Peristiwa Daerah

Mengenal Tradisi Ngabumi, Budaya Syukuran Hasil Bumi ala Pulomajeti Kota Banjar

Jumat, 05 Agustus 2022 - 13:24 | 125.46k
Tari Pohaci sebagai simbol persembahan warga Pulomajeti atas limpahan hasil bumi di pertontonkan dalam Ngabumi Pulomajeti (FOTO: Susi/TIMES Indonesia)
Tari Pohaci sebagai simbol persembahan warga Pulomajeti atas limpahan hasil bumi di pertontonkan dalam Ngabumi Pulomajeti (FOTO: Susi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJAR – Perayaan tahun baru Islam di Kawasan Situs Cagar Budaya Pulomajeti, Kecamatan Purwaharja Kota Banjar, Jawa Barat, selalu diramaikan dengan tradisi Ngabumi.

Ngabumi atau hajat Bumi ini terdiri dari rangkaian ritual budaya sebagai ungkapan rasa syukur atas berlimpahnya hasil bumi yang ada di sekitaran Pulomajeti.

Dalam tradisi Ngabumi tahun ini, Warga Pulomajeti menggelar beberapa kegiatan seperti Seba hasil bumi, Ngalarung, Nyangreub, Istiqosah dan Pengajian, Ngawangkong, proses Mipit, kirab dan tarian Pohaci, serta beberapa pentas seni tradisional seperti debus, Pencaksilat, kuda lumping dan Ronggeng.

Jumat (5/8/2022) pagi ini, Pulomajeti dibanjiri oleh warga yang datang untuk menyaksikan prosesi Ngabumi. Kebetulan, acarfa ini juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat, Wali Kota Banjar, Kapolres, Kajari, Dandim 0613/Ciamis, para kepala OPD dan para penggiat budaya serta pemangku adat.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan tradisi Ngabumi perlu dilestarikan sebagai warisan budaya daerah.

 "Selaku pimpinan, kami mengucapkan terimakasih kepada pemangku adat, penggiat budaya dan mereka yang telah melestarikan adat dan budaya masyarakat Jawa Barat. Ini adalah aset dan kekayaan yang harus kita lestarikan," jabarnya.

Dengan adanya tokoh budayawan dan pemangku adat, Uu meyakini akan membawa kemaslahatan bagi semua warga.

 "Dengan kehadirannya para pemangku adat didaerah, Insha Allah Jawa Barat bisa  bisa silih asah silih asuh silih asih dan tidak lagi silih gesek silih gasak atau silih gosok karena pemangku adat ini menyebarkan rasa saling cinta kasih kepada sesamanya walaupun berbeda adat dan budaya," urainya.

Wagub menyatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat mengapresiasi adanya pelestarian budaya melalui tradisi Ngabumi ini yang diyakini selain memelihara adat juga membawa kebaikan dan manfaat bagi semuanya.

 "Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kebersamaan diantara kita dan mengangkat potensi budaya Kota Banjar ke luar daerah," harapnya.

Senada, Wali Kota Banjar, Ade Uu Sukaesih mengaku bangga dan terharu atas terselenggaranya Ngabumi yang dilestarikan warga sekitar Pulomajeti ini.

 "Terima kasih ya para penggiat budaya, pelestari lingkungan dan budaya juga semuanya bahwa kita saat ini sedang jaga lembur, semuanya bersatu diatas perbedaan. Saya sangat mengapresiasi panitia ya, nanti kalau ada kirab akan disatukan ya sebagai aset daerah," paparnya.

Wali Kota menyebutkan Ini merupakan salah satu bentuk pelestarian warisan budaya dari nenek moyang.

 "Efek dominonya juga kan baik buat masyarakat sekitar karena bisa memberdayakan masyarakat serta UMKM disekitar sini seperti saat ini, banyak homestay yang digunakan para pendatang selama kegiatan," jelasnya.

Terpisah, Emed Setiawan selaku Ketua Panitia Ngabumi Pulomajeti mengatakan bahwa tradisi ini sebagai wujud syukur masyarakat kepada Alloh SWT atas berlimpahnya hasil bumi yang menghidupi warga sekitarnya diantaranya yakni Dewi Sri atau Dewi Padi.

 "Ini adalah tradisi khas Pulomajeti yang dilaksanakan di setiap tahun khususnya di Tahun Baru Islam dengan berbagai rangkaian ritual budaya yang diselenggarakan selama Dua hari," katanya.

Emed berharap hajat Bumi ini mengantarkan keberkahan bagi masyarakat  dan Pemkot Banjar mampu menggali potensi yang ada di Pulomajeti.

 "Selain ada situs budaya, juga ada rawa Onom, Sawah, gunung, sungai dan penduduk setempat. Semoga kegiatan ini juga dapat meningkatkan indeks pendapatan masyarakat sekitar Pulomajeti," jabarnya.

Tradisi Hajat Bumi Pulomajeti kemudian dilanjutkan dengan tarian Pohaci dimana Wali Kota dan Forkopimda beserta para penggiat budaya melakukan tarian budaya bersama-sama.

Diakhir kegiatan, dilakukan tradisi ngalap berkah dimana sedekah bumi yang tersedia berupa hasil bumi dalam hiasan janur kuning diburu masyarakat maupun para pendatang. Kendati berebutan, sesi acara satu ini berlangsung tertib dan diyakini dpat membawa berkah bagi siapapun yang mendapatkannya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES