Peristiwa Nasional

Sisi Negatif Fenomena SCBD Jakarta, Sosiolog: Menurunkan Motivasi Anak untuk Bersekolah

Minggu, 24 Juli 2022 - 16:14 | 282.28k
Fenomena Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok (SCBD) yang beraktivitas di kawasan Sudirman, Jakarta. (FOTO: Kompas)
Fenomena Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok (SCBD) yang beraktivitas di kawasan Sudirman, Jakarta. (FOTO: Kompas)

TIMESINDONESIA, JAKARTASosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Syaifudin menilai, fenomena SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok) yang beraktivitas di kawasan Sudirman, Jakarta merupakan bentuk reproduksi ruang sosial baru yang dilakukan masyarakat, dalam hal ini anak muda atau remaja.

Fenomena SCBD yang sedang viral saat ini dengan Citayam Fashion Week itu, menunjukan bahwa anak muda dan masyarakat pada umumnya membutuhkan ruang publik untuk berinteraksi, dan eksistensi.

Di satu sisi juga, lanjut dia, kawasan Sudirman yang menjadi area dari tempat "nongkrong" dan aktivitas anak muda SCBD ini dianggap merepresentasikan simbol perkotaan dan kawasan elite.

"Sehingga kawasan Sudirman dianggap dapat turut meningkatkan citra diri anak muda yang "nongkrong" dan beraktivitas di Sudirman saat mereka mempublikasi dirinya di media sosial miliknya," katanya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (24/7/2022).

Ia menjelaskan, fenomena SCBD ini dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya, para anak remaja ini dari aktivitasnya di kawasan Sudirman dapat memperluas jaringan pertemanannya atau modal sosialnya.

Dampak positif berikutnya, melatih karakter keberanian diri mereka untuk bersosialisasi.

Lalu dengan mereka beraktivitas di kawasan Sudirman tentu mereka akan melihat banyak pekerja kantoran dan gedung - gedung perkantoran yang megah yang ini dapat menjadi motivasi mereka untuk bisa hidup sukses dengan suatu saat nanti bekerja seperti orang kantoran yang mereka lihat dengan pakaian yang rapi dan formal.

Namun di satu sisi, fenomena SCBD ini juga patut menjadi perhatian pihak keluarga dan pemerintah setempat.

Sebab ada potensi hal negatif yang muncul dari fenomena ini, baik tindakan kejahatan, asusila, dan menurunkan motivasi anak untuk bersekolah atau bolos bersekolah karena mereka lebih nyaman nongkrong di area kawasan Sudirman ini.

"Dampak negatif lainnya (dari fenomena SCBD), tentu para remaja ini akan menuntut pihak keluarga atau orangtua untuk bisa membelikan mereka pakaian yang modis karena mereka terbawa tuntutan pergaulan dengan teman - temannya yang beraktivitas di kawasan Sudirman," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES