Ekonomi

Diubah Jadi Baju Siap Pakai, Wastra Kota Kediri Berpotensi Naik Kelas Lebih Tinggi

Rabu, 03 Agustus 2022 - 00:24 | 37.51k
Seorang pengrajin tengah memintal benang menjadi kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri (Foto : Yobby/Times Indonesia)
Seorang pengrajin tengah memintal benang menjadi kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri (Foto : Yobby/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Kota Kediri dikenal dengan wastra atau kain tradisional kain tenun ikat. Pengrajin kain tenun ikat ini berpusat di kelurahan Bandar, terutama Bandar Kidul.

Menurut desainer Wignyo Rahardi, dengan pengembangan menjadi produk siap pakai wastra kota Kediri bisa makin lestari dan juga membantu perkembangan ekonomi para pegiatnya.

"Perlu kita kenalkan bahwa di kota Kediri memiliki kain wastra, selain batik yang menarik tentunya juga kain tenun yang menarik. Itu perlu di-branding. Selama (wastra) ini hanya dibuat kain dan kain. Bagaimana kita branding? tentunya untuk lebih menarik orang membeli dan memakai adalah kalau sudah bisa menjadi busana siap pakai. Jadi para pegiat tenun, yang selama ini memproduksi dan menjual kain sekarang mereka bis naik kelas, bisa menjualnya berupa busana siap pakai," ucap Wignyo Rahardi yang selama ini dikenal pakar kreasi kain dan kerajinan tenun Indonesia, Selasa, (2/8/2022).

Mengubah kain menjadi baju siap pakai, Wignyo menambahkan bisa mendongkrak penjualan wastra atau kain tradisional. Mengingat budaya konsumsi masyarakat Indonesia lebih cenderung memilih pakaian siap pakai daripada kain.

"Orang kalau pada umumnya,beli kain dia simpan dulu di lemari, lupa. Tapi kalau sudah beli baju jadi, dia pakai. Otomatis permintaan daripada kain dari si pengrajin, lebih cepat, dan lebih banyak," tambah Wignyo lagi. 

Dengan meningkatkanya penjualan wastra atau kain tradisional, baik itu yang masih berupa kain atau sudah dalam bentuk jadi, tidak hanya bisa meningkatkan ekonomi. Tapi juga turut mengangkat nilai budaya dan seluruh kota atau daerah secara umum.

"Makin kita mengenalkan produk khas dari daerah otomatis budaya itu akan dikenal orang. Bukan budayanya saja tapi Kota Kediri juga akan lebih dikenal melalui wastra. Kalau sudah begitu otomatis otomatis secara ekonomi, nanti para perajin akan ikut naik," jelas Wignyo. 

Saat ini sendiri di Kelurahan Bandar Kidul terdapat 14 pengrajin tenun ikat, dengan beberapa motif khas seperti Tirto Tirjo, Ceplok, Gelombang, Along-Along, Gunungan, hingga Wajik. Pemkot Kediri sendiri melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian telah mencatatkan tenun ikat Kediri dalam Surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional (HAKI KIK). Tenun Ikat Kediri diakui dalam jenis Ekspresi Budaya Tradisional “Seni Rupa Dua Dimensi, Seni Rupa – Tiga Dimensi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES