Ekonomi

Pengecekan Pasar, Wakil Wali Kota Malang Temui Harga Komuditas Pangan Masih Tinggi

Rabu, 06 Juli 2022 - 16:43 | 33.29k
Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko saat melakukan pengecekan harga komoditas pangan di Pasar Kasin, Rabu (6/7/2022). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko saat melakukan pengecekan harga komoditas pangan di Pasar Kasin, Rabu (6/7/2022). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGWakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko masih menemui sejumlah harga komoditas pangan masih terbilang tinggi. Hal itu dikatakan setelah melakukan pengecekan di Pasar Kasin Kota Malang, Rabu (6/7/2022).

Pria yang akrab disapa Bung Edi tersebut mengunjungi sejumlah lapak yang menjual beberapa sembako dan kebutuhan pangan lain, seperti cabai, ayam, tomat hingga ikan.

Dikatakan Bung Edi, kenaikan harga komoditas pangan masih terjadi pada cabai dan juga ayam. Untuk cabai, ia menemui bahwa harganya hingga saat ini masih sekitar Rp 95 ribu per kilogram dan ayam masih di kisaran Rp 38 ribu per kilogram.

"Cabai kriting kecil masih tinggi diangka Rp 95 ribu, lalu cabai merah besar Rp 80 ribu, masih tinggi. Daging ayam Rp 38 ribu per kilogram, itu juga tinggi. Normalnya kan antara Rp 32-34 ribu," ujar Bung Edi, Rabu (6/7/2022).

Untuk komoditas pangan lain, kata Bung Edi masih terbilang stabil. Hal ini dilihat oleh Bung Edi sebagai geliat ekonomi yang mulai bergerak pasca pandemi Covid-19 melanda. "Memang ekonomi mulai bergerak. Namanya pasar-pasar kelihatan mulai menggeliat. Lainnya seperti ikan masih terbilang stabil," ungkapnya.

Melihat adanya kenaikan harga di sejumlah komoditas pangan ini, Bung Edi menyarankan program urban farming harus lebih di dorong kembali. Sebab, namanya komoditas pangan, khususnya seperti cabai yang naik akibat cuaca ekstrem, urban farming menjadi hal yang utama untuk mengatasi kenaikan tersebut.

"Makanya program urban farming berlebih yang sekarang di masing-masing RW itu disamping sayuran, juga harus ada Lombok (cabai), karena harga dari waktu ke waktu gak stabil. Urban farming juga dalam rangka menjaga itu, supaya masyarakat gak terlalu terkena dampak," imbuhnya.

Sementara itu, penjual cabai pasar Kasin, Suwarni (66) menyebutkan bahwa kenaikan ini terus terjadi hingga terakhir seminggu yang lalu. "Penjualan jadi sepi mas gara-gara kenaikan. Ya harus sabar lah," katanya.

Akan tetapi, diakui perempuan yang sudah berjualan selama 52 tahun di Pasar Kasin, Kota Malang ini, meski harga terus melambung tinggi, stok yang ia dapat tetap terkendali hingga saat ini.

"Lancar gak ada kendala (stok cabai). Lombok saya jual Rp 97 ribu yang kecil, yang besar Rp 75 ribu. Kenaikan mungkin mau hari besar (Idul Adha), tahun kemarin naik sedikit sekarang naik banyak," pungkasnya dalam kunjungan Wakil Wali Kota Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES