Peristiwa Daerah

Dinkes Kota Malang Was-Was Kasus Cacar Monyet

Jumat, 05 Agustus 2022 - 14:33 | 27.64k
Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif saat ditemui awak media. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif saat ditemui awak media. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Malang mulai was-was dengan perkembangan kasus cacar monyet. Sebab, diketahui telah ada satu suspek cacar monyet ditemukan di wilayah Jawa Tengah.

Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif mengatakan, masyarakat Kota Malang perlu menjaga kedisiplinan protokol kesehatan yang terus menerus digaungkan semenjak pandemi Covid-19.

Sebab, menurut Husnul, Cacar Monyet sendiri sama halnya dengan Covid-19, yakni penyebaran yang paling mematikan bisa melalui droplet atau udara.

"Perilaku hidup bersih dan sehat itu penting. Kemudian tentu protokol kesehatan dan vaksinasi ini meskipun untuk Covid-19, tapi juga memberikan pertahanan tubuh," ujar Husnul, Jumat (5/8/2022).

Virus yang masuk dalam kategori zoonosis ini, menurut Husnul cukup berbahaya karena bisa menularkan antar manusia maupun hewan ke manusia.

"Ini sama saja dengan Covid-19, karena virus masuknya yang paling utama point by entry-nya itu lewat saluran pernafasan," katanya.

Oleh sebab itu, Husnul meminta kepada seluruh fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) untuk senantiasa memberikan sosialisasi bahaya cacar monyet dan memberikan pengenalan guna menghindari virus tersebut.

"Semua puskesmas, rumah sakit kita fasilitasi juga berupa flyer. Itu nanti teman-teman yang bergerak baik secara langsung maupun tidak langsung (sosialisasi)," ungkapnya.

Sementara, dikatakan Husnul, kelompok rentan terkena cacar monyet ini adalah yang belum melaksanakan vaksinasi. Sebab, meski vaksin tersebut merupakan vaksin Covid-19, Herd Immunity yang dibentuk melalui vaksin tersebut bisa menolak virus cacar monyet masuk.

"Tentu yang utama yang belum vaksin. Lansia juga rentan, anak-anak juga kemudian usia produktif yang aktif juga. Artinya yang mempunyai kegiatan aktif itu rentan, sehingga prinsipnya bagaimana masyarakat bisa menjaga kondisi badan," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES