Ekonomi

Komitmen Investasi Jepang Diharapkan Dongkrak Perekonomian Rakyat

Kamis, 28 Juli 2022 - 21:25 | 43.07k
Investasi jangka panjang nelalui pembangunan infrastruktur untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. (FOTO: dok CDMI Consulting)
Investasi jangka panjang nelalui pembangunan infrastruktur untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. (FOTO: dok CDMI Consulting)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebanyak 10 Chief Executive Officer (CEO) dari beberapa perusahaan Jepang berkomitmen menanam investasi di Indonesia senilai Rp75,4 triliun (US$5,25 miliar) pada 2023. Komitmen investasi itu didapat saat Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan di Imperial Hotel, Tokyo, Jepang, Rabu (27/07/2022).

Menurut ekonom Indef Ahmad Heri Firdaus, investasi yang akan masuk di Indonesia harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dalam negeri. Investasi dari Jepang diharapkan bisa membuka lapangan kerja sebesar-besarnya untuk masyarakat Indonesia. Dengan demikian, perekonomian rakyat akan terdongkrak.

"Investasi yang masuk dari Jepang itu harapannya adalah bisa menyerap tenaga kerja, supaya pendapatan masyarakat meningkat, mengurangi pengangguran," kata Ahmad di Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Salah satu industri yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, disebutkan Indef adalah industri manufaktur. Karena itu, investasi hendaknya diarahkan ke sektor-sektor yang sifatnya industri manufaktur atau pengolahan atau sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga kerja padat karya..

Selain itu, investasi juga mestinya bisa difokuskan pada hilirisasi industri. Sumber daya alam yang melimpah di Indonesia harus bisa dioptimalkan dalam penggunaan dan pengolahan. Hal itu patut dilakukan untuk menciptakan nilai tambah dan mengisi rantai produksi dari hulu ke hilir sebuah produk.

"Sekarang yang lagi menjadi perhatian adalah bagaimana bisa melakukan hilirisasi industri. Artinya dengan sumber daya alam yang kita miliki, itu semua bisa kita olah untuk menjadi barang yang bernilai tambah," kata Ahmad.

Mengenai investasi dibidang energi baru terbarukan (EBT), investasi dari Jepang ditekankan dia akan menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Hal ini mengingat kemampuan pendanaan dan penguasaan teknologi Negeri Sakura tersebut.

"EBT kan kita harus ada teknologinya. Tentunya kita harapkan datang dari investasi. Salah satunya di sini adalah dari negara-negara yang memang sudah maju duluan dalam hal penciptaan EBT," ucap Ahmad.

Di sisi lain, komitmen investasi dari 10 CEO perusahaan Jepang, termasuk dari China, harus kejar realisasinya agar bermanfaat bagi perekonomian dan pembangunan di Indonesia. Terlebih dalam kondisi krisis, para investor tentu akan berhati-hati dalam menggelontorkan uang mereka. Komitmen jangan cuma jadi seremonial tanpa hasil

"Tentunya mau mempunyai dampak yang memang signifikan, pertama komitmen harus berubah menjadi realisasi," kata Executive Director, Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri.

Dalam konteks ekonomi, pemerintah yang sudah mendapatkan komitmen, harus dibarengi dengan pelaku bisnis di Indonesia yang bergerak. Pemerintah dalam hal ini juga harus bisa memfasilitasi pemerintah kedua negara sehingga ada bisnis ke bisnis yang riil.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya saat berada di Jepang untuk bertemu sejumlah pengusaha besar Jepang mengungkapkan telah mengantongi komitmen investasi senilai US$ 5,2 miliar atau Rp77,9 triliun.

Selain dari Jepang, Pemerintah China juga menyampaikan komitmennya untuk menambah impor CPO sebanyak 1 juta ton dari Indonesia. China dikatakan Airlangga akan memprioritaskan impor produk pertanian dari Indonesia. Kedua pemimpin juga membahas kerja sama pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara.

Data BKPM, tercatat kontribusi investasi terbesar PMA pada Kuartal 2 2022 dari China (US$2,3 miliar) dan Jepang (US$0,9 miliar). Di tengah ancaman krisis pangan, resesi, kenaikan inflasi, penting bagi Indonesia untuk menjaga kestabilan perekonomian. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa Indonesia siap dan kompeten sebagai tujuan investasi.

"Investor akan menjalankan bisnis dengan hati hati, melihat tempat yang bisa memberikan kepastian yang lebih baik, artinya indonesia mempersiapkan diri," tandas Yose lagi.

Presiden Jokowi sendiri di Jepang menegaskan, bahwa Indonesia adalah negara tujuan investasi terbaik. "In short, kualitas baik, harga bersaing, itulah yang kita harapkan dan saya yakin Indonesia masih merupakan salah satu tempat investasi terbaik," tutur Jokowi dalam pertemuan tersebut.

Menanggapi permintaan insentif pajak ekspor oleh pengusaha Jepang, Menko Airlangga memberikan penjelasan.

"Sebenarnya dari sisi besaran pajak, Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain, contohnya Thailand. Namun, karena ada besaran perbedaan pajak daerah, maka terkesan pajak di Indonesia lebih tinggi. Ini yang sedang kita kaji di pemerintah pusat," jelas Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES