Peristiwa Internasional

Kali Pertama AS Libatkan Pesawat Siluman Latihan Bersama Korea Selatan

Kamis, 14 Juli 2022 - 21:50 | 51.78k
Delapan pesawat tempur F-35A terbang dalam formasi selama latihan udara gabungan Korea Selatan-AS, dalam foto tak bertanggal yang dirilis Kamis oleh Angkatan Udara Korea Selatan. (FOTO: Angkatan Udara Republik Korea)
Delapan pesawat tempur F-35A terbang dalam formasi selama latihan udara gabungan Korea Selatan-AS, dalam foto tak bertanggal yang dirilis Kamis oleh Angkatan Udara Korea Selatan. (FOTO: Angkatan Udara Republik Korea)

TIMESINDONESIA, JAKARTAPesawat tempur siluman F-35 dari Korea Selatan dan angkatan udara AS bekerja sama untuk kali pertama selama empat hari latihan militer udara gabungan.

Latihan militer gabungan itu dilakukan ketika sekutu bergerak untuk meningkatkan interoperabilitas dan postur pertahanan gabungan melawan ancaman Korea Utara yang juga meningkat.

Latihan militer gabungan itu melibatkan jet tempur generasi kelima F-35A di wilayah udara Korea Selatan mulainSenin hingga Kamis (14/7/2022). Angkatan Udara Korea Selatan mengumumkannya Kamis tadi.

Sekitar 30 pesawat tempur, meliputi pesawat tempur F-35A, F-15K, KF-16 dan FA-50 Korea Selatan dan F-16 Fighting Falcons AS serta enam pesawat tempur siluman F-35A bergabung dalam latihan udara tersebut.

Kesempatan itu menandai pertama kalinya jet tempur siluman F-35A dari kedua negara berpartisipasi bersama dalam latihan gabungan sejak pengiriman 40 F-35A selesai pada Januari. F-35A secara luas dianggap sebagai jet tempur paling canggih di dunia.

Selama pelatihan pertempuran udara, angkatan udara Korea Selatan dan AS melakukan operasi dan misi udara gabungan yang besar, termasuk larangan peringatan udara dan serangan balik pertahanan sambil membentuk kekuatan persahabatan virtual dan musuh.

Paket serangan yang terdiri dari berbagai jet tempur Korea Selatan dan AS juga melakukan operasi udara ofensif di lingkungan pelatihan yang realistis.

"Korea Selatan dan Amerika Serikat merencanakan latihan untuk meningkatkan kemampuan operasional gabungan kami dengan melakukan pelatihan tempur aktual dan meningkatkan interoperabilitas jet tempur F-35A generasi kelima yang telah dioperasikan kedua negara," kata Angkatan Udara Korea Selatan dalam sebuah pernyataan pers.

Pelatihan udara tempur yang sebenarnya juga bertujuan untuk memperkuat kemampuan aliansi untuk mengintegrasikan pesawat tempur generasi keempat dan kelima Korea Selatan dan AS serta mempertahankan postur pertahanan gabungan Korea Selatan-AS yang kokoh.

"Ini adalah pelatihan penting yang mewakili aliansi ketat Korea Selatan-AS dan postur pertahanan gabungan," kata Mayor Kwon Hae-bin, pilot F-35A dari 17 Fighter Wing Korea Selatan di Skuadron Tempur 151.

"Melalui pelatihan, pilot Angkatan Udara dari kedua negara bisa bertukar taktik dan pengetahuan operasional tentang pesawat tempur generasi kelima," ujar dia.

Sebanyak enam jet tempur siluman F-35A terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Eielson di Alaska pada 5 Juli untuk misi pelatihan 10 hari yang dijadwalkan.

Angkatan Udara Amerika Serikat telah mengirimkan enam pesawat tempur siluman F-35 ke Semenanjung Korea untuk latihan militer gabungan untuk pertama kalinya sejak Desember 2017.

Pada saat itu, sekutu menggelar latihan udara skala besar Vigilant Ace sementara ketegangan meningkat di Semenanjung Korea setelah uji coba nuklir keenam Korea Utara pada September 2017.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada hari Kamis bahwa pengerahan pesawat tempur siluman AS, F-35A adalah tindakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dibuat oleh Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden selama pertemuan puncak 21 Mei lalu.

Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen AS untuk mengerahkan aset strategis AS secara tepat waktu dan terkoordinasi sebagaimana diperlukan dan sepakat untuk meningkatkan latihan militer gabungan dalam menanggapi ancaman Korea Utara yang terus berkembang.

Biden juga menegaskan komitmen pencegahan AS yang diperluas ke Korea Selatan menggunakan berbagai kemampuan pertahanan AS, termasuk kemampuan pertahanan nuklir, konvensional, dan rudal.

Pengerahan jet tempur F-35 AS yang jarang terjadi terjadi ketika Korea Selatan dan AS telah memperkuat kerja sama keamanan pada saat Korea Utara telah melakukan peluncuran rudal balistik yang memecahkan rekor dan diyakini akan menyelesaikan persiapan menjelang uji coba nuklir ketujuh.

Pesawat tempur multiperan F-35A, yang memiliki kemampuan serangan presisi yang mampu menghindari deteksi radar, memainkan peran penting dalam platform serangan preemptive Kill Chain Korea Selatan. 

Korea Utara telah berulang kali melontarkan kritik pedas atas pembelian F-35 oleh Korea Selatan, karena militernya tidak memiliki kemampuan pengawasan dan pengintaian untuk mendeteksi jet tempur penghindar radar.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengecam AS karena mengerahkan pesawat tempur F-35 dan pesawat pengintai ke Semenanjung Korea dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Selasa di situs resminya, mengklaim bahwa misi dasar F-35 adalah untuk menghancurkan target inti Korea Utara.

Kementerian itu menggarisbawahi bahwa langkah AS dengan jelas menunjukkan ambisi AS untuk melumpuhkan Korea Utara dengan paksa, memperingatkan konsekuensi dari penggelaran aset militer AS.

“Provokasi militer AS yang sembrono telah menciptakan situasi yang sangat berbahaya di Semenanjung Korea di mana perang dapat pecah kapan saja,” kata pernyataan itu. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES