Politik

Soal Kaderisasi, Hasto Kristiyanto: Parpol Masih Terhambat Sistem Politik Liberal Kapitalistik

Senin, 04 Juli 2022 - 23:43 | 43.44k
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (FOTO: Dok. PDIP)
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (FOTO: Dok. PDIP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan bahwa peranan partai politik (Parpol) dalam menjalankan fungsi pendidikan serta kaderisasi kepemimpinan masih terhambat oleh sistem politik elektoral yang liberal kapitalistik.

Karena itu, Hasto menilai sistem Demokrasi Liberal Kapitalistik ini perlu digeser menjadi parpol yang mengedepankan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Riset dan Inovasi. Sehingga kesibukan partai tak hanya mengurus elektoral, tapi bisa berbuat keluar dalam membangun peranan Indonesia untuk dunia.

"PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu dua kali beruntun, yang paling menggelisahkan kami sebagai partai politik adalah fundamen kemajuan melalui penguasaan Iptek, riset dan inovasi masih sangat rendah," ucap Hasto, di Yogyakarta, Senin (4/7/2022).

Hal itu diungkap Hasto Kristiyanto dalam Seminar Internasional bertema Partai Politik dan Demokrasi, Dengan sub tema Peran Partai Politik Dalam Mempromosikan Keadilan dan Perdamaian Dunia (The Political Parties Roles in Promoting The World Peace Justice).

Kata dia, terjadi pergeseran sistem demokrasi di Indonesia sejak 1998 mengikuti gaya Amerika Serikat menjadi demokrasi liberal dan demokrasi elektoral. Dimana partai hanya menjadi partai elektoral yang fungsi utama Parpol hanya untuk menang pemilu. Fungsi ideal utama Partai tereduksi hanya menjadi elektoral, dan hal inilah yang harus diubah.

"Kecenderungan yang terjadi, demokrasi liberal dan demokrasi elektoral ini, kemudian membuat kaderisasi parpol tidak dilakukan dengan baik, sehingga parpol tidak mampu memberikan insentif bagi pendidikan politik dan kaderisasi kepemimpinan," tegas Hasto.

Karena itu, Hasto menilai perlu ada perubahan sistem dan paradigma politik. Tradisi intelektual harus dibangun oleh parpol, karena itulah sejatinya tradisi yang dijalankan para pemimpin bangsa dulu yang sangat intelektual. 

"Para pendiri bangsa masuk ke parpol dengan tradisi intelektual yang sangat kuat. Dengan tradisi ini, kepemimpinan intelektual memahami arah masa depan, namun membumi pada persoalan pokok bangsa. Karena itulah masuk parpol bukan dengan mencoba-coba kemudian dengan berdasarkan retorika," tegas Hasto, Doktor Ilmu Pertahanan lulusan Unhan RI itu.

"Berpartisipasi ke depan harus dimulai dengan tradisi intelektual. Sebab dengan begitu akan dibangun kepemimpinan dengan daya juang untuk mengetahui arah masa depan," ujar Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI Perjuangan. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES