Peristiwa Daerah

Target Tekan Pernikahan Dini Melalui Sekolah Siaga Kependudukan di 100 Lembaga

Minggu, 26 Juni 2022 - 16:03 | 43.99k
Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin saat memberikan sambutan dalam Harganas (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin saat memberikan sambutan dalam Harganas (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Salah satu pekerjaan rumah Pemerintah Kabupaten Bondowoso adalah tingginya pernikahan dini. Hal itu juga berdampak pada angka stunting di Bumi Ki Ronggo.

Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos dan PP3AKB) terus berupaya menekan pernikahan anak.

Bahkan baru Dewan Pengurus Cabang Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPKB) dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 29, di alun-alun setempat, Minggu (26/6/2022). 

Kepala Dinsos P3AKB, Anisatul Hamidah, menerangkan, IPKB ada di garda terdepan dalam mendampingi keluarga, mulai dari remaja, pernikahan, hingga melahirkan serta bina keluarga balita. 

Anggota IPKB 78 orang itu pun nantinya akan mendukung beragam kegiatan. Diantaranya pendampingan tim pendamping keluarga yang ada 1.109 PPK di Bondowoso.

Tak hanya itu, juga sudah dibentuk Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) yang ada di 100 SMP/MTs dan SMA sederajat. Selanjutnya, sekolah ini nantinya materi pelajarannya akan diintegrasikan dengan reproduksi dan pencegahan pernikahan anak.

"Selain itu, masing-masing SSK juga ada Pojok kependudukan. Kemudian ada juga sekolah perempuan (Sekoper PKH), ada juga duta gendre dalam forum anak," tuturnya. 

Menurutnya, pernikahan anak menjadi salah satu fokus penanganan untuk menekan stunting. Karena berbicara stunting tak jauh dari pernikahan dini. "Bahwa stunting tak pernah lepas dari pernikahan dini," imbuhnya. 

Ia menyebutkan saat ini angka stunting di Bondowoso berada di 37 persen. Dan berdasarkan target Presiden angka tersebut diharapkan bisa turun di angka 14 persen di tahun 2024. Dan untuk kabupaten Bondowoso tahun 2024 harus berada di angka 21 persen.

"Artinya setiap tahun harus turun minimal 5,5 persen," imbuh dia. 

Sementara itu, Bupati Salwa Arifin menjelaskan, Harganas menjadi ajang sosialisasi kepada keluarga untuk membantu percepatan penurunan stunting. Karena diketahui saat ini angka prevalensi stunting di Bondowoso sebesar 37 persen. 

"Masih ada target besar untuk mencapai angka stunting 14 persen pada 2024," paparnya saat memberikan sambutan.

Menurutnya, keluarga merupakan tonggak pertama yang harus bisa mencegah terjadinya stunting. Yakni, melalui pencegahan pernikahan dini. "Harganas ini hendaknya dapat menjadi daya ungkit keberhasilan program dan menjadi penguat komitmen bersama untuk percepatan penurunan stunting," harapnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES