Ekonomi

UMKM di Banyuwangi Makin Naik Kelas

Jumat, 24 Juni 2022 - 14:33 | 49.64k
Kunjungan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani ke Bangorejo Collection, salah satu UMKM di Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Laila Yasmin/ TIMES Indonesia)
Kunjungan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani ke Bangorejo Collection, salah satu UMKM di Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Laila Yasmin/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Perlahan tapi pasti, semangat untuk kembali bangkit para pelaku UMKM di Banyuwangi terus menggeliat. Salah satunya seperti Arila Ika, pemilik usaha tas spunbond asal Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo. Dengan konsisten untuk optimis serta penuh kegigihan, usahanya yang sempat terpuruk karena pandemi covid-19 kini berangsur membaik.

Pandemi Covid-19 telah membawa perekonomian nasional hingga global menuju resesi ekonomi. Hal ini dapat ditandai dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan global yang mengarah ke negatif atau kontraksi. Kontraksi tersebut disinyalir disebabkan oleh penurunan konsumsi rumah tangga akibat pembatasan sosial dalam pencegahan Covid-19. 

Pandemi menyebabkan 63,9% UMKM mengalami penurunan omzet lebih dari 30%. Dalam hal ini, pemerintah menggalakkan upaya untuk membangkitkan kembali sektor UMKM.

Hasilnya, situasi yang menimpa pelaku UMKM mulai membaik beberapa waktu belakangan. Pelonggaran ekonomi yang diterapkan bertahap seiring dengan perbaikan pengendalian Covid-19 telah menghasilkan dampak positif. 

Ipuk-Fiestiandani-2.jpg

“Alhamdulillah saat ini, perekonomian sudah berangsur pulih. Pesanan tas saya mulai banyak,” cerita Arila saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), di Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Rabu (22/6/2022).

Seperti yang diketahui, demi bertahan, pelaku UMKM melakukan berbagai efisiensi, seperti menurunkan produksi barang/jasa, mengurangi jam kerja jumlah karyawan. Akan tetapi, ada pula UMKM yang berinovasi untuk mengambil langkah berbeda, yakni menambah saluran pemasaran.

“Selain menerima pesanan areal Banyuwangi, kami juga pasarkan secara online lewat e-commerce,” ujar Arila.

Di era ini, pelaku UMKM mulai bangkit dengan memanfaatkan perkembangan Digitalisasi. Dengan pendayagunaan yang tepat, tentunya dapat mempermudah para pelaku usaha. Contohnya nyata yaitu untuk memasarkan produk melalui media sosial. Digitalisasi berguna dalam penjualan produk, transaksi hingga pembayaran.

Dalam sebulan, Arila mengaku bisa menjual 6.000-10.000 buah tas spunbond dengan berbagai ukuran. Baik yang rutin dipasarkan di sejumlah supermarket, maupun orderan langsung dari masyarakat. Harga yang ditawarkan mulai Rp.1.500-Rp.15.000 per buah, tergantung ukuran dan ketebalan bahannya.

Sebelum pandemi, pemilik usaha ‘’Bangorejo Collection” itu mengatakan setiap bulan bisa menjual lebih dari 15.000 buah tas spunbond. Meski kini secara jumlah menurun, pihaknya bersyukur usahanya sudah mulai kembali bergeliat. Orderan tasnya mulai banyak. Bahkan dua bulan terakhir Arila mulai membuat produk baru, kotak hantaran dan souvenir.

“Kami manfaatkan kain-kain dan bahan sisa supaya tidak terbuang. Alhamdulillah respon pasar juga bagus,” papar Arila.

Ipuk-Fiestiandani-3.jpg

Arila menceritakan, usahanya membuat tas spunbond mulai dirintis pada 2014. Dia mengelola usahanya bersama suami. Saat ini, mereka memiliki 20 pekerja yang bertugas menjahit, menyerut, memotong bahan, serta memasang asesoris.

Mereka memberdayakan ibu-ibu dan warga di sekitar tempat tinggalnya. Termasuk penyandang disabilitas. Tiga orang dari puluhan pekerjanya adalah penyandang disabilitas.

Bupati Ipuk Fiestiandani bangga dengan semangat dan usaha pantang menyerah para pelaku UMKM. "Terima kasih untuk tidak menyerah dengan keadaan," kata Ipuk.

Ipuk juga mengapresiasi keputusan Arila dan suami memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.“Ini patut dicontoh para pengusaha yang lain. Teman-teman disabilitas juga sama seperti lainnya. Memberikan kesempatan mereka untuk berkarya, artinya kita membantu mereka untuk berdaya,” ujar Ipuk.

Seorang teman daksa, Krisna, mengaku senang bisa bekerja di Bangorejo Collection. “Alhamdulillah ada yang mau nerima kerja. Bersyukur sekali saya bisa kerja dekat rumah,” kata Krisna yang kebagian tugas menjahit. 

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih akan mewarnai kehidupan masyarakat saat ini, tentu usaha kecil yang tumbuh menjadi bisnis besar akan menghadirkan multiplier effect yang luar biasa terhadap perekonomian Tanah Air. Sehingga, diharapkan kebangkitan ekonomi nantinya dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.(*)

Pewarta : Laila Yasmin

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES