Pemerintahan

Pengamat Dukung Perbaikan Mekanisme Penyaluran Subsidi

Jumat, 05 Agustus 2022 - 19:38 | 24.64k
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kebijakan subsidi pemerintah diakui mampu menahan laju inflasi, namun subsidi dikhawatirkan akan memperberat beban APBN.

Apalagi besaran beban APBN untuk kebijakan subsidi tersebut lebih dari Rp500 triliun.

"Kebijakan pemerintah menahan harga barang-barang subsidi yaitu pertalite, gas 3 Kg dan listrik di bawah 900 VA menahan laju kenaikan inflasi. Tetapi kebijakan pemerintah itu menyebabkan beban subsidi di APBN menjadi sangat besar, lebih dari Rp500 triliun," kata Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter A. Redjalam, Jumat (5/8/2022).

Menurut Piter, rencana pemerintah untuk mengurangi beban APBN bisa dilakukan dengan memperbaiki mekanisme penyaluran subsidi agar lebih efektif dan efisien.

Dengan perbaikan mekanisme, subsidi bisa lebih tepat sasaran sekaligus meringankan beban APBN. 

"Untuk mengurangi beban subsidi dalam APBN ini pemerintah berencana untuk memperbaiki mekanisme subsidi yang lebih tepat sasaran," jelas dia.

Rencana perbaikan mekanisme subsidi itu diakui Piter akan membuat masyarakat tetap bisa menikmati harga barang subsidi yang terjangkau.

Pada saat yang sama, pemerintah juga bisa menahan laju inflasi.

Dengan demikian beban subsidi bisa dikurangi tanpa harus menaikkan harga barang-barang subsidi.

Sehingga laju inflasi tetap bisa dijaga tidak terlalu tinggi.

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan, tahun depan pemerintah akan mulai menyiapkan kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran untuk menjaga inflasi.

Ketum Golkar itu juga menjelaskan jenis subsidi yang akan dikaji ulang untuk lebih tepat sasaran adalah subsidi BBM, gas melon (3 Kg) dan pupuk. 

"Kani lihat pemerintah pada dasarnya menjaga inflasi dan betul subsidi dibuatkan program untuk tepat sasaran dan ada program yang sedang disiapkan, dan tentu akan kami umumkan saat waktunya," kata Airlangga.

Disampaikan, tahun ini anggaran subsidi BBM sudah membengkak sampai dengan Rp502 triliun.

Pemerintah Indonesia masih bisa bertahan karena ada 'bantalan' dari windfall komoditas juga ekspor. 

Namun, tahun depan keadaannya akan lebih sulit sehingga pemerintah harus memangkas sejumlah sektor, termasuk subsidi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES