Indonesia Positif

FKH UNAIR Latih Masyarakat Cowindo Cegah PMK dan Tingkatkan Penghasilan Susu Sapi

Kamis, 04 Agustus 2022 - 12:51 | 26.17k
(FOTO: AJP TIMES Indonesia)
(FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR kembali menyelenggarakan pengabdian masyarakat pada Selasa (02/08/2022) kemarin. Kali ini, FKH menyasar Wisata Sapi Perah, Cowindo, yang terletak di Kecamatan Sendang,  Kabupaten Tulungagung.

Agenda tahunan itu melibatkan sejumlah dosen hingga guru besar FKH UNAIR. Di antaranya mulai dari Dr. Sri Mulyati, drh., M.Kes; Dr. Rimayanti, drh., M.Kes; Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes; Prof. Dr. Ismudiono, drh., M.S; serta Prof. Dr. Wurlina, drh., M.S sebagai pendamping. Selain itu, dua mahasiswa pascasarjana Ilmu Biologi Reproduksi juga turut terlibat.

Dr Sri Mulyati drh selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa Wisata Cowindo sendiri sudah memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Mulai dari peternakan sapi dan hasil susu sapi yang melimpah. Namun, minimnya inovasi dalam pengelolaannya membuat produk yang dihasilkan masih belum memiliki nilai tambah.

“Melalui program ini kami ingin memberikan pengetahuan kepada peternak dan menciptakan kemandirian ibu-ibu wisata Cowindo agar lebih kreatif dan berinovasi dalam mengolah susu guna menambah nilai jualnya,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Dr Sri Mulyati menerangkan bahwa jika susu hasil perahan diolah menjadi produk turunan, maka harganya bakal meningkat berkali-kali lipat. Oleh karenanya, ia mendorong para pemerah untuk tidak hanya menjual langsung susu hasil perahan.

“Jika kita jual susu saja harganya hanya berkisar antara Rp6.000 – Rp7.000 per liter. Jika diolah menjadi yogurt atau kefir, harganya bisa sampai Rp50.000 per liter. Olahan botok susu dan pepes susu bahkan sudah masuk di hotel-hotel berbintang,” terangnya.

Minimalisir Penyebaran PMK

Selain pengolahan susu, tim pengmas juga membekali para peternak untuk meminimalisir penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dosen Reproduksi Veteriner FKH UNAIR Prof Ismodiyono menyampaikan, wabah PMK menjadikan kebersihan kandang dan hewan ternak sebagai prioritas yang paling penting. Ia mendorong para peternak untuk selalu membersihkan kandang rutin satu hari sekali untuk mencegah hewan ternak terjangkit PMK.

“Ternak yang terindikasi PMK bisa kita berikan desinfektan berupa larutan kaporit sebanyak 2 persen, memberikan larutan prusi atau trusi 5 persen pada kaki hewan yang terjangkit, dan memberikan obat kumur iodine 5 persen dua kali sehari,” tuturnya.

Selain itu, para peternak juga diajari untuk mengolah pakan hijauan menjadi silase, fermentasi atau diramu menjadi pakan lengkap. Dalam sesi tersebut, Prof Wurlina menyarankan agar para peternak memberikan pakan tanpa hijauan. “Ini guna mencegah kualitas pakan kurang bagus saat musim kemarau berkelanjutan,” ucap Prof Wurlina.

Sebagai informasi, kegiatan pelatihan dan pendampingan tersebut dicanangkan hingga bulan November nanti. Tercatat, pelatihan dihadiri oleh 25 orang yang merupakan para peternak dan ibu-ibu pengelola UMKM Wisata Cowindo. Seluruh peserta tampak bersemangat dan termotivasi membuat berbagai inovasi olahan susu.

Agenda pengmas UNAIR itu diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup para peternak dan pelaku UMKM di Wisata Cowindo. Sehingga para peternak sapi perah juga tetap bersemangat dan dapat bertahan di tengah wabah PMK. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES