Kopi TIMES

Sedikit Bicara Banyak Mendengar, Mazmur 34 : 13 – 15

Minggu, 10 Juli 2022 - 08:49 | 662.49k
Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Banyuwangi, Jawa Timur, Pendeta Anang Sugeng Sulistyanto, S Th. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)
Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Banyuwangi, Jawa Timur, Pendeta Anang Sugeng Sulistyanto, S Th. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Tuhan menciptakan manusia dengan satu mulut dan dua telinga. Dengan tujuan agar manusia lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Banyaknya terjadi permasalahan didunia akhir - akhir ini dikarenakan orang lebih cenderung suka atau banyak berbicara daripada mendengar.

Sedikit- sedikit berkomentar (nyinyir) protes, sedikit - sedikit mengkritik, berdebat, mencela, memaki atau berbicara kasar bahkan kotor tanpa mempedulikan perasaan orang lain. Jadi orang lebih banyak atau suka berbicara dari pada belajar untuk mendengar orang lain. Akibatnya banyak menimbulkan salah paham, pertengkaran dan lain sebagainya.

“Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan - ucapan yang menipu, jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik,  carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya,” Mazmur 34 : 13 – 15.

Waspadalah! Lidah menentukan banyak hal dalam hidup manusia. Dan sebagian besar persoalan dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga, masyarakat, gereja, bahkan persoalan suatu bangsa seringkali dimulai dari lidah. Orang yang bisa menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan menyukai hidup akan mengalami umur panjang dan menikmati yang baik.

“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya,” Amsal 18 : 21.

Lidah memegang peranan penting dalam diri seseorang karena menentukan hidup dan mati. Siapa yang mengumbar atau menggemakan lidahnya akan menuai akibatnya atau memakan buahnya. Memang lidah tak bertulang tak terbatas kata - kata, kalau tidak dijaga akan seperti api yang dapat membakar.

“Lidahpun adalah api, ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat diantara anggota – anggota tubuh kita sebagai suatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka,” Yakobus 3 : 6.

Yakobus menekankan kecenderungan kita untuk berdosa dalam pembicaraan. Dosa - dosa tersebut termasuk kata - kata yang keras dan tidak ramah, berdusta, perkataan yang berlebihan, fitnah, ajaran palsu, bergunjing dan membual. Orang percaya yang dewasa menguasai lidahnya melalui bimbingan Roh Kudus.

Yakobus menasihati: “Hai saudara - saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini : setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata - kata dan juga lambat untuk marah, sebab amarah manusia tidak mengajarkan kebenaran dihadapan Allah,” Yakobus 1 : 19 – 20.

Orang yang takut akan Tuhan akan mampu menjaga hati dan pikiran serta lidahnya. Ucapannya selalu menjadi berkat, menguatkan, memberi semangat, mendatangkan damai sejahtera dan memberkati orang yang mendengarnya. Namun bagi orang yang tidak dapat menjaga atau menguasai lidahnya akan memiliki banyak musuh, tidak disukai orang.

“Engkau merancangkan penghancuran, lidahmu seperti pisau cukur yang diasah, hai engkau penipu,” Mazmur 52 : 4.

Lidah seperti pisau cukur, ini akan membawa banyak orang teluka karenanya. Bahkan bisa menjadi senjata makan tuan. Hati - hati dan jagalah selalu lidah kita!.

“Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan, supaya engkau berpegang kepada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan,” Amsal 5 : 1 -2.

Tuhan menghendaki kita untuk banyak mendengar. Dengan mengarahkan telinga kepada, nasihat, ajaran dan terutama sekali mendengar firman Tuhan. Maka Tuhan akan menambahkan pengetahuan, hikmat kebijaksanaan, kepandaian dan juga berkat – berkat Nya semakin dinyatakan dalam hidup kita.

Sedikit bicara banyak berbicara. Tuhan Yesus memberkati. Immanuel – Tuhan menyertai kita senantiasa. (*)

 

*) Penulis, Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Banyuwangi, Jawa Timur, Pendeta Anang Sugeng Sulistyanto, S Th.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES