Entertainment

Tarian Kontemporer Lima Koreografer Jatim Bakal Hipnotis Panggung Cak Durassim

Jumat, 05 Agustus 2022 - 01:35 | 58.01k
Kepala UPT Taman Budaya Samad Widodo bersama koreografer dari berbagai daerah di Jatim menggelar press conference jelang acara Gelar Koreografer di UPT Taman Budaya Gedung Cak Durassim Surabaya, Kamis (4/8/2022). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kepala UPT Taman Budaya Samad Widodo bersama koreografer dari berbagai daerah di Jatim menggelar press conference jelang acara Gelar Koreografer di UPT Taman Budaya Gedung Cak Durassim Surabaya, Kamis (4/8/2022). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Lima Koreografer muda bakal menampilkan tarian terbaik mereka dalam acara Gelar Koreografer di Gedung Cak Durassim pada 5-6 Agustus 2022 besok.

Para koreografer asal Jatim ini telah melewati proses seleksi sejak Juni lalu hingga terjaring lima terbaik untuk tampil di antara bintang tamu Agus Mbendol dari Surakarta dan Otnil Tasman dari Banyumas.

Kelima koreografer itu adalah Yussi Ambar Sari, dari Kabupaten Tulungagung dengan karya koreografi berjudul 'Jalan Tengah Part of Tinta Hijau'. Tarian ini mengisahkan budaya nyete di Tulungagung dan mereduksi stigma bahwa perempuan tabu duduk bersama lelaki di warung kopi untuk menikmati cete dari kopi hijau.

Gelar-Koreografer-2.jpg

Kemudian, Sri Cicik Handayani dari Kabupaten Sumenep. Ia membawa karya bertajuk Tande sebagai bentuk makna penyebutan Tayub khas Madura dan cara untuk memanggil sinden wanita.

Ada lagi, Patry Eka Prasetya dari Kabupaten Sidoarjo mengusung tema Tanah Kenangan yang sarat isu lingkungan karena tuntutan modernisasi. Tarian ini menjadi bentuk kritik terhadap krisis lingkungan.

"Ini adalah pikiran kritis saya tentang kerusakan lingkungan tersebut. Kemungkinan ini akan menjadi tanah kenangan," ucap Patry.

Errina Aprilyani asal Surabaya, membawa koreografi bertajuk Transit sebagai bagian proses penemuan jati diri dan Fahmida Yuga Pangestika dari Kabupaten Ponorogo membawa karya Sari Kembang sebagai intisari kesenian Tari Jathil Obyog khas Ponorogo.

Para koreografer akan tampil dalam dua sesi selama dua hari di atas panggung megah dan tata cahaya estetik yang digawangi seniman Herry Lentho.

Diketahui, Gelar Koreografer bertema Next Page ini merupakan agenda perdana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Budaya.

Gelar-Koreografer-3.jpg

Next Page memiliki makna apa yang akan dilakukan kemudian. Istilah tersebut diusung sebagai tema guna memancing daya kreatif, inovatif, dan upaya kreator untuk kembali membuka, menyusun, merangkai halaman baru dari catatan halaman sebelumnya. Berupa catatan tubuh, pengalaman, dan pengetahuan sebagai bekal menuju halaman selanjutnya.

"Mereka telah melewati proses mentoring dan sampai hari ini adalah hari-H untuk bisa melaksanakan kegiatan," terang Kepala UPT Taman Budaya Samad Widodo, SS., MM, Kamis (4/8/2022).

Samad mengatakan, agenda ini sekaligus menjaring bibit-bibit koreografer muda asal Jatim untuk pertama kalinya. Kegiatan ini juga bertujuan sebagai sarana menumbuhkembangkan kreativitas koreografer di Jatim.

"Karena di Jatim sendiri belum ada wadah yang bisa memfasilitasi untuk keabsahan dari seorang koreografer," katanya.

Sehingga Gelar Koreografer nantinya diharapkan mampu menjadi ajang ruang prestasi terutama seni tari di Jatim. Mereka juga akan dikenalkan sebagai sosok koreografer potensial asal Jatim dari kawah candradimuka UPT Taman Budaya.

Selain itu, momentum ini juga merupakan ajang silaturahmi antar seniman untuk membangkitkan Jatim sesuai jargon Gubernur Khofifah, Optimis Jatim Bangkit dengan membangun jejaring.

"Karena potensi tari Jatim ini luar bisa tapi belum dieksplor secara nilai jual. Kami ingin sang penari ini menjadi nilai jual Jatim," ungkapnya.

Sementara itu, Kurator Gelar Koreografi, Peni Puspito mengatakan bahwa Jatim pernah menjadi mercusuar pagelaran seni bahkan mendapat sorotan dari dunia internasional.

"Kegiatan ini nampaknya akan dihidupkan kembali melalui tari kontemporer," ucap Peni.

Dulu, kata dia ada sejumlah lembaga festival seni termasuk festival yang digelar oleh UPT Taman Budaya Cak Durassim Surabaya. "Itu adalah salah satu lembaga yang sangat kuat dalam melahirkan satu wacana dan generasi seniman yang sangat hebat sekali," ujarnya.

Namun, kata dia, hingar bingar pentas seni di Jatim sempat redup. Sehingga kegiatan Gelar Koreografer ini ia prediksi bakal menjadi pembangkit semangat berkesenian. "Oleh karena itu yang dipilih di sini adalah tari kontemporer," tandasnya.

Lebih lanjut, ujar Peni, banyak lembaga festival atau lomba memberi ruang untuk membuat karya-karya nominasi.

Sedangkan bentuk lembaga yang mewadahi kesenian kontemporer sudah mulai pudar. Gelar Koreografer adalah ruang kembali. Karena seni kontemporer identik dengan inovasi dan nilai baru.

"Mudah-mudahan nanti ruang ini akan berlanjut di Jatim. Sehingga akan bangkit lagi bentuk-bentuk kesenian dengan nilai dan inovasi baru," ucap Peni terkait Gelar Koreografer tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES