Peristiwa Internasional

Kisah Pilu Balita Ukraina yang Meninggal oleh Rudal Rusia

Sabtu, 16 Juli 2022 - 13:27 | 34.53k
Kursi dorong Liza terletak di sisinya di luar reruntuhan gedung Jubilee pada Kamis (14/7/ 2022). (Foto: BBC/Iryna Dmytriyeva)
Kursi dorong Liza terletak di sisinya di luar reruntuhan gedung Jubilee pada Kamis (14/7/ 2022). (Foto: BBC/Iryna Dmytriyeva)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kursi dorong warna hitam dengan kombinasi dudukan warna ungu muda itu teronggok di rerumputan. Sepasang sepatu tergeletak disebelahnya, darah ada dimana-mana. Itulah yang tersisa setelah balita, Liza (4) di pusat Vinnytsia, Ukraina, dilarikan ke rumah sakit dan meninggal dunia.

Liza yang menderita down syndrom itu sedianya hari itu sedang menunggu jadwal untuk menemui terapis wicaranya bersama ibunya, Iryna Dmytriyeva yang juga terluka parah akibat serangan rudal itu.

Kursi roda yang teronggok di depan reruntuhan department store Jubilee yang hangus, menjadi saksi betapa kejinya peluru Rusia ketika merenggut nyawa bocah ini.

Bersama Liza masih ada dua bocah lainnya yang juga meninggal dunia diantara total 23 orang meregang nyawa akibat serangan itu.

Maksim Zharii (7) bersama ibunya Viktoriia serta seorang bocah laki-laki berumur 8 tahun,  semuanya meninggal dunia karena kekejaman rudal itu.

Delapan orang lainnya sampai kini masih hilang, sedangkan puluhan orang lagi dirawat di rumah sakit.

Sesaat sebelum rudal menghujam dan meluluhtakkan daerah sekitar Liza, sang ibu sempat  memposting video online. Saat itu udara cerah dan indah dan Liza kecil tersenyum, mendorong kursi hitam berbalut dudukan merah mudanya di depannya, saat mereka mengobrol tentang kepergiannya untuk menemui terapis wicaranya.

"Liza sangat ceria, dia senang datang kepada kami. Dia adalah anak yang sangat baik. Bagi ibunya, dia adalah seluruh arti hidupnya. Dia mencintainya dengan gila. Saya bahkan tidak bisa membayangkan betapa tragisnya itu bagi keluarga," kata Valeria Korol seperti yang dikemukakan kepada BBC.

Valeriia Korol-lah yang menjalankan pusat LogoClub untuk kebutuhan khusus, tempat Liza menghadiri sesi pagi itu, seperti yang dia lakukan hampir setiap hari.

Anak berusia empat tahun itu menderita down sindrom, dan akun Instagram ibunya dipenuhi dengan foto-foto kehidupan gadis cilik itu sejak kelahirannya.

LogoClub, tempat Liza melakukan terapi, letaknya hanya satu blok dari Victory Square, di mana rudal menghantam. Para staf LogoClub sempat membawa semua anak-anak ke tempat perlindungan, ketika sirene serangan udara berbunyi.

Tapi seperti kebanyakan orang pada waktu itu, Liza dan ibunya posisinya masih berada di jalanan ketika itu.

Ketika perang dimulai, mereka berusaha kembali ke Vinnytsia dari Kyiv untuk keselamatan karena letaknya jauh dari garis depan. Tapi tidak ada tempat yang aman lagi di Ukraina.

Valeriia mengisahkan, bahwa Irina memuja Liza dan sangat terbuka tentang fakta bahwa dia menderita sindrom Down.

Dia ingin orang-orang tahu bahwa tidak ada yang perlu dipermalukan. "Bahwa anak-anak seperti itu tidak berbeda dari kita, mereka sangat manis dan baik hati," kata Valeriia.

Polisi Ukraina mengatakan, bocah-bocah itu akan menghadiri janji temu di pusat medis di lantai dasar pusat Jubilee.

Tidak ada yang tersisa dari klinik itu sendiri kecuali dinding yang menghitam karena api, dan pusat medis di pusat Jubilee hampir hancur.

Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun yang meninggal belum disebutkan namanya.

Bocah ini  sedang menunggu pamannya di mobil yang diparkir di dekatnya dan terjebak oleh api yang ganas waktu itu.

Mobil-mobil yang hanya tingg kerangkanya berserakan di lokasi bom, dan ledakannya begitu dahsyat hingga salah satunya melilit pilar bangunan.

Kementerian pertahanan Rusia juga mengeluarkan pernyataan tentang serangannya pada hari Jumat itu, tetapi tidak menyebutkan kematian anak-anak.

Rusia justru mengklaim menembakkan rudal "presisi tinggi" dan "menghancurkan" pertemuan militer Ukraina dan pejabat asing yang membahas pengiriman senjata.

Padahal hari itu tidak ada sama sekali situs untuk menguatkan klaim Rusia itu.

Justru yang sebenarnya dirudal Rusia adalah sebuah bangunan bernama Rumah Perwira di Lapangan Kemenangan. Satu-satunya hal yang berbau militer hanyalah nama tempat itu  yang berasal dari era Soviet.

Itu adalah tempat konser dan akan ada pertunjukan yang dijadwalkan pada Kamis malam. Salah satu kelompok melakukan cek sound ketika rudal menghantam gedung. Dia meninggal kemudian di rumah sakit. Anggota band lainnya luka di luar.

Para pejabat Ukraina mengatakan,  352 anak telah tewas dan ratusan lainnya terluka sejak Rusia melancarkan perang ini. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyebut pembunuhan terakhir sebagai tindakan terorisme.

Hingga kini Iryna Dmytriyeva, ibu dari Liza masih dirawat di rumah sakit. "Ini mengerikan. Anak-anak tidak boleh menderita dan mati, begitu pula ibu mereka," kata Valeriia.

"Saya belum tahu apakah Irina tahu tentang Liza, apakah keluarganya memberitahunya atau tidak. Sebagai seorang ibu, saya tidak tahu bagaimana mungkin memberi seseorang berita seperti itu, aku hanya tidak tahu. Ini adalah tragedi yang mengerikan," kata dia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES