Peristiwa Daerah

Curhat Pedagang Kambing di Probolinggo H-9 Idul Adha, Penjualan Lumpuh Total Imbas PMK

Jumat, 01 Juli 2022 - 16:03 | 32.98k
Pedagang kambing dan domba di pasar hewan Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo.(Foto: Dicko W/TIMES Indonesia)
Pedagang kambing dan domba di pasar hewan Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo.(Foto: Dicko W/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – H-9 menuju Idul Adha tahun 2022 ini membuat sejumlah pedagang kambing dan domba di pasar hewan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengeluhkan penjualan yang kian merosot dan mengaku lumpuh total, karena imbas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak.

Salah satunya dikeluhkan oleh Hasyim, seorang pedagang kambing dan domba di pasar hewan Kecamatan Besuk, kabupaten setempat. ia mengaku penjualannya tidak seperti tahun sebelumnya. Ia menyiapkan setidaknya belasan domba dan kurang dari 10 kambing untuk dijual pada hari raya kurban nanti.

"Kulakannya sudah beberapa bulan yang lalu. Saat ini masih laku paling dua ekor domba. Kalau domba kan murah, beda sama kambing. Meski begitu, sulit penjualannya," keluh Hasyim, saat ditemui di kandang kambing dan domba miliknya, Jumat (1/7/2022).

Dengan adanya kesulitan penjualan tersebut, ia mengaku jika dirinya mengalami turun omzet cukup besar. Bahkan lebih dari separuh dibanding tahun lalu. Biasanya dalam sepekan lagi saat tahun lalu, ia sudah mulai kulakan lagi kambing dan domba untuk dijual. Meski jumlahnya tidak sebanyak penjualan pertama.

"Biasanya sepekan lagi sudah kembali kulakan. Nah, tahun ini tidak laku. Semua itu pengaruh adanya PMK. Tentunya omzet sangat turun drastis, bahkan kami kelimpungan," keluhnya lagi.  

"Bahkan rencana saya, mau saya jual dengan mengambil keuntungan minim. Bahkan jika dihitung dengan operasional perawatan dari sebelumnya bisa dikatakan rugi," ungkapnya.

Hasim mengatakan, jika sejumlah ternak yang ia miliki, tidak ada yang terkena PMK. Meski begitu, sulitnya penjualan dikhawatirkan, ternaknya lama-lama terserang PMK.

"Ya, sekarang belum kena. Takut belakangan terkena juga. Rugi malah yang didapat. Sebab, pembeli sekarang ngajeni (milih-milih). Mau yang sehat," tutur Hasyim.

Hal senada juga diungkap oleh Lailatul Qodar, salah satu pedagang yang juga asal Besuk. Adanya PMK menyebabkan sejumlah pembeli enggan membeli ternak. Para pembeli lebih membeli dari orang yang memang sudah dipercaya dan dikenal.

"Rata-rata pembeli yang pernah ambil ke saya datang lagi. Kalau pembeli baru, masih belum ada. Sekarang, dari sekitar 60 ekor kambing dan domba yang saya siapkan untuk hari raya kurban baru 25 yang terjual," kata Lailatul Qodar.

Ia menuturkan, sulitnya pembeli disebabkan dari maraknya isu daging yang terserang PMK tidak sehat. Bahkan ada kabar, saat hewan ternak yang terserang PMK disembelih, dari dalam tubuhnya keluar ulat. Hal ini menurutnya juga mempengaruhi minat pembeli domba dan kambing.

Meski adanya sejumlah kesulitan pada usahanya, ia mengatakan bahwa harga per ekor kambing maupun domba masih relatif stabil. Untuk domba dikisaran Rp 1,5 sampai Rp 2 juta. Sementara kambing berkisar Rp 3 sampai Rp 3,5 juta.

"Ayolah, sama sama cari makan, jangan dikabarkan seperti itu. Pemerintah sudah jelas menyampaikan, bahwa tidak perlu khawatir mengkonsumsi daging, asal dimasak dengan benar. Sekarang masyarakat masih takut untuk konsumsi daging sapi, domba dan kambing. Padahal ini sudah mendekati Hari Raya Idul Adha," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES