Kasus PMK Menurun, Gubernur Jatim Khofifah Tetap Minta Proteksi Ternak
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Vaksinasi PMK di Jawa Timur (Jatim) berlangsung cepat. Pada tahap pertama, vaksinasi sudah mencapai 92 persen atau 332.157 dari 363.400 dosis vaksin. Pada tahap I, hanya menyasar sapi perah. Namun, pada tahap II pengiriman vaksin PMK di Jatim, rencananya juga akan menyasar sapi pedaging.
Koordinator Tim Pakar Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Wiku Adisasmito itu, mengatakan ada tiga provinsi dengan cakupan vaksinasi tertinggi pada tanggal 18 Juli 2022 adalah provinsi Jawa Timur dengan jumlah hewan tervaksinasi sebanyak 24.546 ekor, provinsi Bali sebanyak 3.559 ekor dan provinsi Jawa Tengah sebanyak 3.380 ekor.
Pemerintah terus berupaya menekan kasus dengan terus melakukan biosecurity, testing, vaksinasi, pengobatan dan pemotongan bersyarat, dan mengharapkan masyarakat untuk sadar serta peduli pada wabah PMK, dan bersama-sama menanggulanginya dengan menerapkan biosecurity.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun meminta masyarakat untuk segera melaporkan ke Dinas Peternakan terdekat agar segera diambil langkah tindak lanjut. Sedangkan yang positif PMK segera melakukan isolasi atau karantina agar penularan tidak semakin meluas.
Menurutnya, proses penularan PMK melalui lendir serta angin, sehingga memungkinkan cepat terjadi penularan sesuai radius arah angin.
"Kalau satu terkena PMK, maka satu kandang berpotensi tertular. Isolasi berbasis kandang dan karantina berbasis kandang pula. Seluruh ternak yang terkonfirmasi PMK jangan ada pergerakan ke luar sementara yang dari luar jangan masuk," ujar Gubernur Perempuan Pertama Jatim ini.
Sebagai bentuk upaya penanganan darurat wabah PMK, pemerintah Provinsi Jatim terus meningkatkan percepatan pelaksanaan vaksinasi untuk ternak guna meningkatkan kekebalan dan mencegah terjadinya kematian. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |