Gaya Hidup

Citayam Fashion Week Jakarta adalah Representasi Kaum Menengah ke Bawah

Minggu, 24 Juli 2022 - 16:49 | 101.99k
Komunitas anak muda yang berasal dari Depok, Citayam dan Bojong Gede. (FOTO: rctiplus.com)
Komunitas anak muda yang berasal dari Depok, Citayam dan Bojong Gede. (FOTO: rctiplus.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Belakangan ini muncul komunitas anak muda yang berasal dari Depok, Citayam dan Bojong Gede membanjiri jalanan di kawasan bisnis dan perkantoran seperti di jalan Sudirman, Jakarta.

Mereka memunculkan fenomena baru disana, sebagai area publik untuk unjuk ekspresi. Lalu, muncullah ide kegiatan Citayam Fashion Week yang dikenal luas oleh masyarakat.

Sosiolog UGM, Derajat Sulistyo Widhyarto mengatakan, kemunculan Citayam Fashion Week sebagai bagian pembentukan budaya baru yang dilakukan oleh anak muda sehingga perlu diapresiasi.

“Salah satu karakter kaum muda adalah pencipta budaya dan kebudayaan youth culture. Fenomena Citayam mempunyai efek budaya dari kebudayaan tersebut,” katanya dikutip dari laman resmi UGM Minggu (24/7/2022).

Kemunculan mereka yang menggunakan area publik di pusat kota sebagai lokasi unjuk ekspresi serta memilih gaya busana sebagai pilihan budaya baru sangat brilian karena gaya busana bagian dari budaya yang bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

”Ruang kota menawarkan tantangan baru yakni kesempatan untuk mendorong pembentukan budaya mengikuti budaya yang bisa diterima adalah fashion,” jelasnya.

Para anak muda yang melakukan peragaan busana di jalanan ibu kota ini umumnya berasal dari kota-kota penyangga Jakarta.

Selain itu, mereka juga berasal dari keluarga kelas menengah ke bawah yang seakan menunjukkan bahwa apa yang mereka lakukan melawan arus fenomena budaya konsumerisme dan pamer kemewahan yang ditunjukkan para pegiat medsos dan influencer.

”Mereka memang kalah bertarung dengan kaum muda menengah ke atas yang sudah masuk ruang bisnis kota. Maka Citayam adalah representasi kaum muda menengah ke bawah dan menjadi bagian dari eksistensi baru mereka dalam mengisi ruang kota dan sekaligus pembentuk budaya muda kota,” katanya.

Namun kata dia, mereka juga menggunakan media digital untuk memperkuat gaung ruang ekspresi budaya baru mereka.

“Kaum muda di sana paham betul jika Jakarta adalah ruang yang bisa mewakili daya tarik dan meningkatkan audiens. Maka mereka dengan sadar menjadikan Jakarta sebagai ruang penciptaan budaya,” jelasnya.

Namun, ada hal yang disoroti oleh Derajat adalah cara gaya busana yang digunakan para komunitas Citayam ini yang memilih menggunakan baju pinjaman atau membeli dengan harga murah. Berbeda dengan yang dilakukan oleh kaum muda perkotaan.

“Menggunakan baju pinjaman sampai dengan membeli dengan harga murah, hal inilah yang membentuk kritik konsumsi fashion kaum muda kota yang terjebak memakai baju produk industri,” ujarnya menanggapi fenomena Citayam Fashion Week. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES