Kopi TIMES

Menimbang Capaian Pendidikan Indonesia

Kamis, 14 Juli 2022 - 16:06 | 61.23k
M. Aminudin, ( Peneliti Senior Institute for Strategic and Development Studies (ISDS)/ Pengurus Pusat ALUMNI UNAIR Dept Organisai/ Staf Ahli Pusat Pengkajian MPRRI tahun 2005/  Staf Ahli DPRRI 2008/ TIM AHLI DPD RI 2013
M. Aminudin, ( Peneliti Senior Institute for Strategic and Development Studies (ISDS)/ Pengurus Pusat ALUMNI UNAIR Dept Organisai/ Staf Ahli Pusat Pengkajian MPRRI tahun 2005/  Staf Ahli DPRRI 2008/ TIM AHLI DPD RI 2013

TIMESINDONESIA, JAKARTA – TIMES Indonesia beberapa waktu yang lalu menurunkan berita lima orang mahasiswa Universitas Zainul Hasan Genggong (Unzah Genggong), Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur telah meraih banyak penghargaan kompetisi pendidikan di tingkat dunia.

Seperti International Sciense And Invention Fair Collaborates With Buca Imsef Turkey And Malaysia Innovation Creativity Association Malaysia. (Bronze Medal) Aiseef 2021 di  Malaysia pada 22 Februari 2021. (Bronze Medal) Wyiia 2021 di Thailand, pada 21 Agustus. Kemudian (Silver) IAYSF IRAN, pada 23 Oktober 2021. Selanjutnya (Medal Scientis Award) Internasional Sains Tahailand IST, pada 24 Oktober 2021 dan (Gold Medal) ISIF 2021 Malaysia pada 26 Oktober.

Prestasi di atas tergolong istimewa karena di raih oleh kampus swasta yang bukan berada di pusat ibu kota Negara atau propinsi tapi dari suatu kota pelosok yang berada di pedalaman. Ini mencerminkan banyak hal

Pertama, Kemajuan pendidikan Indonesia telah mendapat pengakuan dunia. Kedua, Berbagai inovasi baru metode pendidikan dan kurikulum baru telah terlihat efeknya. Ketiga, Mencerminkan kualitas pendidikan Indonesia semakin menyebar ke banyak daerah tidak lagi dimonopoli oleh wilayah yang berada di kota-kota besar. Keempat, Globalisasi teknologi informatika dalam dunia pendidikan telah menjangkau hampir seluruh pelosok tanah air di Indonesia.

Kemajuan modernisasi di sektor pendidikan di atas merupakan keniscayaan perkembangan penggunaan gadget di seluruh dunia, tetapi tentu saja ada andil dari inovasi pendidikan yang diluncurkan Kemendikbudristek dan juga partispasi masyarakat. 

Berbagai capaian di sektor pendidikan di atas nampaknya juga terpotret dari hasil  Lembaga survei Indikator pada pertengahan tahan 2022 yang merilis hasil survei nasional mengenai pandangan publik terhadap Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) tentang kemanfaatan program yang dirasakan masyarakat.

Dari survey yang disiarkan jelang akhir Juni 2022 itu memperlihatkan bantuan untuk pelaku budaya 66,1 persen, guru penggerak 65,4 persen, matching fund vokasi 64,9 persen, Sekolah Penggerak 64,7 persen, dan platform Merdeka Mengajar 63,9 persen, menjadi program yang cukup bermanfaat untuk para responden.

Tetapi disamping temuan survei lembaga indikator tersebut banyak masyarakat telah mendapat manfaat banyak program di bidang pendidikan, masih terdapat kisaran 5 hingga 25 persen yang tingkat kebermanfaatannya masih kurang.

Dengan temuan di atas sudah semestinya Kemndikbudristek tetap melakukan evaluasi kebijakan terhadap program yang telah dilakukan. Hasil survei Lembaha riset tetap menjadi rujukan penting agar kebijakan sejalan dengan harapan masyarakat.

Dari segi ilmu kebijakan publik, menurut William Dunn (1999:608), berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat-manfaat hasil kebijakan menjelaskan ada tiga jenis pendekatan terhadap evaluasi,yakni evaluasi semu; yakni pendekatan evaluasi yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan, tanpa menanyakan manfaat atau nilai dari dari hasil kebijakan tersebut pada individu, kelompok, atau masyarakat.

Selanjutnya evaluasi formal; yakni adalah pendekatan evaluasi yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya. dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan berdasarkan sasaran program kebijakan yang telah ditetapkan secara formal oleh pembuat kebijakan.

Selanjutnya evaluasi proses keputusan teroitis; yakni pendekatan evaluasi yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit diinginkan oleh berbagai steakholders.

Dalam konteks negara Indonesia berdasarkan demokrasi Pancasila maka pendekatan ketiga dengan mekanisme penjaringan suara para pemangku kepentingan termasuk masyarakat lebih cocok untuk mengevaluasi kebijakan di Indoensia termasuk evaluasi program di lingkungan KEMENDIKBUDRISTEK. 

***

*) Oleh: M. Aminudin, ( Peneliti Senior Institute for Strategic and Development Studies (ISDS)/ Pengurus Pusat ALUMNI UNAIR Dept Organisai/ Staf Ahli Pusat Pengkajian MPRRI tahun 2005/ Staf Ahli DPRRI 2008/ TIM AHLI DPD RI 2013.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES