Kesehatan

Imunomodulator; Solusi Hadapi Virus-Virus Menular Baru

Rabu, 06 Juli 2022 - 05:37 | 108.06k
Gary Alvaro Geson, peneliti Biochimestry dan alumnus University of Wisconsin, Madison, AS.
Gary Alvaro Geson, peneliti Biochimestry dan alumnus University of Wisconsin, Madison, AS.

TIMESINDONESIA, NEW YORK – Mendekati akhir pandemi Covid-19, banyak virus-virus baru muncul. Masyarakat pun harus ekstra waspada. Bagaimana mengantisipasinya? Berikut ulasan Gary Alvaro Geson, peneliti Biochimestry AMRO Institute, dan alumnus University of Wisconsin, Madison, AS.

***

Akhir-akhir ini kita sering mendengar kabar tentang wabah cacar monyet (monkeypox) yang menyebar ke beberapa negara di seluruh penjuru dunia. Dikutip dari Reuters, Minggu (26/06/2022), WHO (World Health Organization) mengungkapkan bahwa penyakit cacar monyet belum dinyatakan sebagai penyakit darurat. Namun tetap saja harus tetap diawasi dengan ketat. 

Sekitar 3,000 – 4,000 kasus yang terkonfirmasi sejak 6 minggu yang lalu memang bukan angka penularan yang membuat kita paranoid. Apalagi belum ada kasus cacar monyet yang tercatat di Indonesia (sampai 06/30/2022). Tetapi, angka infeksi virus ini meningkat dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan negara-negara yang belum mencatat infeksi virus ini menjadi sangat waspada dalam melindungi keselamatan masyarakatnya.

Apa yang menyebabkan penyakit cacar monyet? Seperti penyakit COVID-19, cacar monyet disebabkan oleh virus, hanya virus cacar monyet dikelompokkan sebagai genus (kelompok) yang berbeda, yaitu orthopoxvirus. Kelompok virus ini juga merupakan penyebab penyakit cacar lainnya, seperti variola (cacar air) dan cacar sapi. 

Jenis virus yang menyebabkan wabah cacar monyet tahun ini berasal dari Afrika Barat. Khususnya Nigeria. Lalu menyebar ke negara-negara barat dan beberapa negara di Asia-Oceania, yaitu Australia, Singapura dan Korea Selatan. 

Dengan mendekatnya virus cacar monyet ke Tanah Air, kita tetap harus siaga dengan penyakit ini. Lalu, bagaimana cara melindungi diri kita sendiri dari virus ini?

Berkat hasil adaptasi manusia dengan lingkungannya, tubuh kita memiliki sistem imun yang dapat melindungi kita dari segala penyakit menular. Baik itu virus, bakteri, atau parasit (patogen). 

Ketika tubuh kita terinfeksi oleh patogen, sistem imun kita akan melakukan perlawanan dengan cara menggunakan sel-sel imun. Ketika sel-sel imun berhadapan dengan patogen, mereka akan mengenali patogen itu sebagai musuh yang membahayakan tubuh dan berusaha membasminya. Hal tersebut disebut sebagai respons imun. 

Namun, ada orang yang memiliki respons imun yang tidak seimbang. Faktor lingkungan (polusi, sanitasi buruk) dan gaya hidup yang tidak sehat (kurang ohlaraga atau istirahat, merokok) dapat merusak keseimbangan respons imun kita, dan terjadilah respons imun yang rendah (low immune response) atau respons imun yang berlebihan (overreactive immune response).

Respons imun yang rendah akan melemahkan pertahanan tubuh menjadi lebih terbuka terhadap serangan patogen. Ibaratnya tubuh kita adalah kota yang tidak memiliki prajurit yang cukup untuk bertempur melawan serangan musuh. Patogen yang merajalela akan merusak sel-sel tubuh.

Sebaliknya, ketika respons imun berlebihan, bukan hanya patogen yang terbunuh tetapi sel-sel tubuh disekitar patogen juga akan rusak. Kedua kondisi ini berbahaya bagi penderitanya, tetapi para ilmuwan di bidang kesehatan telah menemukan solusi untuk kedua kondisi tersebut. 

Imunomodulator Jadi Solusi

Apa itu imunomodulator? Imunomodulator merupakan sebuah obat atau suplemen yang dapat menyeimbangkan produksi sel imun dan respons imun di tubuh kita. Respons imun kita bagaiakan sebuah robot perang Iron Man. 

Di satu sisi, robot perang dapat menggunakan senjata untuk mengalahkan musuh yang datang (immunostimulation). Sedangkan di sisi lainnya, robot perang dapat mengenal benda-benda di sekitar musuhnya agar tidak ikut tertembak (immunotolerance) dan dapat meminimalkan kerusakan hasil serangannya agar tidak merusak kota lebih lanjut (immunosuppression). 

Imunomodulator membuat sistem imun mampu melumpuhkan virus dan sel kanker. Sedangkan, sel dan organ sendiri tidak rusak karena respon imun yang berlebihan seperti alergi, autoimun, dan badai sitokin. 

Sebuah penelitian yang dipublikasi tahun lalu oleh Singh et al membuktikan bahwa sebagian kematian dari COVID-19 karena respons imun yang berlebihan. Produksi berlebihan sitokin pro-inflamasi oleh sel-sel imun mengakibatkan penyumbatan alveoli (tempat pertukaran udara di paru-paru). 

Maka itu, Singh et al menyimpulkan modulasi respons imun menggunakan imunomodulator dapat mengurangi jumlah kematian karena respons imun yang berlebihan. Solusi ini juga berlaku untuk kasus infeksi lainnya, termasuk cacar monyet.  

Pertahanan tubuh terkuat adalah sistem imun yang seimbang. Jika seseorang memiliki sistem imun yang seimbang, mereka dapat hidup damai dengan semua jenis virus dan patogen asal tidak terpapar dengan jumlah yang berlebihan. Berita terkini tentang penyebaran cacar monyet dan varian virus korona BA.4 dan BA.5 tidak seharusnya membuat kita panik dan gelisah asalkan sistem imun kita seimbang.

Imunomodulator-lah yang dapat membantu kita mencapai kondisi itu. Menyeimbangkan sistem imun dapat dicapai dengan cara memiliki gaya hidup yang sehat. Contoh, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan makan makanan yang bergizi seimbang. Apabila kita tidak dapat memelihara gaya hidup sehat sepenuhnya, maka diperlukan imunomodulator untuk menyeimbangkan sistem imun. Salah satu imunomodulator adalah probiotik multistrain.

PRO EM-1 adalah suplemen kesehatan yang berisi probiotik multistrain hidup dengan metabolit aktifnya dan memiliki masa simpan yang panjang. Setelah dikonsumsi, probiotik multistrain di dalam PRO EM-1 bersimbiosis dengan mikroba alami dalam usus membentuk mikrobiota yang beragam dan seimbang. Mikrobiota yang beragam dan seimbang berfungsi sebagai imunomodulator. Jadi, jika ada kabar bahwa sebuah virus menular yang berbahaya berada di sekitar kita, sangat penting sekali kita menjaga kondisi mikrobiota tubuh untuk menghadapinya. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES