Hukum dan Kriminal

Meski Dituntut Warga untuk Tutup, Padepokan Nur Dzat Sejati di Blitar Tetap Buka

Senin, 01 Agustus 2022 - 17:20 | 92.74k
Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar Jawa Timu. (Foto: Sholeh/ Times Indonesia)
Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar Jawa Timu. (Foto: Sholeh/ Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, BLITAR – Gus Samsudin tetap bersikukuh membuka Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar Jawa Timur. Meskipun warga sekitar menuntut untuk ditutup.

Menurut Gus Samsudin, praktik pengobatan di padepokannya sudah sesuai aturan dan memiliki izin.

"Saya mendirikan padepokan ada izin. Saya juga ada izin praktik dan tempat dan saya tidak diperintah menutup dari pihak yang memberikan izin. Terus bagaimana ketika saya punya izin harus tutup dari mana dasarnya," katanya.

Sebelumnya, pada Minggu (31/7/2022) ratusan warga mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati menuntut penutupan padepokan.

Aksi tersebut buntut dari perseteruan antara Gus Samsudin dengan Pesulap Merah atau Marchel Radhival yang mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati. 

Perseteruan tersebut bermula dari Pesulap Merah yang membuat konten YouTube membongkar trik kepalsuan ala dukun yang dilakukan Gus Samsudin selaku pengasuh Padepokan Nur Dzat Sejati. Perseteruan tersebut berimbas pada nama Desa Rejowinangun yang dianggap netizen membekingi Padepokan Nur Dzat Sejati.
 
"Sebenarnya kan saya dituduh oleh seseorang melakukan penipuan. Kemudian orang itu saya minta untuk membuktikan tetapi beliau tidak bisa membuktikan. Kemudian dia datang ke padepokan tapi tidak masuk ke padepokan. Saya suruh masuk terapi tidak masuk. Sampai saya jemput supaya masuk ke padepokan masih tidak mau," jelas Gus Samsudin.

Kepala Desa Rejowinangun, Bhagas Wigasto menegaskan, dirinya bersama warga sepakat untuk menutup sementara padepokan milik Gus Samsudin agar suasana di Desa Rejowinangun bisa kondusif.

"Saya putuskan ditutup dengan batas waktu permasalahan ini selesai. Kemudian beliau kalau menolak silakan," tegasnya.

Bhagas mengatakan, di masa penutupan itu akan digunakan untuk tabayun dengan ormas keagamaan juga dengan masyarakat. Menurutnya, perseteruan itu bukan masalah masyarakat secara luas.

Bhagas menyayangkan, dalam perseteruan antara Gus Samsudin dengan Pesulap Merah atau Marchel Radhival tersebut malah menjadi justifikasi masyarakat yang melihat konten YouTube bahwa pihaknya yang bermasalah.

"Padahal saya mengambil tindakan meminta pesulap merah untuk menunjukkan KTP itu kan prosedural. Opini yang berkembang jutsru saya selaku kepala desa membekingi Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin," urainya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES