, keberadaan cacing sutera juga banyak di cari para peternak ikan dan pemelihara ikan hias.

Kalau dihitung secara keseluruhan saat ini para pembudidaya cacing sutra di kalurahan Banjarharjo mendapatkan penghasilan berkisar Rp 3,3 juta rupiah / hari atau sekitar Rp 990 juta / tahun.

Dengan demikian, optimalisasi lahan dapat dilakukan yang juga berimbas terhadap kenaikan pendapatan pembudidaya.

Sementara itu salahsatu pembudidaya cacing sutera Sumarjoko, mengaku awalnya ia adalah pembenih ikan lele. Saat itu ia sudah memiliki banyak pelanggan. Termasuk pelanggan rutinnya dari Magelang, Jawa tengah.

Namun suatu ketika, langganan yang terjadwal rutin ini tiba-tiba saja libur.

Tidak mau terpuruk ia kemudian banting setir membuat lahan untuk merintis usaha budidaya cacing sutera.

Ia memilih inovasi budi daya cacing sutera sistem sawah ini. Setelah menebar benih cacing sutera, dilanjutkan dengan pemupukan menggunakan kotoran puyuh setiap hari. Berikutnya mengaduk lumpur beberapa hari sekali hingga masa panen tiba.

"Siklusnya antara dua sampai tiga bulan untuk bisa panen. Setelah lahan terlihat memerah dipenuhi cacing sutera maka tibalah memasuki masa panen," ujarnya.

Ia ungkapkan juga selain luasan lahan, kerapatan tebaran bibit cacing juga mempengaruhi masa panen serta banyaknya hasil panenan.

Menurut Sumarjoko budidaya cacing sutera cukup kecil resikonya.

Selain kondisi air yang mengalir tadi,  kunci lainnya ada pada perawatan. Yakni rajin dan rutin mengaduk lumpur. Karena jika lumpurnya sampai padat akan beresiko cacing sutera tidak berkembang. Sedangkan untuk pupuknya ia murni hanya menggunakan kotoran puyuh.

Sekain itu harganya cukup stabil minimal Rp 30 ribu - samlai Rp 35 ribu / liternya. Sedangkan saat musim hujan harga cacing sutera bisa melambung tinggi karena banyak permintaan namun minim stok di pasaran.

Nah, untuk mendukung arah pengembangan inovasi budidaya cacing sutera di lahan sawah tersebut. Sekaligus untuk memperingati HUT ke-59 Departemen Perikanan UGM, tahun 2022.

Ketua panitia kegiatan Dr Dini Wahyu Kartika Sari, SPi , MSi menyebutkan Departemen Perikanan Jumat (5/8/2022) memberikan bantuan berupa benih cacing sutera dan benih lele serta sarana budidaya berupa asbes.

Dalam acara ini sekaligus dilakukan penebaran benih cacing sutera dan benih lele secara simbolik di padukuhan Salam, kalurahan Banjarharjo, kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.

Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolik oleh ketua program studi Akuakultur Departemen Perikanan UGM Dr. Susilo Budi Priyono.

Rangkaian kegiatan HUT ke-59 Departemen Perikanan UGM tahun 2022 didukung oleh TIMES Indonesia, media online berjejaring nomor 1 di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES