Kesehatan

Tes Darah Sederhana Bisa Memprediksi Risiko Leukemia

Rabu, 13 Juli 2022 - 10:01 | 59.97k
Smear sampel leukemia. Keberhasilan pengobatan leukemia sangat tergantung pada seberapa dini dimulai. (FOTO: patologiklinik.com)
Smear sampel leukemia. Keberhasilan pengobatan leukemia sangat tergantung pada seberapa dini dimulai. (FOTO: patologiklinik.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Para ilmuwan di Universitas Edinburgh dan Glasgow, Inggris mengatakan, bahwa kini dengan tes darah sederhana bisa memprediksi risiko terkena leukemia (kanker darah) di kemudian hari.

Leukemia adalah salah satu jenis kanker darah. Ini adalah jenis kanker yang relatif umum, yang biasanya terjadi di kemudian hari. Ini bisa sulit untuk diobati jika tetap tidak terdiagnosis untuk waktu yang lebih lama.

Kanker terjadi karena mutasi pada sel darah. Ini terjadi ketika sel-sel membelah dan sel-sel baru muncul untuk menggantikan yang lama.

Seiring bertambahnya usia, proses ini berulang lebih banyak dan lebih banyak sehingga ada lebih banyak peluang untuk terjadi kesalahan dan mutasi terjadi.

Mutasi ini bukan masalah besar, karena tubuh menanganinya dengan tepat. Namun, sel-sel darah yang berubah ini bisa memiliki manfaat pertumbuhan dibandingkan sel-sel darah yang sehat dan kemudian mereka dapat mulai membelah secara tak terkendali yang menyebabkan kanker darah.

Saat ini tidak ada cara yang bisa diandalkan untuk memprediksi risiko kanker darah atau mempersiapkannya terlebih dahulu.

Seperti dilansir di Science and Technology News, para peneliti menganalisis perubahan sampel darah dari 83 orang tua yang diambil setiap tiga tahun selama periode 12 tahun.

Para ilmuwan itu menggunakan berbagai metode untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang perubahan tersebut dan apa artinya bagi kesehatan longitudinal seseorang.

Mereka kemudian menggabungkan data genomik yang kompleks dengan algoritma pembelajaran mesin untuk menghubungkan mutasi yang berbeda dengan kecepatan pertumbuhan yang berbeda dari sel induk darah yang membawa mutasi berisiko.

Akhirnya ditemukan bahwa beberapa mutasi memiliki keuntungan pada orang yang kemudian mengembangkan leukemia. Ini sangat jelas ketika membandingkan keuntungan kebugaran yang berbeda dengan sel induk yang diukur pada orang tanpa leukemia.

Para ilmuwan itu juga percaya bahwa informasi ini bisa mengarah pada tes darah, yang bisa memprediksi seberapa cepat sel-sel yang bermutasi akan tumbuh dan apa risiko leukemia.

"Dengan mengetahui risiko individu pasien terkena leukemia, dokter bisa menjadwalkan jarak yang lebih pendek antara janji temu pada mereka yang paling mungkin mengembangkan penyakit dan memberikan pengobatan dini, yang lebih mungkin untuk menjadi orang yang sukses," kata Dr Kristina Kirschner, salah seorang dari penulis utama studi itu.

Sangat menarik bahwa AI digunakan untuk menghubungkan data genomik dengan hasil pembelahan sel darah di masa depan.

Para ilmuwan juga percaya bahwa untuk memahami risiko leukemia, penting untuk mempertimbangkan keseimbangan antara sel-sel berbeda yang terlibat dalam produksi sel darah dan bagaimana keseimbangan ini berubah seiring bertambahnya usia.

Akhirnya pengetahuan ini akan diterjemahkan menjadi tes darah yang relatif sederhana dan tindakan pencegahan yang dapat diambil sangat dini untuk mencegah leukemia atau hasil terburuknya. Walaupun itu masih membutuhkan penelitian lebih banyak lagi.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES