Peristiwa Internasional

Pengadilan HAM Menolak Banding Orang Tua Archie Battersbee, Waktu Hidup Tinggal Dua Jam

Kamis, 04 Agustus 2022 - 06:06 | 34.92k
Kini Hollie Dance dan suaminya, Paul Battersbee masih diberi waktu hingga Kamis (4/8/2022) pukul 9 pagi ini untuk meluncurkan upaya  lain.(FOTO: PA Ware)
Kini Hollie Dance dan suaminya, Paul Battersbee masih diberi waktu hingga Kamis (4/8/2022) pukul 9 pagi ini untuk meluncurkan upaya  lain.(FOTO: PA Ware)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perjuangan orang tua Archie Battersbee mencapai puncaknya setelah Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) menolak permohonan bandingnya dalam upaya  menunda pencabutan perawatan penopang hidupnya.

Kini Hollie Dance dan suaminya, Paul Battersbee masih diberi waktu hingga Kamis (4/8/2022) pukul 9 pagi ini untuk meluncurkan upaya hukum untuk memindahkan putra mereka ke rumah sakit lain, jika tidak, alat bantu hidupnya akan dimatikan pada pukul 11 ​​pagi.

Hollie Dance mengatakan, dia telah menerima tawaran untuk merawat putranya dari penyedia layanan kesehatan di dua negara lain yakni Jepang dan Italia.

"Jika negara ini (Inggris) tidak bisa merawatnya atau mereka tidak mau merawatnya, apa salahnya membiarkan dia pergi ke negara lain," katanya seperti dilansir The Guardian.

Namun jika orangtua Archie tidak bisa mendapatkan izin dari Pengadilan untuk memindahkannya ke luar negeri atau ke rumah sakit tanpa dukungan dokter, maka mereka bisa dituntut secara hukum.

ECHR menolak permohonan banding dari orang tua Archie karena tidak memiliki kewenangan untuk campur tangan dalam keputusan hukum untuk menghapus pencabutan dukungan hidup Archie.

Banding ke ECHR yang berbasis di Strasbourg itu adalah jalan hukum terakhir yang tersedia bagi pasangan Hollie Dance (46) dan Paul Battersbee (57).

Mahkamah Agung Inggris sebelumnya juga memutuskan pada hari Selasa bahwa penundaan lebih lanjut penarikan dukungan hidup Archie tidak akan menjadi kepentingan terbaiknya.

Setelah keputusan hari Selasa, Dance mengatakan rumah sakit Royal London bermaksud untuk menghentikan perawatan pada pukul 11 ​​pagi pada hari Rabu tetapi dengan tenggat waktu yang semakin dekat, dia mengungkapkan bahwa sebuah aplikasi telah dibuat ke ECHR.

Barts Health NHS yang mengelola rumah sakit Royal London pun mengatakan tidak akan mengambil tindakan selama langkah hukum sedang berlangsung.

Karena itu orang tua Archie kemudian mengajukan ke pengadilan Strasbourg untuk "tindakan sementara", tindakan mendesak yang diperintahkan oleh pengadilan dalam kasus luar biasa dimana ada risiko bahaya yang tidak dapat diperbaiki.

Mereka biasanya melibatkan pemohon yang meminta penangguhan pengusiran atau ekstradisi selama kasus dipertimbangkan, seperti dalam kasus di mana penerbangan deportasi Rwanda dihentikan.

Namun dalam kasus Archie, ECHR memutuskan bahwa mereka tidak berwenang.

Pada waktu hakim pengadilan tinggi memutuskan pada 25 Juli 2022 lalu, yang kemudian mendapat perlawanan dari orang tua Archie, pengadilan masih memberi waktu untuk mengajukan banding ke ECHR.

Tetapi mereka malah memilih mengajukan permohonan kepada komite PBB tentang hak-hak penyandang disabilitas untuk ikut campur tangan, dengan keyakinan bahwa hal itu menawarkan peluang sukses yang lebih baik.

Ketika Mahkamah Agung Inggris memutuskan pada hari Selasa bahwa konvensi di mana komite bekerja bukan bagian dari hukum domestik, ECHR akhirnya menjadi pilihan terakhir mereka yang tersisa untuk mencegah rumah sakit memulai pencabutan peralatan penunjang kehidupan Archie Battersbee.

Archie Battersbee ditemukan tidak sadarkan diri di rumahnya di Southend-on-Sea, Essex, pada 7 April, diduga ikut tantangan online. Sejak saat itu ia dirawat di Rumah Sakit Royal London yang dikelola Barts NHS Health Trust dengan kondisi mati batang otak dan tidak ada peluang untuk hidup. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES