Kesehatan

Peringati Harganas, Pemkot Probolinggo Gandeng Stakeholder Turunkan Angka Stunting

Rabu, 29 Juni 2022 - 20:14 | 52.66k
Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan Gizi di ruang Puri Manggala Bhakti, Kota Probolinggo Rabu (29/06/22). (FOTO: Diskominfo)
Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan Gizi di ruang Puri Manggala Bhakti, Kota Probolinggo Rabu (29/06/22). (FOTO: Diskominfo)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pemkot Probolinggo Jatim, menggelar Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan Gizi di ruang Puri Manggala Bhakti, Rabu (29/06/22). Dihadiri kader keluarga berencana, acara digelar dalam rangka percepatan penurunan angka stunting atau balita kerdil.

Acara dikemas bersama dengan penandatanganan kerja sama antara Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Probolinggo, dengan Kantor Kementerian Agama setempat.

Kedua pihak bersepakat melaksanakan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin, dalam rangka pelayanan kesehatan.

Habib-Hadi-Zainal-Abidin-5.jpgWali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin menyerahkan suvenir kepada peserta sosialisasi (FOTO: Diskominfo)

Acara dihadiri Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin, Ketua Tim Penggerak PKK Aminah Hadi Zainal Abidin, Ketua DPRD Abdul Mujib, Sekda drg Ninik Ira Wibawati, serta perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.

Plt Kepala Dinkes PPKB, Nurul Hasanah Hidayati menyebut, acara sosialisasi dan penandatanganan kerjasama, merupakan bagian dari rangkaian acara memperingati Hari Keluarga Nasional atau Harganas ke-29 tahun 2022.

”Kami juga telah menyelenggarakan beberapa acara selama Juni,” sebut dr. Ida, sapaan akrabnya.

Di antaranya, pelayanan KB metode kontrasepsi jangka panjang secara serentak di tempat fasilitas kesehatan; Aksi Genre (Aksi Generasi Berencana) membagikan suvenir yang didalamnya berisi edukasi tentang stunting; pemberian bantuan berupa paket tambahan nutrisi bagi keluarga balita stunting pra-sejahtera yang didukung BAZNAS.

Menurut Ida, keluarga menjadi tempat awal tumbuh-kembangnya anak dan pembentukan kepribadian.

“Dari keluarga pula, pencegahan dan percepatan penurunan jumlah stunting dimulai. Out-putnya menghasilkan sumber daya manusia unggul dan berkualitas,” jelasnya.

Sementara Wali Kota Hadi Zainal Abidin, menegaskan pentingnya keluarga terhadap upaya memperkuat ketahanan nasional. Harganas menurutnya, momentum penting untuk mengoptimalisasikan delapan fungsi keluarga.

Meliputi optimalisasi unsur agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan anggota keluarga, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan untuk mewujudkan keluarga yang berketahanan.

“Keluarga merupakan institusi berpikir dalam masyarakat, keluarga merupakan pondasi penting  awal pembentukan karakter bangsa,” tegas Habib Hadi.

Guna mewujudkan tujuan tersebut lanjut wali kota, pemerintah harus berkolaborasi dengan masyarakat. Terutama mereka yang hadir dalam sosialisasi itu. Yakni, sebagai ujung tombak dalam menggerakkan dan mengimplementasikan informasi yang didapat kepada masyarakat.

“Khususnya percepatan penurunan angka stunting, tidak ada kata terlambat, Pemkot akan terus berupaya agar stunting turun. Jadi, kalau berhasil itu adalah hasil kerja dan kekompakan kita semua. Ini tanggung jawab kita bersama,” katanya.

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Kota Probolinggo masuk dalam 15 daerah di Jatim dengan kategori hijau. Yakni daerah dengan prevalensi stunting berada di kisaran 10-20 persen.

Prevalensi stunting Kota Probolinggo menurut data SSGI 2021 adalah 19,0. Dibandingkan daerah tetangga, capaian Kota Probolinggo lebih baik. Prevalensi stunting Kabupaten Probolinggo berada di angka 23,3 atau masuk dalam kategori kuning. Yakni daerah dengan prevalensi antara 20-30 persen.

Prevalensi stunting Kota Pasuruan berada di angka 22,1 persen. Kabupaten Pasuruan di angka 21,5 persen. Situbondo di angka 23,7 persen.

Adapun Lumajang dan Bondowoso, masuk dalam ketegori merah. Yakni daerah dengan prevalensi stunting 30 persen ke atas. Prevalensi stunting Lumajang berada di angka 30,1 persen. Sedangkan Bondowoso di angka 37,0 persen. 

Berdasarkan trend, upaya penurunan prevalensi stunting oleh Pemkot Probolinggo menunjukkan hal positif. Pada 2018, prevalensi stunting di kota ini berada di angka 30,5 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES