Politik Info Pemilu 2024

Peta Politik Masih Cair, Ada Peluang NasDem Gabung dalam Koalisi KIB

Selasa, 02 Agustus 2022 - 20:41 | 51.18k
Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum NasDem Surya Paloh. (FOTO: dok Golkar)
Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum NasDem Surya Paloh. (FOTO: dok Golkar)
FOKUS

Info Pemilu 2024

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic International Studies (CSIS) Arya Fernandes menyatakan peluang partai-partai baru bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) relatif kecil. Partai-partai baru ini diketahui bermunculan sejalan dengan pendaftaran sebagai peserta Pemilu 2024.

'Masing-masing partai di luar KIB sudah mulai terbentuk. Jadi saya melihat kecenderungan itu sepertinya, sepertinya agak susah ada partai baru masuk," terangnya kepada wartawan, Selasa (2/8/2022). 

Koalisi Indonesia Bersatu sendiri beranggotakan Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional. Belakangan, Partai Nasional Demokrat, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut-sebut bakal bergabung dalam koalisi tersebut.

"Untuk Gerindra dan PKB, mereka sudah ada komunikasi," kata Arya. 

Arya mengungkapkan, partai politik mempunyai kepentingan masing-masing. Karena kepentingan itu pula, ia memperkirakan pada Pemilu 2024 akan ada tiga hingga empat koalisi yang mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. 

Dan, karena suasananya masih cair, peta koalisi masih besar kemungkinannya mengalami perubahan. Arya juga menggarisbawahi saat ini yang menarik dicermati adalah koalisi PDI Perjuangan. Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu menarik ditunggu akan berkoalisi dengan siapa.

"Saya duga PDIP akan berkoalisi dengan akan melakukan kongsi. Dengan politik kita yang majemuk, PDIP nggak mungkin maju sendiri, pasti akan  berkoalisi juga, meskipun dia bisa sendiri," jelasnua.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengungkapkan KIB saat ini berada pada situasi terbuka. Artinya, peluang dan kesempatan untuk mendapatkan mitra baru setara dengan peluang kehilangan mitra partai politik yang saat ini sudah ada dalam gerbong KIB.

"Situasi saat ini, masih terbuka lebar peluang perubahan koalisi termasuk di KIB, adanya peluang mendapat mitra, itu setara dengan peluang kehilangan mitra atau bubar," terang Dedi.

Menurutnya, parpol yang memungkinkan bergabung dengan KIB adalah partai besutan Surya Paloh, Partau NasDem. Hal itu ditinjau dari cara pandang Partai Nasdem yang disebutkan Dedi mirip dengan Partai Golkar.

"Mitra strategis yang mungkin bisa sejalan dengan KIB adalah NasDem, mengingat Nasdem punya cara pandang politik mirip dengan Golkar, juga karena belum adanya tokoh potensial yang muncul dari Nasdem," ungkapnya.

Dedi mengatakan parpol yang tengah didekati KIB yakni Demokrat dan PKS justru berada pada lain gerbong. Bahkan keduanya berpotensi untuk menarik partai lain untuk bergabung.

"Sementara Demokrat dan PKS cukup sulit didekati, setidaknya selain karena saat ini berbeda gerbong, juga karena Demokrat punya tokoh potensial. Dua partai ini lebih mungkin menarik anggota baru dibanding menjadi anggota koalisi yang sudah ada," tandasnya.

Meski demikian, upaya KIB tidak mudah untuk memikat Nasdem dalam gerbong yang diisi Golkar, PAN, dan PPP. Mengingat Ketum Nasdem Surya Paloh mempunyai karakter politik tersendiri. Apalagi partai ini sejak awal sudah menyebutkan nama Gubernur DKI Anies Baswedan dan Panglima TNI Andika Perkasa.

"NasDem tidak mudah bergabung, mengingat Surya Paloh punya karakter politik yang kuat. Terlebih NasDem sudah miliki pilihan, misalnya yang diumumkan terdahulu yakni Anies Baswedan, juga Andika Perkasa," tambahnya.

"Sepanjang koalisi belum miliki tokoh terusung, atau setidaknya miliki tokoh yang kuat, maka koalisi itu dipastikan masih lemah, karena mereka hanya punya komunitas tanpa pengikat yakni tokoh terusung itu," lanjut Dedi.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, sebelumnya mengajak Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Tujuannya agar KIB semakin kuat, kokoh dalam mengusung capres-cawapres pada Pilpres 2024 mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES