Wisata

Dolanan Jadoel di Waroeng JMP Tetap Bertahan di Tengah Serangan Gadget

Senin, 01 Agustus 2022 - 01:49 | 49.03k
Anak-anak asik bermain dakon bersama di Waroeng Joglo Merah Putih, Minggu (31/7/2022).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Anak-anak asik bermain dakon bersama di Waroeng Joglo Merah Putih, Minggu (31/7/2022).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Banyak anak-anak yang kini sudah kecanduan gadget. Selama masa pandemi Covid-19, konsumsi gadget juga terus bertambah. Kondisi itu mengurangi berbagai interaksi anak-anak serta mengurangi fokus dalam belajar dan bermain.

Untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, Waroeng Joglo Merah Putih (JMP) bersama Kampoeng Dolanan mengelar Festival Dolanan Jadoel yang melibatkan berbagai anak-anak di Surabaya dan sekitarnya, Minggu (31/7/2022).

Berbagai dolanan anak jadoel seperti Sleboran, Ampar-ampar Pisang, Cublak-cublak suweng, Bentengan, Hulahop, Dakon, Bekel sampai Boy-boyan digelar dengan sukacita oleh anak-anak.

Waroeng-JMP-2.jpg

Pengelola Waroeng JMP Aan Haryono menuturkan, dolanan jadoel menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pertumbuhan anak-anak di Indonesia. Banyak hal baik yang bisa diserap dari permainan dolanan jadoel. Salah satunya melatih kerjasama, solidaritas serta keceriaan anak.

“Hal baik dari dolanan anak jadoel itu yang ingin kita lestarikan bersama. Kondisi saat ini di tengah percepatan teknologi membuat banyak anak memilih gadget sebagai teman bermain. Namun sekali lagi permainan jadoel tak akan musnah dan terus bisa dilestarikan,” katanya.

Di usia emas anak, katanya, menjadi fase yang tepat untuk bisa mengenal serta membuat mereka bahagia melalui permainan jadoel. Banyak warisan dari nenek moyang dulu tentang permainan anak yang tak akan lekang oleh zaman. Pihaknya pun menyediakan berbagai mainan jadoel yang bisa dinikmati setiap hari di Waroeng JMP.

Anak-Bermain.jpg

“Dolanan jadoel menjadi warisan yang harus terus dirawat. Sekaligus menjaga tradisi baik untuk anak-anak, karena anak adalah investasi masa depan,” ungkapnya.

Ketua Kampoeng Dolanan Mustofa Sam mengatakan, melalui dolanan, anak-anak bisa belajar disiplin, taat aturan, berbagi, kerja sama, ikhlas, dan menerima. Mereka juga bisa belajar berbesar hati, bahagia, jujur, dan diplomasi.

“Termasuk juga memimpin, mengikuti. Ada ajaran kebaikan yang bisa dipelajari dari dolanan,” katanya.

Ia pun percaya, permainan tradisional bisa mengembalikan memori kolektif anak-anak dan masyarakat terhadap nilai-nilai luhur kehidupan. Sehingga bisa untuk terus dilestarikan dan dijaga.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES