Hukum dan Kriminal

Soal Kasus Bayi Meninggal di RSUD Jombang, Dewan akan Panggil RSUD, Dinkes, dan Korban

Senin, 01 Agustus 2022 - 14:51 | 77.62k
Luluk Cyntiah Wahyuni Anggota Komis D DPRD Jombang bakal panggil pihak terkait kasus Pasien RSUD Jombang. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Luluk Cyntiah Wahyuni Anggota Komis D DPRD Jombang bakal panggil pihak terkait kasus Pasien RSUD Jombang. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Terkait kasus pasien RSUD Jombang yang dipaksa melahirkan normal hingga berujung bayi meninggal dunia, DPRD Jombang bakal panggil pihak terkait.

Saat konferensi pers di RSUD Jombang, Luluk Cyntiah Wahyuni Anggota Komisi D DPRD Jombang mengatakan pihaknya akan menggelar hearing di DPRD Jombang besok, Selasa (2/8/2022).

"Besok akan kita panggil semua pihak mulai dari RSUD, Dinkes, dan keluarga korban untuk hearing di DPRD Jombang," katanya, kepada TIMES Indonesia, Senin (1/8/2022).

Dalam kasus ini, DPRD Jombang sebagai penengah akan memberikan ruang kepada kedua pihak untuk berbicara dan menyelesaikan masalah ini dengan baik.

"Di sini kami sebagai penengah. Semoga dengan hearing besok kedua pihak bisa terbuka dan segera menyelesaikan masalah ini," harapanya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, nasib kurang beruntung harus dialami oleh pasangan suami istri Yopi Widianto (26) dan Rohmah Rodlotulul Jannah (29). Pasalnya diduga terjadi malpraktik dan pelayan buruk RSUD Jombang sehingga mereka harus kehilangan buah hatinya.

Yopi Widianto (26) Warga Dusun Slobok, Desa Lemahan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang itu menceritakan kronologi kejadian yang menimpa keluarganya tersebut.

Kronologi Kejadian

Kejadian itu bermula, pada Kamis (28/7/2022) saat istrinya mengalami kontraksi. Kemudian sang istri dibawa ke Puskesmas Sumobito untuk menjalani pemeriksaan.

Setelah menjalani pemeriksaan menyeluruh di Puskesmas Sumobito menyarankan serta memberi rujukan agar melakukan operasi caesar di RSUD Jombang.

"Puskesmas itu tidak mau, kalau formal di sana, harus dicaesar. Kemudian, dibawa sama mertua, istri RSUD terus tandatangan surat, entah surat apa itu, saya belum datang soalnya," ungkap Yopi kepada awak media dengan raut wajah yang sedih, Senin (1/8/2022).

Kemudian, sang istri dibawa ke RSUD Jombang untuk melakukan apa yang sudah disarankan oleh pihak Puskesmas. Namun, perawat RSUD Jombang menolak untuk melakukan operasi caesar dan memaksa untuk melahirkan secara normal.

"Namun, pihak RSUD malah memaksa untuk lahiran normal. Padahal waktu USG di RSUD Dokter sudah menyarankan untuk saecar. Karena istri juga punya riwayat penyakit dan badannya juga gemuk," kata dengan raut wajah tak sanggup menahan kesedihan.

"Terus proses persalinan sekitar jam 7, bayi itu tidak bisa keluar sama sekali. Istri saya nanya lagi, kok gak dioperasi? Bisa kok mbak, kita usahakan kata perawat itu. Karena saya awam saya serahkan ke rumah sakit. Tapi masih tidak bisa keluar. Dikeluarkan tabung, disedot kepalanya. Waktu disedot itu, sudah tidak bernyawa," tambahnya.

Kemudian sekitar pukul setengah 10, bayi sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan posisi kepala bayi sudah keluar dan badan belum.

"Saya keluar nangis, habis itu masuk lagi terus ditanya dokter laki-laki. Mas, jalan satu-satunya dekaminasi atau apa gitu, apa itu? Pemisahan anggota tubuh biar bisa keluar janinnya. Terus badannya nanti diambil dengan operasi caesar," terang Yopi.

"Loh kenapa tadi tidak dicaesar? Dijawabnya kalau bisa normal ya normal dulu. Tapi saya bodo amat, saya melihat istri masih kesakitan, saya lihat bayi itu masih di sini (menunjuk rahim red) itu kepalanya, saya tidak bisa membayangkan," terangnya lagi.

Dengan terpaksa dan demi keselamatan sang istri akhirnya Yopi memilih untuk menandatangani surat pernyataan kesediaan pemotongan bagian tubuh sang bayi dan dioperasi.

"Terus saya tandatangan akhirnya dioperasi itu jam 12 sudah selesai, saya melihat bayinya, sudah tidak bernyawa. Ada bekas jahitan di sini (leher). Kalau umpama tadi dicaesar, ya meskipun tidak selamat, tapi saya sendiri ikhlas, setidaknya tidak diperlakukan seperti itu," ujar Yopi dengan kecewa.

Pihaknya, berharap kejadian ini hanya menimpa keluarganya saja. Ia juga berharap pihak RSUD Jombang mau bertanggungjawab atas insiden yang telah terjadi. "Semoga ini menjadi pelajaran dan tidak menimpa orang lain. Saya minta Pihak RSUD mau bertanggungjawab," harapnya.

Tanggapan RSUD Jombang Terkait Kejadian

Sementara itu pihak RSUD Jombang dalam konferensi pers yang dipimpin oleh Vidya Buana Kepala Bidang (Kabid) Yanmed (Pelayanan Medis) dan Keperawatan RSUD Jombang membenarkan atas peristiwa yang terjadi terhadap pasien yang ditangani RSUD Jombang.

Namun, pihaknya menampik adanya kesalahan penanganan medis yang dilakukan oleh pihak RSUD Jombang. Proses pemisahan organ tubuh bayi itu sebagai jalan terakhir penyelamatan ibu bayi.

"Itu sudah jalan terbaik dan juga sudah meminta persetujuan dari keluarga," katanya, kepada awak media saat konferensi pers di RSUD Jombang.

Ditanya mengenai kenapa tidak dilakukan operasi caesar sebelumnya. Vidya Buana menerangkan pasien dalam kondisi baik dan memungkin untuk melahirkan normal.

"Ibu ini dengan kondisi baik. Pada saat di RSUD juga sudah bukaan 8. Jadi tidak memungkinkan untuk operasi caesar," jelasnya.

Sementara itu, mengenai pelayanan yang kurang baik dari petugasnya. Pihaknya akan memberikan tindakan. "Pasti akan kami tindak. Di sini sudah ada bagian untuk menilai kinerja bagi setiap karyawan RSUD Jombang," jawabnya.

Sebelumnya, peristiwa bayi meninggal dunia di RSUD Jombang ini sempat viral di media sosial twitter yang diunggah oleh akun Twitter @MinDesiyaa. Unggahan itu sontak membuat warganet simpati terhadap kejadian yang diunggahnya. Unggahan tersebut mendapat retweet sebanyak 9.847 dan 32,8 ribu suka serta 1.782 tweet kutipan.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES