Peristiwa Internasional

AS Perketat Regulasi Senjata Api Setelah Peristiwa Penembakan Massal Meningkat

Jumat, 24 Juni 2022 - 15:22 | 29.35k
Remaja Payton Gendron yang berlatar belakang tindakan rasialis telah menembaki pengunjung sebuah supermarket dan menyebabkan 10 orang meninggal dunia.(FOTO: AP Photo)
Remaja Payton Gendron yang berlatar belakang tindakan rasialis telah menembaki pengunjung sebuah supermarket dan menyebabkan 10 orang meninggal dunia.(FOTO: AP Photo)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Akhirnya Senat Amerika Serikat (AS) meloloskan UU pengendalian senjata api paling signifikan setelah hampir 30 tahun.

Lima belas anggota Partai Republik bergabung dengan Demokrat di majelis tinggi Kongres untuk menyetujui tindakan itu dengan perbandingan 65 : 33. Diloloskannya UU ini menyusul penembakan massal yang terjadi akhir-akhir ini dengan kuantitas yang cukup tinggi.

Bulan lalu di sebuah supermarket di Buffalo, New York seorang remaja, Payton Gendron, 18 menembaki pengunjungnya hingga menyebabkan 10 orang kulit hitam meninggal dunia. Remaja itu dojerat pasal terorisme.

Kejadian mengerikan terulang beberapa eaktu kemudian di Sekolah Dasar Uvalde,  Texas dimana seorang remaja Salvador Ramos, 18 menembaki guru dan anak-anak sekolah hingga menyebabkan 31 korbannya meninggal dunia dua diantaranya guru. Salvador sendiri akhirnya ditembak mati.

RUU itu saat ini harus disahkan di DPR sebelum Presiden Biden dapat menandatanganinya menjadi undang-undang. Ini bisa terjadi dalam beberapa hari. Meskipun signifikan, proposal tersebut jauh dari apa yang diminta oleh banyak Demokrat dan aktivis.

Dilansir BBC, reformasi tersebut mencakup pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat untuk pembeli di bawah 21 tahun dan $15 miliar (£12.2bn) dalam pendanaan federal untuk program kesehatan mental dan peningkatan keamanan sekolah.

Ini juga menyerukan pendanaan untuk mendorong negara bagian untuk menerapkan undang-undang "bendera merah" untuk menghapus senjata api dari orang-orang yang dianggap sebagai ancaman.

Hal itu sekaligus  menutup apa yang disebut "celah pacar" dengan memblokir penjualan senjata kepada mereka yang dihukum karena menyalahgunakan pasangan intim yang belum menikah.

RUU itu juga penting karena ini adalah pertama kalinya dalam beberapa dekade reformasi yang diusulkan telah menerima tingkat dukungan ini dari Demokrat dan Republik. Secara historis, upaya untuk memperkuat undang-undang senjata AS telah diblokir oleh partai Republik.

Senator Republik John Cornyn dari Texas, yang ikut memimpin negosiasi dengan Senator Demokrat Chris Murphy dari Connecticut mengatakan di lantai kamar, bahwa RUU itu akan membuat orang Amerika lebih aman.

"Saya tidak percaya melakukan apa-apa dalam menghadapi apa yang kita lihat di Uvalde dan apa yang telah kita lihat di terlalu banyak komunitas. Tidak melakukan apa-apa adalah pelepasan tanggung jawab kami sebagai perwakilan rakyat Amerika di sini di Senat Amerika Serikat," kata Cornyn.

Pemimpin Mayoritas Senat Demokrat, Chuck Schumer juga mengatakan: "Ini bukan obat untuk semua cara kekerasan senjata mempengaruhi bangsa kita, tetapi ini adalah langkah yang sudah lama tertunda ke arah yang benar."

Kelompok keamanan senjata March For Our Lives yang didirikan oleh para penyintas penembakan sekolah Parkland 2018 di Florida menyambut baik kemajuan RUU tersebut.

"Kami tahu ada BANYAK pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengakhiri epidemi ini. Tetapi banyak kerja keras yang membuat kami sampai malam ini. Kami menolak untuk berhenti atau dibungkam. Mengakhiri kekerasan senjata api adalah perjuangan seumur hidup kami," cuit kelompok aktivis di A​​​​​​​S itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES