Politik

Emrus Tegaskan Elektabilitas Tinggi Tidak Jamin Kemenangan di Pilpres

Minggu, 17 Juli 2022 - 17:16 | 36.60k
Komunikolog Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. (FOTO: dok Media Center DPR)
Komunikolog Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. (FOTO: dok Media Center DPR)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Komunikolog Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan jika hasil survei elektabilitas yang dilakukan sejumlah lembaga kepada para kandidat bakal calon presiden (capres) merupakan potret sesaat saja.

Hasil survei elektabilitas capres oleh beberapa lembaga tersebut tidak bisa mutlak menjadi acuan kemenangan seseorang dalam kontestasi politik. Baik itu survei terhadap tokoh yang akan mengikuti kontestasi di Pemilihan Umum Kepala Daerah maupun tokoh yang akan maju di Pilpres 2024.

"Itu hanya bahan untuk memprediksi elektabilitas pada Pilpres yang akan datang, boleh. Tetapi tidak mutlak elektabilitas yang tinggi, pada Pilpres kemudian menang, belum tentu," kata Emrus dalam keterangannya, Minggu (17/7/2022).

Menurut Emrus, elektabilitas seseorang yang tinggi merupakan hasil daripada kontruksi sosial yang diwacanakan dan bahkan di framing. Sehingga nama tokoh bersangkutan menjadi perbincangan di ruang publik, terutama di media sosial. Karena sering diperbincangkan, maka orang itu menjadi dikenal dan ini akan mempengaruhi perilaku pemilih. 

"Saya sebut tokoh-tokoh yang semacam ini seperti padi yang tidak berisi. Kenapa? Kalau padi berisi itu kan semakin merunduk. Tetapi, elektabilitas itu kan di wacana seperti padi yang lurus ke atas yang tidak ada isinya," papar dia.

Mengenai bagaimana dengan perolehan elektabilitas Ketua DPR RI Puan Maharani disejumlah survei yang masih berada di papan bawah, Emrus memberikan penjelasan. Kata dia, Puan adalah sosok seorang pekerja keras, sehingga dalam keberhasilan kinerjanya acap tidak terpublikasi di ruang publik.

Bahkan, dari pengamatan Emrus Sihombing, puteri dari Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu tidak terlalu mengejar elektabilitas maupun popularitas dari setiap tindakan maupun kebijakannya. Akan tetapi, kondisi demikian dikhawatirkan akan terus dimanfaatkan dan dinikmati oleh orang-orang yang elektabilitasnya tinggi.

"Sehingga publik terbius pada hasil survei elektabilitasnya saja. Padahal, contoh banyak tidak tokoh atau pakar akademisi di kampus-kampus hebat-hebat, tetapi tidak terekspos keluar? Banyak. Tapi yang terkenal siapa, ya Emrus, padahal yang lain lebih dari Emrus itu banyak. Seperti itulah analoginya," bebernya.

Menurutnya, Puan Maharani tidak begitu mengoptimalkan atau memanfaatkan sosial media, tetapi soal kinerja disebutnya bagus. Baik saat menjadi anggota DPR, menjadi Ketua Fraksi PDIP di DPR, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan saat ini menjadi Ketua DPR RI.

"Sebagai Ketua DPR RI, banyak program pro rakyat yang dikawalnya, seperti UU TPSK, dan mengawal RUU KIA, bukankah itu program kerakyatan," ujarnya.

Puan, lanjut Emrus Sihombing, bukan sosok seperti tokoh-tokoh yang lain yang menjadi perbincangan karena Puan Maharani ibarat padi yang merunduk. Dan, karena tidak diperbincangkan orang kemudian memunculkan persepsi tersendiri. Padahal persepsi sangat mempengaruhi elektabilitas seseorang. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES