Politik

Rusli Effendi Sarankan Suharso Monorfa Mundur dari Ketua Umum PPP

Rabu, 03 Agustus 2022 - 19:51 | 37.74k
Rusli Effendi saat menjabat sebagai Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 2011-2021 (FOTO: Dokumen/RM.CO)
Rusli Effendi saat menjabat sebagai Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 2011-2021 (FOTO: Dokumen/RM.CO)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mantan Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 2011-2021, Rusli Effendi menyarankan Suharso Monoarfa untuk mundur secara terhormat dari jabatan Ketua Umum partai. Sebab, menurutnya desakan mundur terus datang dari berbagai pihak.

“Bahkan persoalan pribadi juga terus diangkat ke publik. Jadi, sebaiknya mundur itu lebih terhormat,” kata Rusli Effendi kepada TIMES Indonesia di Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Rusli menyebut, jika memang tidak mau mundur sebenarnya ada beberapa solusi. Antara lain, Suharso harus lebih terbuka dan mau mendengar kerja kolektif dan akomodatif.

Selanjutnya, menurut Rusli restrukturisasi juga harus dilakukan dengan memasukkan kader-kader yang mumpuni untuk memperkuat menghadapi Pemilu 2024.

“Sebab komposisi pengurus partai harian seharusnya diperluas, bukan diperkecil. Suharso juga harus bisa mendistribusikan kekuasaan di internal dan luar partai, dengan memberi ruang kader yang berkualitas dan sudah berjuang pada posisi yang bisa diperjuangkan,” jelasnya.

Namun, Rusli kembali menegaskan jika memang tidak bisa dilakukan hal-hal tersebut Suharso sebaiknya segera mundur. Hal tersebut perlu dilakukan agar PPP bisa selamat.

“Jika hal-hal tersebut berat untuk dilakukan demi keselamatan PPP dan kehormatan Suharso, maka sebaiknya mundur,” imbuhnya.

Sebagai informasi berdasarkan pantauan TIMES Indonesia di Jakarta, dalam dua bulan terakhir memang Ketua Umum DPP PPP, Suharso Monoarfa sering didemo oleh kadernya di seluruh Indonesia. Demo tersebut berlangsung hampir setiap hari di kantor DPP. 

Sementara itu, kasus yang dituduhkan ke Suharso Monoarfa bermacam-macam. Diantaranya, dugaan kepemimpinan Suharso Monoarfa akan gagal dalam memimpin Pilpres 2024. Sementara kasus lainya, berkaitan dengan pribadi, yaitu kekerasan gender dan korupsi.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PPP juga sempat memberikan respon terkait serangan demi serangan yang setiap hari dituduhkan kepada ketumnya. Pada kesempatan itu, dia juga meminta kader tidak terpengaruh dan tetap solid.

"Hingga saat ini tuduhan itu masih terus bergulir dan tidak bisa dibuktikan. Saya tegaskan ya, internal partai sampai saat ini masih solid dan itu hanyalah fitnah terhadap ketum," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES